Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

faktor-faktor pembentukan keluarga dalam Islam


BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang Masalah

Kemajuan dan kemajuan suatu bangsa sangat tergantung kepada pengabdian warga negara, sedangkan kemampuan dan pengabdian warga negara tersebut sangat tergantung akan pendidikan yang diusahakan di negara yang bersangkutan. Oleh sebab itu sudah sewajarnya bagi suatu bangsa yang ingin maju dan berkembang perlu memiliki perhatian yang besar terhadap pembaharuan sistem pendidikan sistem yang dianutnya sesuai dengan perkembangan zaman, karena pendidikan merupakan tanggung jawab penyelenggaraan pendidikan, keluarga mempunyai peranan penting dalam membimbing putra-putri sebagai amanah atas setiap pundak orang tua harus di bimbing dan diarahkan untuk memperoleh pendidikan yang layak menuju manusia yang berguna bagi bangsa dan negara. Dalam hal memajukan pendidikan semua pihak dituntut bekerja keras dan mempunyai tanggung jawab yang sama sesuai dengan fungsi masing-masing sehingga pendidikan itu tercapai sebagaimana yang di harapkan.
Keluarga adalah tatanan kehidupan masyarakat terkecil yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak. “Keluarga inti adalah keluarga yang terdiri dari anggota inti yang disebut dengan keluarga primer”[1]. Sedangkan keluarga yang sudah ditambah dengan anggota lainnya menjadi lebih besar disebut dengan keluarga sekunder artinya ada anggota lain yang diluar anggota inti dalam hubungan sedarah (bukan kandung) atau tidak. Keluarga inti adalah keluarga yang terdiri dari anggota ayah sebagai pemimpin keluarga, ibu sebagai penyeimbang dan wakil ayah dalam keluarga, dan anak sebagai buah hati kelengkapan sebuah keluarga.
Kedudukan keluarga bagi masyarakat sangat dihormati keberadaannya, bahkan sebagian wilayah dalam tatanan budaya lokal tertentu kelengkapan sebuah keluarga menjadi suatu kehormatan yang sangat berarti. Namun tidak berarti bahwa kondisi keluarga yang tidak lengkap sebagai akibat dari penceraian harus dibuang. Kedudukan keluarga memiliki arti penting dan strategis buat kehidupan anak, sebab anak pertama kali memperoleh pendidikan, perlindungan di dalam keluarganya. Perbedaan latar belakang budaya lokal, tidak menjadi perbedaan mencolok di dalam menerapkan pendidikan bagi anak di dalam lingkungan keluarga.
Selain itu keluarga merupakan pewaris nilai-nilai pendidikan ajaran Islam dan tempat pertama untuk membina rasa malu pada anak, maka keluarga perlu menciptakan suasana aman dalam kehidupan dirumah tangga bagi setiap anggota keluarganya, keretakan keluarga berakibat keretakan jiwa anggota keluarga lainnya, maka ia akan merasa tidak aman dan merasa kehilangan tempat berpijak sehingga kepribadiannya pun tumbuh kearah yang kurang mengenal kasih sayang pula, hal ini disebabkan ”karena orang itu merupakan pusat kehiudupan rohani si anak dan sebagai penyebab berkenalannya dengan dunia luar ”.[2]
Dalam hal ini, untuk dapat menentukan status manusia sebagaimana mestinya, anak harus mendapat pendidikan. Pendidikan yang utama adalah dari orang tua, karena orang tua sangat berpengaruh bagi tumbuh dan kembang anak-anaknya. Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh Zuhairini dalam bukunya Filsafat Pendidikan Islam bahwa ”orang tua yang mendidik anaknya untuk berbuat baik dalam memberikan keteladanan kepada anak maka anak akan mencontoh prilaku orang tuanya dengan baik, sebaliknya bila anak tidak mendapatkan keteladanan yang baik dari orang tuanya atau orang tua bersifat apatis terhadap anaknya, maka anak akan cenderung ke arah yang tidak baik”.[3]
Dengan demikian, bimbingan orang tua memegang kedudukan yang sangat penting dalam membina dan membentuk pribadi anak yang berakhlak mulia, karena baik buruknya akhlak seorang anak tergantung pada pendidikan dari orang tuanya. Anak yang lahir belum ada pengaruh apa-apa dan jiwanya dalam keadaan kosong dan bersih dari semua pengaruh, orang tuanyalah yang pertama mengisi jiwa anak tersebut dengan pendidikan, maka jika yang kosong itu di isi dengan pendidikan yang baik maka baiklah anak tersebut, bila pendidikan yang diberikan tersebut buruk, maka buruklah sifat anak tersebut sesuai dengan pendidikan yang diterimanya. Di sinilah wujud keluarga sebagai faktor utama dalam masalah pendidikan anak, karena disinilah anak itu dilahirkan, dipelihara sampai besar dan dipenuhi seluruh kebutuhannya untuk menentukan hidupnya dimasa yang akan datang.
Sebagaimana Hadis Nabi Saw., yang diriwayatkan dari Abu Hurairah sebagai berikut :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ؛ أَنَّهُ كَانَ يَقُوْلُ:قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : مَا مِنْ مَوْلُوْدٍ إِلاَّ يُوْلَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ. فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ وَيُنَصِّرَانِهِ وَيُمَجِّسَانِهِ. (رواه البخارى)[4]
Artinya: Dari Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda: Setiap anak itu dilahirkan dalam keadaan fitrah. Kedua orang tuanyalah yang membuatnya menjadi seorang Yahudi, seorang Nasrani maupun seorang Majusi.. (H.R. Bukhari).

