Fungsi Orang Tua Terhadap Anak
A. Fungsi Orang Tua Terhadap Anak
Orang tua merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak-anak mereka,
karena dari mereka anak-anak mula-mula menerima pendidikan. Corak pendidikan
dalam rumah tangga secara umum tidak berpangkal tolak dari kesadaran dan
pengertian yang lahir dari pengetahuan mendidik, melainkan secara kodrati
suasana dan strukturnya memberikan kemungkinan alami membangun situsi atau
iklim pendidikan.
Membicarakan fungsi orang tua terhadap anak tidak terlepas dengan
membicarakan keluarga. Keluarga dibentuk untuk reproduksi, keturunan, ini
merupakan tugas suci agama yang dibebankan kepada manusia-transmisi pertama
melalui fisik. Keluarga adalah sebuah tatanan fitrah yang Allah tetapkan bagii
jenis manusia. Bahkan para Rasul dan Nabi Allah pun menjalani hidup
berkeluarga. Hal itu membuktikan bahwa keluarga adalah sebuah institusi suci,
mengandung hikmah dan memiliki misi Ilahiah secara abadi. Seperti termaktub pada surat Al-A’raf ayat 189 sebagai
berikut:
هُوَ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ
وَاحِدَةٍ وَجَعَلَ مِنْهَا زَوْجَهَا لِيَسْكُنَ إِلَيْهَا فَلَمَّا تَغَشَّاهَا
حَمَلَتْ حَمْلاً خَفِيفاً فَمَرَّتْ بِهِ فَلَمَّا أَثْقَلَت دَّعَوَا اللّهَ
رَبَّهُمَا لَئِنْ آتَيْتَنَا صَالِحاً لَّنَكُونَنَّ مِنَ الشَّاكِرِينَ) الأعراف: ١٨٩(
Artinya: Dialah yang menciptakan
kamu dari diri yang satu dan dari padanya dia menciptakan isterinya, agar dia
merasa senang kepadanya. Maka setelah dicampurinya, isterinya itu mengandung
kandungan yang ringan, dan teruslah dia merasa ringan. Kemudian tatkala dia
merasa berat, keduanya bermohon kepada Allah, Tuhannya seraya berkata:
"Sesungguhnya jika Engkau memberi kami anak yang saleh, tentulah kami termasuk
orang-orang yang bersyukur.(Qs. Al-A’raf: 189)
Perjalanan keluarga selanjutnya mengharuskan ia bertanggung jawab, dalam
bentuk pemeliharaan yang harus diselenggarakan demi kesejahteraan keluarga,
anak-anak perlu pakaian yang baik, kebersihan, permainan yang sehat, makanan
yang bergizi.
Lebih jauh
keluarga berjalan mengharuskan ia menyelenggarakan sosialisasi, memberikan arah
pendidikan, pengisian jiwa yang baik dan bimbingan kejiwaan. Pewarisan nilai
kemanusiaan, yang minimal dikemudian hari dapat menciptakan manusia damai, anak
shaleh yang suka mendoakan orang tua secara teratur, yang mengembangkan
kesejahteraan sosial dan ekonomi umat manusia yang mampu menjaga dan
melaksanakan hak azasi kemanusiaan yang adil dan beradab dan yang mampu menjaga
kualitas dan moralitas lingkungan hidup.[1]
Keluarga memiliki tujuan dan fungsi utama dan suci sepanjang masa. Diantara
tujuan dan fungsinya itu adalah:
Pertama, Pemeliharaan dan kesinambungan suku bangsa. Kedua,
Perlindungan moral. Ketiga, Stabilitas psiko-emosional (cinta dan
kebijakan). Keempat, Sosialisasi dan orientasi nilai. Kelima, Keterjaminan
sosial dan ekonomi. Keenam, Memperluas ikatan keluarga dan membantuk
kesatuan sosial dalam masyarakat. Ketujuh, Dorongan untuk berusaha dan
berkorban.[2]
Fungsi orang tua menurut Zakiah Daradjat dkk, adalah:
Pertama, Pendidik yang harus memberikan pengetahuan,
sikap dan ketrampilan terhadap anggota keluarga yang lain di dalam
kehidupannya. Kedua, Pemimpin keluarga yang harus mengatur kehidupan
anggota. Ketiga, Contoh yang merupakan tipe ideal di dalam kehidupan
dunia. Keempat, Penanggung jawab di dalam kehidupan baik yang bersifat
fisik dan materiel maupun mental spiritual keseluruhan anggota keluarga.[3]
Secara umum dapat dikatakan, bahwa bagaimana pengaruh orang tua terhadap
perkembangan perilaku kepribadian anaknya ditentukan oleh sikap, perilaku dan
kepribadian orangtua.[4]
Sehingga fungsi orang tua sangat dominan pada diri anak. Diantaranya sebagai
pendorong kemajuan.
Contoh perilaku orang tua yang menerima anak: Pertama, Menunjukkan
perhatian dan kasih sayang. Kedua, Berperan serta dalam kegiatan anak. Ketiga,
Perhatian terhadap prestasi sekolah anak. Keempat, Percaya pada anak.
Kelima, Tidak mengharapkan terlalu dari anak. Keenam, Memberi
dorongan dan nasehat kebijaksanaan pada anak.[5]
Dengan demikian yang dihasilkan oleh anak-anak dari orangtuanya bukan hanya
berupa harta benda semata tetapi juga nilai-nilai yang bermanfaat dalam
kehidupan yang dinamis dan kreatif.
[2] Muhammad
Thalib, Ensiklopedi Keluarga Sakinah XIII, (Praktik Rasulullah
Mendidik Anak), (Yogyakarta: Pro-U Media, 2008), hal. 6.