BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Pembahasan
tentang ilmu pendidikan tidak mungkin bebas dari obyek yang menjadi sasaranya,
yaitu manusia. Karena yang menjadi topik pembahasaan nya sekarang adalah
pendidikan Islam, maka secara filosofis harus mengikut sertakan obyek utamannya
yaitu manusia dalam pandangan Islam[1]. Manusia adalah makhluk Allah. Ia dan alam
semesta bukan terjadi sendiri, Firman
Allah dalam surat Ar-rum ayat 40
sebagai berikut:
اللَّهُ الَّذِي خَلَقَكُمْ ثُمَّ
رَزَقَكُمْ ثُمَّ يُمِيتُكُمْ ثُمَّ يُحْيِيكُمْ هَلْ مِن شُرَكَائِكُم مَّن يَفْعَلُ
مِن ذَلِكُم مِّن شَيْءٍ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَمَّا يُشْرِكُونَ) الروم: ٤٠(
Artinya: Allah-lah yang
menciptakan kamu, kemudian memberimu rezki, kemudian mematikanmu, kemudian menghidupkanmu
(kembali). Adakah di antara yang kamu sekutukan dengan Allah itu yang dapat
berbuat sesuatu dari yang demikian itu? Maha Sucilah Dia dan Maha Tinggi dari
apa yang mereka persekutukan (Qs. Ar-Ruum: 40).
Pendidikan
Islam pada hakikatnya mengandung Arti dan Peranan yang sangat luas. Dalam
GBHN (ketetapan MPR No. IV/MPR/1978),
berkenaan dengan pendidikan dikemukakan sebagai berikut: Pendidikan berlangsung
seumur hidup dan dilaksanakan di dalam lingkungan rumah tangga, sekolah dan
masyarakat. Karena itu pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara keluarga,
masyarakat dan Pemerintah.[2]
Pemberian
bimbingan ini di lakukan oleh orang tua di dalam lingkungan rumah tangga dan
para guru di sekolah dan masyarakat. Pendidikan Islam menurut konsep paedagogie
akan memperhatikan interaksi-interaksi yang terjadi antara orang dewasa dengan
anak-anak yang belum dewasa untuk mencapai kedewasaan, dengan menempatkan masalah
perkembangan kesadaran, nilai dan tata
nilai sebagai pusat akhir dari segenap tindakan pendidikan.[3]
Pendidikan
adalah suatu proses yang dilakukan secara sadar atau disengaja guna untuk
menambah pengetahuan, wawasan serta pengalaman untuk menentukan tujuan hidup
sehingga bisa memiliki pandangan yang luas untuk kearah masa depan lebih baik
dan dengan pendidikan itu sendiri dapat menciptakan orang-orang berkualitas. Pendidikan
juga merupakan suatu usaha untuk mengembangkan intelektualitas supaya cepat dan
tepat dalam mencerna semua gejala yang ada. Pendidikan itu sendiri juga dapat
dilakukan baik dari keluarga, lingkungan, dan sekolah.
Zakiah
Daradjat, dalam bukunya Ilmu
Pendidikan Islam menjelaskan bahwa “setiap usaha, kegiatan dan tindakan yang
disengaja untuk mencapai suatu tujuan harus mempunyai landasan tempat berpijak
yang baik dan kuat”.[4]
Hakikat pendidikan Islam menurut Ahmad Tafsir adalah “bimbingan yang diberikan
kepada seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran
Islam”.[5] Agama Islam ini memuat ajaran
tentang tata hidup yang meliputi seluruh aspek kehidupan manusia, maka pengajaran
agama Islam sebenarnya harus berarti pengajaran tentang tata hidup yang berisi
pedoman pokok yang akan digunakan oleh manusia dalam menjalani kehidupannya di
dunia ini untuk menyiapkan kehidupan yang sejahtera di akhirat nanti.[6]
Pentingnya
pendidikan agama sebagai wahana untuk membentuk kesehatan mental manusia jelas
menjadi tema terpenting pemikiran Zakiah daradjat. Menurut Zakiah: Pendidikan
agama mempunyai peran fundamental untuk menumbuhkan potensi fitrah manusia yang
bersifat spiritual dan kemanusiaan. Potensi fitrah ini sangat penting
diwujudkan untuk menumbuhkan kembali makna hidup hakiki, yakni membentuk
manusia modern yang sehat secara biologis dan spiritual. Ia adalah sosok
manusia yang mampu menyesuaikan diri sendiri, orang lain, dan masyarakat serta
lingkungan dimana ia hidup .