Menurut pendapat M. Arifin, dalam bukunya yang berjudul Hubungan Timbal Balik di Lingkungan Sekolah Dan Keluarga, mengemukakan sebagai berikut :
Keluarga adalah lingkungan pertama bagi anak, keluarga memberi contoh sikap anak terhadap orang lain, benda-benda dan kehidupan pada umumnya, anak menjadikan keluarga sebagai modal dari penyesuaian dirinya dengan kehidupan. Bila keluarga tidak dapat dipakai sebagai standr penyesuaian diri dengan sebaik-baiknya, maka hal ini akan menimbulkan problema psikologis anak sebagai problema tingkah laku kepada keluarganya.[5]

Di sinilah keluarga memiliki peranan yang cukup menentukan dalam mempersiapkan kader-kader yang berkualitas dan beriman. Hal ini hanya dapat dicapai dengan jalan pendidikan yang berorientasi kepada ajaran agama, sehingga pembinaan dan pembentukan watak anak lebih menjurus kepada yang islami dan diridhai oleh Allah Swt.
Dari latar belakang tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti dengan judul Kedudukan Keluarga dalam Islam.”
B.    Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penulisan skripsi ini adalah sebagi berikut:
1.     Bagaimana hakikat keluarga dalam Islam?
2.     Apa sajakah faktor-faktor pembentukan keluarga dalam Islam?
3.     Apa sajakah komponen tujuan keluarga?
4.     Bagaimanakah keluarga sakinah dalam Islam?
C.    Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah sebagi berikut:
1.     Untuk mengetahui hakikat keluarga dalam Islam.
2.     Untuk mengetahui faktor-faktor pembentukan keluarga dalam Islam.
3.     Untuk mengetahui komponen tujuan keluarga.
4.     Untuk mengetahui keluarga sakinah dalam Islam.
D.    Penjelasan Istilah

