BAB
II
SIFAT
TERPUJI DALAM ISLAM
A. Macam-Macam Sifat Terpuji
Islam merupakan agama yang sempurna. Menganjurkan kepada pemeluknya
untuk berakhlak mulia dan berbudi pekerti yang luhur. Rasulullah merupakan
seorang nabi yang memiliki akhlak yang terpuji sehingga allah memuji Nabi
Muhammad didalam Al-qur’an seperti didalam firman-Nya dalam surat Al – qalam ayat 4:
وإنك
لهلى خلق عظيم ﴿القلم : ٤﴾
Artinya: Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi
pekerti yang agung.
(QS.Al-qalam : 4)
Karena rasul merupakan seorang rasul yang berakhlak
mulia, Allah mewajibkan kepada umat ini agar rasul menjadi contoh teladan bagi
kita dalam meniti kehidupan di dunia ini.seperti firman Allah didalam Al-qur’an
surat Al –
ahzab ayat 21:
لقد
كان لكم فى رسول الله أسوة حسنة لمن كان يرجو الله واليوم الأخر وذكر الله
كثيرا ﴿الأحزاب: ٢١﴾
Artinya: Sesungguhnya telah ada pada (diri)
Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap
(rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (Qs. Al-Ahzab :21)
Diantara sifat terpuji yang dianjurkan oleh Rasulullah
untuk kita contoh teladani dan menjadi akhlak seorang muslim adalah:
1.
Ikhlas artinya mengerjakan amal ibadat dengan penuh ketaatan serta semua
perbuatan yang dilakukan semata-mata mengharapkan keredhaan Allah, bukan kerana
tujuan lain dalam hidupnya kecuali hanya mengharap
ridha allah semata. Ini merupakan kewajiban atas setiap orang Islam seperti
yang di firman kan oleh allah dalam Al-qur’an surat Al – bayyinah
ayat 5:
وما
أمروا إلا ليعبدوا الله مخلصين له الدين حنفاء ويقيموا الصلوة ويؤتوا الزكاة وذلك
دين القيمة ﴿البينة : ٥﴾
Artinya: Padahal
mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan keta`atan
kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan
shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.(Qs.
Al-Bayyinah: 5)
2.
Tawakal artinya berserah diri kepada Allah dalam melakukan sesuatu
rancangan dan perbuatan dalam hidupnya. Allah
menggambarkan dalam al-qur’an tentang orang-orang yang bertawakkal seperti
dalam firman-Nya dalam surat
Ath – thalaq ayat 3:
... ومن يتوكل على الله فهو حسنة
إن الله بالغ أمره قد جعل الله لكل سىء
﴿الطلاق : ٣﴾
Artinya: …Dan
barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan
(keperluan) nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki) Nya.
Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu. (Qs.
Ath-Thalaq: 3)
3.
Syukur artinya menyedari bahawa semua nikmat yang diperolehinya baik yang
lahir mahupun batin semuanya adalah dari Allah dan merasa gembira dengan nikmat
itu serta bertanggungjawab kepada Allah. Orang yang
pandai bersyukur kepada allah maka allah akan menambah dan melipat gandakan
nikmat kepadanya. Seperti firman Allah dalam al-qur’an surat Ibrahim ayat 7:
وإذ تاذن ربكم لئن شكرتم
لأزيدنكم ولئن كفرتم إن عذابى لشديد ﴿ابراهيم: ٧﴾
Artinya: Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu
mema`lumkan: "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah
(ni`mat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (ni`mat-Ku), maka sesungguhnya
azab-Ku sangat pedih (Qs.Ibrahim: 7)
4.
Ramah
Tamah terhadap sesama, Bagi umat beriman, yang mengikuti moralitas
Al-Qur`an, memuliakan tamu mereka merupakan wujud kepatuhan pada salah satu
perintah Allah serta satu kesempatan untuk mengaplikasikan moralitas yang
tinggi. Sebab itulah, hamba-hamba beriman menyambut tamu-tamu mereka dengan
penuh takzim. Al-Qur`an secara khusus menekankan perhatian agar manusia beriman
menunjukkan akhlaq mulia kepada tamu. Sebelum yang lain-lainnya, manusia
beriman menyuguhkan hormat, cinta, damai dan santun kepada setiap tamu.