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka
penulis mengambil judul dalam penulisan skripsi ini adalah pemikiran pendidikan
Zakiah Daradjat.
B.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam sebuah
penelitian adalah hal paling mendasar. Rumusan masalah akan menjadi penentu apa
bahasan yang akan dilakukan dalam penelitian tersebut. Rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana biografi Zakiyah Daradjat?
2. Bagaimana
hakikat pendidikan Islam?
3. Bagaimana pemikiran pendidikan
Zakiah Daradjat ?
C.
Tujuan
Penelitian
Tujuan akhir suatu penelitian adalah untuk
merumuskan pertanyaan-pertanyaan dan menemukan jawaban-jawaban terhadap
pertanyaan penelitian tersebut. Tujuan dapat beranak cabang yang mendorong penelitian
lebih lanjut. Tujuan Penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui biografi Zakiyah Daradjat.
2. Untuk mengetahui hakikat pendidikan
Islam.
3. Untuk mengetahui pemikiran pendidikan Zakiah Daradjat .
D.
Kegunaan
Penelitian
Adapun yang menjadi kegunaan penelitian dalam penulisan skripsi ini
adalah sebagi berikut:
Secara teoritis pembahasan ini
bermanfaat bagi para pelaku pendidikan, secara umum dapat menambah khazanah
ilmu pengetahuan khususnya mengenai pemikiran pendidikan Zakiah Daradjat . Selain
itu hasil pembahasan ini dapat di
jadikan bahan kajian bidang studi
pendidikan.
Secara praktis, hasil pembahasan
ini dapat memberikan arti dan nilai tambah dalam memperbaiki dan
mengaplikasikan pemikiran pendidikan Zakiah Daradjat ini dalam pelaksanaannya.
Dengan demikian, pembahasan ini di harapkan dapat menjadi tambahan referensi
dalam dunia pendidikan, khususnya dalam dunia pendidikan Islam.
E.
Penelitian
Terdahulu
Diantara para peneliti sebelumnya, antara
lain :
1.
Nama: Fadhil Nim: A. 284323/3273 (Sekolah
Tinggi Agama Islam) Almuslim Matangglumpangdua Bireuen Pada tahun 2011 dengan
judul skripsi Kesehatan Jiwa dalam Pendidikan Menurut Zakiah Daradjat, metode yang digunakan dalam penelitiannya
adalah metode library reserch dengan kesimpulan sebagai berikut: Pertama, Patuh
terhadap norma-norma hukum agama adalah mematuhi segala aturan yang yang
bersumber dari ajaran agama yang benar, dan mentaatinya dengan segala
kemampuan. Kedua,
Menghargai orang lain adalah memuliakan orang lain baik dari segi
kepribadiannya, karyanya, postur tubuhnya, ekonominya maupun keadaan sosialnya.
Ketiga, Berprilaku yang agamis adalah bermoral agama
dalam segala aspek kehidupan karena agama sangat mempengaruhi manusia untuk
melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu.
2.
