Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Hubungan Antara Kepala Desa dan Tokoh Masyarakat dalam Pembangunan Desa


BAB SATU
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang Masalah
Indonesia sebagai Negara yang sedang berkembang, saat ini sedang giat-giatnya melaksanakan pembangunan di segala bidang demi terwujudnya cita-cita Negara yaitu masyarakat yang adil dan makmur, yang merata materil dan spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945.
Pembangunan nasional meliputi berbagai aspek kehidupan manusia, yang diantaranya adalah bidang fisik maupun pembangunan mental. Hal ini sangat penting karena pembangunan merupakan tulang punggung bagi suatu Negara. Apabila pembangunan telah dilakukan secara merata di suatu Negara stabil maka akan stabil pula Negara tersebut.
Salah satu bentuk kegiatan dari pembangunan yang memegang peranan penting adalah kegiatan pembangunan berbagai sarana dan fasilitas kehidupan sosial kemasyarakatan seperti bidang pendidikan, kesehatan, perekonomian dan sebagainya. Pembangunan sektor pendidikan merupakan usaha yang terpenting dilakukan, karena pendidikan merupakan ujung tombak maju mundurnya sebuah Negara. Demikian pula halnya dengan pembangunan sector kesehatan, berupa pendirian sarana kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas dan posyandu. Di sisi lain, pembangunan ekonomi juga tidak kalah pentingnya yang merupakan salah satu usaha meningkatkan taraf kehidupan masyarakat.
Oleh karena itu, dalam pembangunan tersebut masyarakat sebagai kader pembangunan perlu dilibatkan secara langsung. Hal ini sesuai dengan pendapat Kerton yang menyatakan bahwa:
Pembangunan yang berorientasi pada pembangunan manusia ini, dalam pelaksanaannya sangat mensyaratkan keterlibatan lansgung masyarakat sebagai penerima program pembangunan. Karena hanya dengan parstisipasi masyarakat penerima program, maka hasil pembangunan akan sesuai dengan aspirasi dan kebutuhan masyarakat itu sendiri. Dengan adanya kesesuaian, maka hasil pembangunan akan memberikan manfaat yang optimal bagi pemenuhan kebutuhan masyarakat. Oleh karenanya salah satu indicator keberhasilan pembangunan adalah adanya parstisipasi masyarakat sebagai penerima program pembangunan (Kerton, 1993: 71).

Demikian pula pembangunan sebagai proses peningkatan kemampuan manusia untuk menentukan masa depannya mengandung arti bahwa masyarakat perlu dilibatkan dalam proses tersebut. Di sini masyarakat perlu diberikan empowerment (kuasa dan wewenang) dan parstisipasi dalam pengelolaan pembangunan.
Bentuk hubungan yang dijalin dalam pembangunan dapat dilakukan oleh kepala desa dan tokoh masyarakat adalah terdiri dari pelaksanaan musyawarah dalam pengambilan  keputusan, impelementasi, identifikasi masalah pembangunan, pemanfataan dan pengevaluasian program pembangunan (Moeljarto, 1987: 172).
Berdasarkan kutipan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa dalam pembangunan sangat diperlukan kerjasama kepala desa tokoh masyarakat agar program pembangunan pembangunan dapat berhasil dengan baik. Hubungan kepala desa dengan tokoh masyarakat harus dilakukan dalam berbagai aspek pembangunan seperti dalam hal perencanaan pembangunan, pemanfaatan pembangunan dan pengevaluasian pembangunan.
Namun demikian, sangat berbeda hal dengan pembangunan yang dilaksanakan di Desa Lambada Kecamatan Baitussalam Kabupaten Aceh Besar, terkesan kurangnya hubungan antara kepala desa dengan tokoh masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan. Hal ini dapat dilihat dari sering terjadinya pro dan kontra dalam setiap menerima pembangunan baik dari pemerintah maupun dari pihak swasta. Kenyataan ini terjadi disebabkan oleh masih kurangnya pemahaman kepala desa maupun tokoh masyarakat dalam menjalin hubungan yang baik dalam meningkatkan pembangunan, sehingga masyarakat sering mengacuhkan setiap adanya pembangunan di desa.
Padahal, hubungan yang baik antara kepala desa dengan tokoh masyarakat dalam pembangunan sangat diperlukan, karena dengan adanya hubungan yang baik, maka masyarakat sebagai penerima pembagunan tidak merasa diabaikan dalam program pembangunan yang dilakukan. Di sisi lain, masyarakat juga akan dapat menerima pembangunan dengan segala kerelaannya. Dengan demikian, hasil pembangunan yang telah dilakukan pun akan dimanfaatkan dengan sebaik mungkin.
Dari kenyataan inilah timbul permasalahan yang kiranya menarik untuk dibahas, yaitu:
1.     Bagaimana hubungan yang terjalin antara kepala desa dengan tokoh  masyarakat dalam pembangunan di Desa Lambada Kecamatan Baitussalam?
2.     Usaha-usaha apa saja yang dilakukan dalam menjalin hubungan antara kepala desa dan tokoh masyarakat dalam pembangunan Desa Lambada?
3.     Kendala apa saja yang dihadapi dalam menjalin hubungan antara kepala desa dengan tokoh masyarakat dalam pembangunan Desa Lambada?