Sambutan biasanya didasarkan pada mempersiapkan tempat dan kebutuhan-kebutuhan
lainnya, yang tanpa ungkapan hormat, cinta, dan damai, tidak bakal menyenangkan
sang tamu. Di dalam ayat berikut, Allah mempertegas betapa Dia menyenangi
kemolekan jiwa di atas apa pun selain itu, seperti firman allah dalam Al-qur’an
surat An-
nisa ayat 86 :
وإذا حييتم بتحية فحيوا بأحسن
منها أوردوها إن الله كان على كلى شىء حسيب ﴿النساء: ٨٦﴾
Artinya: Apabila kamu dihormati dengan suatu
penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik, atau
balaslah dengan yang serupa.Sesungguhnya, Allah memperhitungkan segala sesuatu.(Qs.an-Nisa’:
86)
5.
Berlaku
Adil, Islam adalah agama rahmah atau Islam adalah agama perdamaian.
Dalam rangka mewujudkan kedamaian dalam masyarakat, maka umat Islam dituntun
atau diajarkan bagaimana seharusnya berakhlak kepada sesama, baik Muslim maupun
Non-Muslim. Pada intinya,
ajaran Islam mengajarkan kepada umatnya untuk bersikap baik semua manusia. Bahkan dalam sebuah ayat Allah menyatakan jangan sampai kebencian
kita terhadap suatu kelompok membuat kita berlaku tidak adil kepada mereka.
Allah berfirman dalam surat
Al – maidah ayat 8:
يا أيها الذين أمنوا كونوا
قوامين لله شهداء بالقسط ولا يجرمنكم شنان قوم على ألا تعدلوا اعدلوا هو أقرب
للتقوى واتقوا الله إن الله خبير بما تعملون ﴿ المائدة: ٨﴾
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu
jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi
dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu
kaum,mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu
lebih dekat kepada takwa, sesungguhnya allah maha mengetahui apa yang kalian
kerjakan (Qs al-Maidah: 8).
Ayat ini
menandaskan bahwa umat Islam dalam menjalin hubungan sosial harus menegakkan
kebenaran dan berlaku adil kepada siapa saja. Menegakkan kebenaran dan keadilan
adalah salah satu syarat terciptanya kedamaian di tengah masyarakat. tanpa hal
ini, susah rasanya kita mengharapkan terciptanya perdamaian. Terutama didalam
keluarga dan masyarakat kita.
6.
Fathanah (cerdas) dalam bergaul dan memahami agama. Dalam Islam, kecerdasan
dalam berfikir dalam bekerja sangat dianjurkan karena dengan kecerdasan dapat
memahami agama dan menguak rahasia penciptaan jagat raya ini yang memang di
peruntukkan kepada manusia. Kita dapat melihat didalam al-qur’an tentang
kecerdasan Nabi Ibrahim dalam menjawab pertanyaan dari orang kafir sehingga
mereka tercengang dan tersentak serta tak mampu untu membantahnya kembali
seperti yang di firmankan Allah dalam Al-qur’an surat Al – baqarah ayat 258 :
ألم تر إلى الذي حاج إبراهيم فى ربه أن أتاه الله الملك
إذ قال إبراهيم ربى الذي يحيى ويميت قال أنا أحيى وأميت قال إبراهيم فإن الله يأتى
بالشمس من المشرق فأت بها من المغرب فبهت الذي كفرو الله لا يهدي القوما لظالمين
﴿البقرة: ٢٥٨﴾
Artinya: Apakah kamu tidak memperhatikan orang yang
mendebat Ibrahim tentang Tuhannya (Allah) karena Allah telah memberikan kepada
orang itu pemerintahan (kekuasaan). Ketika Ibrahim mengatakan: "Tuhanku
ialah Yang menghidupkan dan mematikan," orang itu berkata: "Saya
dapat menghidupkan dan mematikan". Ibrahim berkata: Sesungguhnya Allah
menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah dia dari barat," lalu
heran terdiamlah orang kafir itu; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada
orang-orang yang zalim.(Qs. Al-Baqarah:258)
Dari
ayat diatas,jelaslah dapat kita lihat, bagaimana kecerdasan ibrahim dalam
berdialok dengan raja namruz sehingga diam membisu. Ini tidak lain
hanyalah karena Allah mengaruniakan kecerdasan yang luas kepada Nabi Ibrahim
dalam menghadapi orang kafir. Jelaslah bagi kita bahwa sifat Fathanah
merupakan sifat terpuji yang paling penting dalam hidup untuk dapat menegakkan
kebenaran di mua bumi.
0 Comments
Post a Comment