Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Peran Guru Terhadap Psikologi Peserta Didik


A.    Peran Guru Terhadap Psikologi Peserta Didik     
Peran Guru Terhadap Psikologi Peserta Didik
                 
Berbicara mengenai pembinaan sikap mental anak, maka bahasan tersebut memasuki ranah psikologis, sebagai guru profesiomal dituntut untuk dapat berbuat banyak hal berkaitan dengan pendidikan selain mengajar guru juga melakukan pendidikan, pembinaan terhadap anak didiknya. Maka tidak salah jika guru berperan sebagai psikolog bagi anak didiknya. Peran guru secara psikologis, karena guru dipandang sebagai berikut:
Pertama, Ahli psikologis pendidikan yaitu petugas dalam bidang pendidikan, yang melaksanakan tugas-tugasnya atas dasar prinsip psikologi. Kedua, Seniman dalam hubungan antara manusia (artist in human relation) yaitu orang yang membuat hubungan antar manusia untuk tujuan tetentu, dengan menggunakan teknik tertentu, khususnya dalam kegiatan pendidikan. Ketiga, Pembentuk kelompok sebagai jalan atau jalan pendidikan. Keempat, Catalytic, yaitu orang yang mempunyai pengaruh dalam menimbulkan pembaharuan sering pula peranan ini disebut sebagai inovator (pembaharu). Kelima, Petugas kesehatan mental (mental hygiene worker) yang bertanggung jawab terhadap pembinaan kesehatan mental khususnya kesehatan mental siswa.[1]

Perbedaan karakter yang dimiliki masing-masing anak menjadikan guru sebagai pendidik harus mampu memahami perbedaan setiap individu murid.  Peran guru secara psikologis juga harus dapat membimbing, anak didiknya atas kelancaran proses pembentukan jati diri. Guru berkewajiban memberikan bantuan kepada murid agar mereka mampu menemukan masalahnya sendiri, mengenal diri sendiri dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya.[2]Anak didik membutuhkan bantuan guru dalam mengatasi kesulitan-kesulitan pribadi, kesulitan pendidikan, kesulitan dalam hubungan sosial dan lain-lain. Oleh karenanya guru perlu memahami dengan baik tentang teknik bimbingan kelompok, penyuluhan individual, teknik evaluasi, psikologi kepribadian, psikologi belajar sehingga dapat dipahami bahwa pembimbing yang terdekat dengan anak didik adalah guru.
Sebagai pembimbing dalam belajar guru diharapkan mampu untuk:
Pertama, Mengenal dan memahami setiap siswa baik secara individu maupun kelompok. Kedua, Memberikan penerangan kepada siswa mengenai hal-hal yang diperlukan dalam proses belajar. Ketiga, Memberikan kesempatan yang memadai agar setiap siswa dapat belajar sesuai dengan kemampuan pribadinya. Keempat, Membantu setiap siswa dalam mengatasi masalah-masalah pribadi yang dihadapinya. Kelima, Menilai keberhasilan setiap langkah kegiatan yang telah dilakukannya.[3]

Berdasarkan paparan diatas dapat disimpulkan bahwa peran guru secara psikologis memang mutlak adanya karena yang dihadapi guru adalah makhluk sosial dengan berbagai permasalahan yang muncul, serta tantangan hidup yang dihadapi anak semakin kompleks.
Guru dalam menjalankan perannya sebagai pendidik bagi peserta didiknya, tentunya dituntut memahami tentang berbagai aspek perilaku dirinya maupun perilaku orang-orang yang terkait dengan tugasnya, terutama perilaku peserta didik dengan segala aspeknya, sehingga dapat menjalankan tugas dan perannya secara efektif yang pada gilirannya dapat memberikan kontribusi nyata bagi pencapaian tujuan pendidikan di sekolah.
Pentingnya psikologi pendidikan bagi guru merupakan sebuah kebutuhan. Psikologi pendidikan yang merupakan ilmu terapan dari dua disiplin ilmu yang berbeda antara psikologi dan pendidikan. Seorang guru harus menguasai kedua disiplin ilmu (irisan ilmu antara psikologi dan pendidikan) tersebu guru dalam menjalankan perannya sebagai pembimbing, pendidik dan pelatih bagi para peserta didiknya, tentunya dituntut memahami tentang berbagai aspek perilaku dirinya maupun perilaku orang-orang yang terkait dengan tugasnya, terutama perilaku peserta didik dengan segala aspeknya, sehingga dapat menjalankan tugas dan perannya secara efektif, yang pada gilirannya dapat memberikan kontribusi nyata bagi pencapaian tujuan pendidikan di sekolah.



                [1] Ahmad Sabri, Strategi belajar Mengajar & Micro Teaching, (Bandung:Quantum Teaching, 2010), hal. 74.
                [2] Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), Cet XI, hal.124.
                [3] Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), hal. 100.