B.  Definisi Operasional
Untuk memperjelas pokok permasalahan, berikut ini diketengahkan batasan-batasan terhadap konsep yang terdapat dalam permasalahan. Adapun konsep-konsep yang dioperasionalkan adalah sebagai berikut:
1.     Hubungan, yaitu pandangan yang diberikan seseorang atau kelompok terhadap suatu persoalan dalam masyarakat.
2.     Kepala, yaitu bagian paling tinggi dari struktur manusia
3.     Desa, yaitu suatu pemerintahan terkecil yang berada di bawah pemerintahan kecamatan.
4.     Tokoh, yaitu orang yang dihormati di dalam kehidupan bermasyarakat,
5.     Masyarakat, yaitu kelompok masyarakat yang saling berinteraksi satu sama lainnya.
6.     Pembangunan, yaitu suatu kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah maupun masyarakat dalam mencapai suatu tujuan, baik dalam fisik maupun non fisik.

C.  Ruang Lingkup Penelitian
Untuk memberikan batasan dan arah yang jelas, maka penelitian ini dipusatkan pada hal-hal sebagai berikut:
1.     Hubungan kepala desa dengan tokoh masyarakat sudah terjalin dengan baik.
2.     Pembangunan desa dapat dilaksanakan dengan baik melalui kerjasama kepala desa dengan tokoh masyarakat.

D.  Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penulis mengadakan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.     Untuk mengetahui hubungan yang terjalin antara kepala desa dengan tpkphn masyarakat dalam pembangunan di Desa Lambada Kecamatan Baitussalam.
2.     Untuk mengetahui usaha-usaha yang dilakukan dalam menjalin hubungan antara kepala desa dan tokoh masyarakat dalam pembangunan Desa Lambada.
3.     Untuk mengetahui kendala yang dihadapi dalam menjalin hubungan antara kepala desa dengan tokoh masyarakat dalam pembangunan Desa Lambada.

E.   Hipotesa
Sebagai titik tolak unutk mencapai tujuan penulisan ini, maka diperlukan hipotesa yang merupakan rumusan/dugaan untuk sementara waktu yang mengarah kepada suatu penyelidikan untuk diuji kebenarannya, atau sebagai petunjuk dalam melakukan suatu penelitian.
Prof. Dr. Winarno Surachmad (1982 : 63) dalam bukunya “Dasar dan Tehnik Research Pengantar Metodologi Ilmiah,” mengemukakan bahwa:
“Hipotesa adalah kesimpulan atau perkiraan yang tajam yang dirumuskan untuk sementara waktu dianggap benar dan barangkali tanpa keyakinan, agar supaya bisa ditarik suatu konsekwensi dan kemudian diadakan pengujian tentang kebenarannya dengan mempergunakan data hasil dari penelitian.”

Berkaitan dengan pendapat di atas, hipotesa merupakan pegangan atau penuntun untuk sementara waktu bagi pekerjaan-pekerjaan selanjutnya dalam usaha untuk mencapai jawaban yang sesungguhnya pada setiap mengadakan suatu penelitian.
Adapun yang menjadi hipotesa pada penulisan ini adalah: “semakin baik hubungan kepala desa dengan tokoh masyarakat, maka akan semakin meningkat pembangunan desa”.

F.   Metodelogi Penelitian
Untuk memudahkan pengumpulan data di lokasi penelitian, digunakan metode-metode penelitian sebagai berikut:
1.     Metode Histories
Prof. Dr. Winarno Surachmad (1982 : 132) dalam bukunya “Dasar dan Tehnik Research Pengantar Metodologi Ilmiah,” mengemukakan bahwa:
“Metode histories adalah suatu proses yang meliputi pengumpulan dan penafsiran gejala, peristiwa ataupun gagasan yang timbul di masa lampau, untuk memahami kenyataan-kenyataan sejarah, juga dapat berguna untuk memahami situasi sekarang, dan meramalkan perkembangan masa yang akan datang.”