Adapun istilah yang terdapat dalam judul skripsi ini yang perlu penulis jelaskan adalah sebagai berikut:
1.     Kedudukan Keluarga
Kata kedudukan dalam bahasa Indonesia berasal dari kata ”duduk” dengan berawalan ”ke” dan berakhiran ”an” yang artinya letak atau tempat suatu benda, tingkatan, tingkatan, status (keadaan atau tingkatan orang) badan negara.[6] Jadi yang penulis maksudkan dengan kedudukan dalam judul skripsi ini adalah tingkatan/letak kedudukan pendidikan keluarga dalam pencapaian tujuan pendidikan Islam.
Sedangkan keluarga adalah satuan sosial yang pertama dan lingkungan yang paling pokok untuk memelihara manusia, oleh sebab itu keluarga merupakan faktor yang kuat dalam menentukan perkembangan anak, sebab kehidupan anak dalam keluarga lebih lama sampai mengambil sepertiga dari waktu kehidupannya dan lama fase anak tergantung pada sistem sosial ekonomi yang berlaku pada keluarga dan masyarakat.[7]
Adil Fathi Abdullah dalam bukunya Rahasia Muslimah Idaman menyebutkan “keluarga adalah umat kecil yang memiliki pimpinan dan anggotanya mempunyai pembagian tugas dan kerja serta hak-hak dan kewajiban bagi masing-masing anggotanya.[8]
Keluarga yang dimaksud di sini adalah yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak, dan famili-famili terdekat yang ikut memegang peranan penting dalam pembinaan rumah tangga dimana mereka harus menunaikan hak dan kewajibannya masing-masing untuk ketentraman dan keselamatan tersebut.
2.     Islam
Secara etimologis (asal-usul kata, lughawi) kata “Islam” berasal dari bahasa Arab: salima yang artinya selamat[9]. Dari kata itu terbentuk aslama yang artinya menyerahkan diri atau tunduk dan patuh. Sebagaimana firman Allah Swt, Islam, Arab: al-islām, الإسلام Tentang suara ini dengarkan: "berserah diri kepada Tuhan") adalah agama yang mengimani satu Tuhan, yaitu Allah. Dengan lebih dari satu seperempat miliar orang pengikut di seluruh dunia, menjadikan Islam sebagai agama terbesar kedua di dunia setelah agama Kristen. Islam memiliki arti "penyerahan", atau penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan (Arab: الله, Allāh)[10].
Pengikut ajaran Islam dikenal dengan sebutan Muslim yang berarti "seorang yang tunduk kepada Tuhan"[11], atau lebih lengkapnya adalah Muslimin bagi laki-laki dan Muslimat bagi perempuan. Islam mengajarkan bahwa Allah menurunkan firman-Nya kepada manusia melalui para nabi dan rasul utusan-Nya, dan meyakini dengan sungguh-sungguh bahwa Muhammad adalah nabi dan rasul terakhir yang diutus ke dunia oleh Allah.
E.    Kegunaan Penelitian

Adapun yang menjadi kegunaan penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah sebagi berikut:
              Secara teoritis pembahasan ini bermanfaat bagi para pelaku pendidikan, secara umum dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan khususnya mengenai kedudukan keluarga dalam Islam. Selain itu  hasil pembahasan ini dapat di jadikan bahan kajian bidang study pendidikan.
              Secara praktis, hasil pembahasan ini dapat memberikan arti dan nilai tambah dalam memperbaiki dan mengaplikasikan metode kedudukan keluarga dalam Islam ini dalam pelaksanaannya. Dengan demikian, pembahasan ini di harapkan dapat menjadi tambahan referensi dalam dunia pendidikan, khususnya dalam dunia pendidikan Islam.
F.     Metodelogi Penelitian

1.     Jenis penelitian

Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (Library Research). Metode ini digunakan untuk memperoleh data yang ada berkaitan dengan teori-teori pendidikan, khususnya kedudukan keluarga dalam Islam. Di samping literatur tentang metodologi penelitian dan referensi lainnya yang berhubungan dengan variabel penelitian dengan cara membaca, menelaah dan menganalisa.
2.     Metode Penelitian