Nama: Asnidar Nim: A. 2114991/3941 Sekolah
Tinggi Agama Islam Almuslim Bireuen Provinsi Aceh Pada tahun 2014 dengan judul
skripsi Konsep Pendidikan Anak Menurut Zakiah Daradjat. Metode yang digunakan dalam penelitiannya
adalah metode library reserch dengan kesimpulan sebagai berikut: Pertama, Cara mendidik anak berprilaku menurut Zakiyah
Daradjat adalah
terhadap diri sendiri; mendidik anak bertanggung jawab mengembangkan dan
menyempurnakan dirinya. Mendidik anak berprilaku terhadap orangtua; menghormati dan berbakti
kepada orang tua, berbuat baik dengan
sesama, beribadah kepada Allah Swt. Mendidik anak berprilaku terhadap orang lain; mendidik anak untuk
saling membantu, tolong menolong dalam mengerjakan kabaikan/kebajikan dan
ketaqwaan. Kedua, Cara mendidik anak berfikir menurut pandangan
Zakiyah Daradjat adalah linguistik verbal; mendidik kemampuan anak untuk menyusun
pikirannya dengan jelas. Mereka juga mampu mengungkapkan pikiran dalam bentuk
kata-kata seperti berbicara, menulis, dan membaca. Matematis; mendidik anak berpikir matematis merupakan kegiatan
mental yang dalam prosesnya selalu menggunakan abstraksi atau generalisasi. Interpersonal; mendidik kemampuan
untuk mengamati dan mengerti maksud, motivasi dan perasaan orang lain. Ketiga, Cara mendidik anak berjiwa sehat menurut
pandangan Zakiyah Daradjat adalah; jiwa bersih; menyempurnakan akhlaknya berarti mendidik
menyempurnakan jiwanya, ketika jiwa sempurna maka akan semakin dekat dengan
Allah Swt. Jiwa sosial; mendidik
anak agar ia lebih peduli dengan nasib sesamanya. Karena semua sama-sama saling
membutuhkan. Jiwa toleransi;
mendidik anak agar tidak menyimpang dari aturan, dimana seseorang menghargai
setiap tindakan yang orang lain lakukan.
3.
Nama: Ainul Mardhiah Nim: A. 2114991/3941 Institut Agama Islam Almuslim Bireuen Provinsi Aceh
Pada tahun 2015 dengan
judul skripsi Pemikiran
Abdullah Nashih Ulwan Tentang Study Naskah dalam Kitab Tarbiyatul Aulad Fil
Islam. Metode yang digunakan dalam penelitiannya
adalah metode library reserch dengan kesimpulan sebagai berikut: Pertama, Abdullah
Nashih Ulwan adalah tokoh pendidikan Islam yang dilahirkan pada tahun 1928 di
Daerah Qadhi Askar yang terletak di Bandar Halb, Syria. Beliau dibesarkan di
dalam keluarga yang berpegang teguh pada agama dan mementingkan akhlak Islam
dalam pergaulan dan muamalat sesama manusia. Kedua, Tanggungjawab
pendidik dalam mendidik anak menurut Abdullah Nashih Ulwan berupa tanggung
jawab pendidikan keimanan, tanggung jawab pendidikan moral, tanggung jawab
pendidikan fisik, tanggung jawab pendidikan rasio (akal), tanggung jawab
pendidikan kejiwaan/rohani dan tanggung jawab pendidikan sosial. Ketiga,
Metode pendidikan yang influentif dalam
mendidik anak menurut Abdullah Nashih Ulwan adalah pendidikan dengan
keteladanan, pendidikan dengan adat kebiasaan, pendidikan dengan nasehat,
pendidikan dengan memberikan perhatian dan pendidikan dengan memberikan
hukuman, Keempat, Kaidah-kaidah elementer dalam mendidik anak menurut
Abdullah Nashih Ulwan adalah ikhlas, takwa, ilmu pengetahuan, santun/pemaaf dan
menyadari tanggungjawab.
Dari penelitian tersebut
menunjukkan adanya perbedaan-perbedaan dalam segi pembahasan dengan penelitian
yang penulis susun. Adapun yang menjadi perbedaan antara penelitian ini dengan
penelitian sebelumnya perbedaannya adalah dalam hal ini yang akan dikaji yaitu
tujuan Pendidikan menurut Zakiah Daradjat. Sehingga hal inilah yang
menjadikan penelitian ini berbeda dengan penelitian yang lain.