Jadi dengan menggunakan metode ini dapat dilihat sejauhmana keterkaitan antara fase-fase yang dilalui dengan apa yang berlaku sekarang dan yang akan datang.
2.    Metode Deskriptif
Prof. Dr. Winarno Surachmad (1982 : 139) dalam bukunya “Dasar dan Tehnik Research Pengantar Metodologi Ilmiah,” mengemukakan bahwa:
“Metode deskriptif adalah menuturkan dan menafsirkan data yang ada, misalnya tentang situasi yang dialami, satu hubungan, kegiatan, pandangan dan sikap yang menampak atau tentang suatu proses yang sedang berlangsung, pengaruh yang sedang bekerja, kelainan yang sedang muncul, tantangan yang sedang meruncing dan sebagainya.”

Jadi metode deskriptif merupakan suatu metode yang menggambarkan secara tepat sifat-sifat suatu keadaan. Dengan metode ini dimaksudkan lebih memusatkan penelitian pada pemecahan masalah, penganalisaan dan penelaahan.
Selain metode penulisan di atas, juga digunakan tehnik penelitian sebagai berikut:
a.      Library research (study kepustakaan)
Jenis ini menggunakan bahan-bahan bacaan guna diambil pengertiannya, misalnya dari buku-buku, majalah, laporan-laporan, bulletin dan sebagainya yang ada kaitannya dengan permasalahan yang akan dibahas.
b.     Field research (study lapangan)
Dengan teknik ini diadakan penelitian ke lokasi penelitian untuk mendapatkan data dan keterangan-keterangan yang diperlukan.
Untuk memperoleh data yang objektif serta dapat dipertanggung jawabkan, digunakan teknik-teknik pengumpulan data sebagai berikut:
1)    Questioner, yaitu dengan cara menggunakan suatu daftar pertanyaan yang jawaban untuk setiap pertanyaan telah tersedia dalam jumlah tertentu, dan responden diminta untuk memilih salah satu jawaban tersebut.
2)    Interview, yaitu di mana penulis mewawancarai kembali para responden untuk mendapatkan data atau keterangan-keterangan yang akurat, sehingga dari keterangan-keterangan tersebut akan diketahui kebenarannya melalui fakta yang penulis amati dan dari hasil questioner.
3)    Obsevasi, yaitu pengamatan kembali terhadap data yang diperoleh dari hasil angket dan wawancara.
Di samping itu untuk lebih suksesnya penelitian, guna memperoleh data yang lebih baik dan sempurna, maka penulis tetapkan hal-hal sebagai berikut:
a)     Daerah Penelitian
Lokasi penelitian ditetapkan di Desa Lambada Kecamatan Baitussalam Kabupaten Aceh Besar dengan jumlah populasi sebanyak 532 orang.
b)    Sampel
Dari jumlah populasi keseluruhan yang ada pada objek penelitian, penulis tetapkan sampel secara strata sejumlah 53 orang, yaitu 10% dari jumlah penduduk Desa Lambada Kecamatan Baitussalam. Menurut penulis jumlah ini telah memenuhi syarat untuk menjadi sampel.

G.  Sistematika Pembahasan
Pembahasan dan penganalisaan data yang diperoleh dari penelitian akan disusun dalam lima bab, di mana satu sama lainnya tidak berdiri sendiri. Antara bab yang satu dengan bab yang lainnya mempunyai hubungan yang mengarah pada kesimpulan akhir. Selain itu juga, masing-masing bab dibentuk oleh sub-sub bab yang satu dengan yang lainnya saling menunjang keberadaan bab berikutnya.
Adapun isi bahasan tiap bab tersebut adalah sebagai berikut:
BAB I    : Pendahuluan, dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang permasalahan, definisi operasional, Ruang Lingkup Penelitian, tujuan penelitian, hipotesa, metode penelitian, dan sistematika pembahasan.
BAB II   : Tinjauan umum daerah penelitian, dalam bab ini dibahas tentang iklim, letak dan luas wilayah, penduduk dan mata pencaharian, pendidikan, serta agama dan adat istiadat.
BAB III : Gambaran teoritis tentang kader pembangunan, membahas tentang pengertian hubungan komunikasi atasan bawahan, bentuk-bentuk hubungan komunikasi atasan bawahan, proses komunikasi atasan bawahan dan pengaruh komunikasi atasan bawahan.
BAB IV : merupakan bab inti yang menguraikan tentang hubungan kepala desa dengan tokoh masyarakat dalam pembangunan desa, meliputi tentang karakteristik masyarakat Lambada Aceh, animo masyarakat terhadap hubungan kepala desa dengan tokoh masyarakat dalam pembangunan, usaha-usaha yang dilakukan untuk meningkatkan hubungan komunikasi kepala desa dengan tokoh masyarakat dalam pembangunan, dan pengaruh hubungan kepala desa dengan tokoh masyarakat dalam pembangunan
BAB V  : Penutup, kesimpulan dan saran, bab ini merupakan bab terakhir dari penyusunan hasil penelitian yang berisi kesimpulan dan saran-saran.