Adapun metode yang penulis digunakan dalam penulisan ini adalah metode deskriptif, yaitu suatu metode pemecahan masalah yang ada masa sekarang meliputi pencatatan, penguraian, penafsiran dan analisa terhadap data yang ada, sehingga menjadi suatu karya tulis yang rapi dan utuh. Penelitian ini akan menjelaskan kedudukan keluarga dalam Islam.
3.     Ruang Lingkup Penelitian

Adapun yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
NO
Ruang Lingkup Penelitian
Hasil Yang diharapkan

1
Hakikat keluarga dalam Islam

1.     Keluarga sebagai pusat pendidikan
2.     Keluarga sebagai tempat berkembang anak-nak
2
Faktor-faktor pembentukan keluarga dalam Islam
1.    Keteladanan
2.    Pembiasaan
3
Komponen tujuan keluarga

1.     Pengertian
2.     Tujuan
4
Keluarga sakinah dalam Islam

1.     Membiasakan syariat dalam rumah tangga      
2.     Memberikan contoh teladan yang baik                                  
3.     Saling berlapang dada dan terbuka dalam menyelesaikan masalah

4.     Sumber Data

1)     Data primer adalah sumber data yang langsung dan segera diperoleh dari sumber data dan penyelidik untuk tujuan penelitian.[12]. Adapun sumber data primer dalam penelitian ini adalah M. Nasir Budiman, Pendidikan Dalam Persepektif Al-Qur'an, Jakarta: Madani Press, 2001, Khursyid  Ahmad,  Prinsip-prinsip Pendidikan Islam, terj. A.S Robith Surabaya: Pustaka Progresif, 1992, Abdul Fatah Jalal, Azas-azas Pendidikan Islam, Bandung: Diponegoro, 1988, Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan Suatu Analisa Psikologi dan Pendidikan, Jakarta: Al-Husna Zikra, 1995, Zakiah Daradjat, Garis-Garis Besar Pendidikan Keluarga, Jakarta: Bina Aksara, 1996, Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Cet. II, Bandung: Sinar Baru, 1991
2)     Data skunder yaitu sumber data yang mendukung dan melengkapi sumber data primer tersebut yaitu buku Metode Pendidikan Qur’ani ; Teori dan Aplikasi,”, karya Syahidin yang diterbitkan Misaka Galiza, 1999. Tafsir al-Azhar, karya Hamka, yang diterbitkan Pustaka Panji Mas, 1988. Cahaya al-Qur-an karya M. Ali Ash-Shabuny yang diterbitkan Pustaka al-Kautsar, 2002. Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah, dan Masyarakat karya Abdurrahman An Nahlawi yang diterbitkan Gema Insani Press. 1996., Ilmu Pendidikan II karya M. Nasir Budiman yang diterbitkan Fakultas Tarbiyah, Banda Aceh, 2000, Beberapa  Pemikiran  tentang Pendidikan Islam karya Hasan Langgulung yang diterbitkan Al-ma'arif, 1991, Kreativitas, Kebudayaan, dan Perkembangan Iptek karya Dedi Supriadi yang diterbitkan Alfabetha, 1994, Kreativitas dan Keberbakatan karya  Utami Munandar. SC, yang diterbitkan Gramedia Pustaka Utama, 2002, A, Mural HM. Tahir, Kamus Ilmu Jiwa Pendidikan, yang diterbitkan Al-Ma’rif, 1977.
5.     Tehnik Pengumpulan Data

Adapun tehnik pengumpulan data yang penulis gunakan adalah teknik Library Research yaitu menelaah buku-buku, teks dan literature-literature yang berkaitan dengan permasalahan di atas.[13] Suatu metode pengumpulan data atau bahan melalui perpustakaan yaitu dengan membaca dan menganalisa buku-buku, majalah-majalah yang ada kaitannya dengan masalah yang penulis teliti. Selain itu juga akan memanfaatkan fasilitas internet untuk memperoleh literatur-literatur yang berhubungan dengan skripsi ini.


6.     Tehnik Analisa Data

Teknik analisis data adalah proses kategori urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar, ia membedakannya dengan penafsiran yaitu memberikan arti yang signifikan terhadap analisis, menjelaskan pola uraian dan mencari hubungan di antara dimensi-dimensi uraian.
Menurut Lexy J. Moleong, analisis data adalah yakni suatu teknik penelitian untuk membuat inferensi dengan mengidentifikasi karakter khusus secara obyektif dan sistematik yang menghasilkan deskripsi yang obyektif, sistematik mengenai isi yang terungkap dalam komunikasi.[14]
G.   Kajian Terdahulu

Diantara para peneliti sebelumnya, antara lain :
Nama: Aisyah Nim: A. 284084/3034 Sekolah Tinggi Agama Islam Almuslim Matangglumpangdua Bireuen Pada tahun 2011 dengan judul dengan judul skripsi Efektifitas Pendidikan Rumah Tangga Terhadap Anak di Gampong Juli  Tambo Tanjong Kecamatan Juli Kabupaten Bireuen metode yang digunakan dalam penelitiannya adalah metode Deskritif Kualitatif dengan kesimpulan sebagai berikut:
1.     Kedudukan pendidikan rumah tangga terhadap anak di Gampong Juli Tambo Tanjong Kecamatan Juli Kabupaten Bireuen Orang tua anak belum berperan aktif dalam pendidikan rumah tangga bagi anaknya. Oleh karena itu tingkat keberhasilan anaknya di rumah tangga belum mencapai hasil yang memuaskan.
2.     Usaha orang tua dalam mendidik anak di Gampong Juli Tambo Tanjong Kecamatan Juli Kabupaten Bireuen adalah orang tua dalam mendidik anak adalah mengantarkan mereka ke lembaga pendidikan formal maupun non formal sehingga anak mendapatkan ilmu pengetahuan baik pengetahuan umum maupn pengetahuan agamanya dan memberikan pendidikan agama kepada anak secara contiunitas harus terus dilakukan, agar kelak anak dapat menjadi teladan bagi keluarga, masyarakat dan bangsa ini.
3.     Kendala-kendala orang tua dalam mendidik anak di Gampong Juli Tambo Tanjong Kecamatan Juli Kabupaten Bireuen adalah faktor rumah, faktor sekolah, faktor media elektronik dan cetak, faktor internet, faktor telepon Telepon, faktor teman dan Sahabat.



               [1] Ishak Soleh, Manajemen Rumah Tangga, (Bandung: Angkasa,1994), hal. 18.
[2]Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1992), hal. 178.  
[3]Ibid., hal. 180.
[4]Imam Bukhari, Shahih Bukhari, Juz. II, (Cairo: Darul Mathba’ah asy-Sya’biah, t.t.), hal. 125.

[5] M Arifin, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama diLingkungan Sekolah dan Keluarga, (Jakarta: Bulan Bintang,1997), hal. 86.
[6]Tim Penyusun Kamus Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1989), hal. 483.
[7]Akta, Ilmu Jiwa Perkembangan, (Banda Aceh: LPP IAIN Ar-Raniry, 1969), hal. 214.

[8] Adil Fathi Abdullah, Rahasia Muslimah Idaman, Cet I, (Jakarta: Qultum Media, 2007), hal. 15.

               [9] Nasruddin Razak, Dienul Islam, (Bandung:  Al-Ma’arif 1989), hal. 56-57.

               [10] Endang Saifuddin Anshari, Kuliah Al-Islam, (Bandung: Putra Rizki, 1978), hal. 28.

               [11] Ibid., hal. 29.
[12] Winarmo Surachmad,. Dasar dan Teknik Research Pengantar Metodologi Ilmiah,             (Bandung: Angkasa, 1987), hal. 163.
[13]Kartini, Pengantar Metodologi Research Sosial, (Bandung: Alumni, 1980), hal. 28.
[14]Lexy J., Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), hal. 44.