F.
Landasan
Teori
Pendidikan merupakan suatu proses generasi muda untuk dapat
menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan hidupnya secara lebih efektif dan
efisien. Pendidikan lebih daripada pengajaran, karena pengajaran sebagai suatu
proses transfer ilmu belaka, sedang pendidikan merupakan transformasi nilai dan
pembentukan kepribadian dengan segala aspek yang dicakupnya.
Zakiah Daradjat merupakan salah seorang psikolog muslim.
Selain itu, dia pun memiliki perhatian yang luar biasa terhadap pendidikan
Islam. Karena latar belakang pendidikannya dalam bidang psikologi, sehingga
pemikiran pendidikannya pun cenderung ke arah pendidikan jiwa terutama
kesehatan mental. Adanya kecenderungan pemikiran yang demikian, agaknya menjadi
perbedaan yang signifikan dari para pemikir pendidikan Islam yang lain.
Baginya, pendidikan Islam mempunyai tujuan yang jelas dan tegas. Menurut
Zakiah, Islam memiliki tujuan yang jelas dan pasti, yaitu untuk membina manusia
agar menjadi hamba Allah yang saleh dengan seluruh aspek kehidupannya yang
mencakup perbuatan, pikiran, dan perasaan.
Ungkapan di atas bila ditelusuri lebih jauh akan memiliki
implikasi dan cakupan yang cukup luas. Membina manusia merupakan sebuah upaya
untuk mengajar, melatih, mengarahkan, mengawasi, dan memberi teladan kepada
seseorang untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Pembinaan yang hanya
memberikan pelajaran, latihan, dan arahan akan menciptakan manusia yang tidak
berjiwa. Sementara, pembinaan yang hanya memberikan pengawasan dan teladan akan
menciptakan manusia yang kurang kreatif. Oleh karena itu, pembinaan yang baik
mestinya mencakup semua upaya tersebut di atas.
Zakiah Daradjat dilahirkan di “Jorong Koto Marapak, Nagari Lambah, Ampek
Angkek, Agam, Kotamadya Bukit Tinggi Sumatera Barat, 6 November 1929. Ayahnya, Haji Daradjat Husain
merupakan aktivis organisasi Muhammadiyah dan ibunya, Rafi'ah aktif di Sarekat
Islam”.[7]
Ia merupakan anak pertama dari pasangan tersebut. sejak kecil Zakiah Daradjat
telah ditempa pendidikan agama dan dasar keimanan yang kuat. Ia sudah
dibiasakan oleh ibunya untuk menghadiri pengajian-pengajian agama dan dilatih
berpidato oleh ayahnya. Zakiah Daradjat
meninggal di Jakarta dalam usia 83 tahun pada 15 Januari 2013 sekitar pukul
09.00 WIB. Setelah disalatkan, jenazahnya dimakamkan di Kompleks UIN Ciputat
pada hari yang sama. Menjelang akhir hayatnya, ia masih aktif mengajar,
memberikan ceramah, dan membuka konsultasi psikologi. Sebelum meninggal, ia
sempat menjalani perawatan di Rumah Sakit Hermina, Jakarta Selatan pada
pertengahan Desember 2012.
Semasa hidup, Zakiah Daradjat tidak hanya
dikenal sebagai psikolog dan dosen, tetapi juga Muballigh dan tokoh masyarakat.
Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Komaruddin Hidayat menyebut Zakiyah
Daradjat sebagai pelopor psikologi Islam di Indonesia. Sementara itu, Wakil
Menteri Agama Nasaruddin Umar mencatat, Zakiah Daradjat adalah sosok yang bisa
diterima dengan baik oleh semua kalangan. Umar menambahkan, sosok Zakiah
Daradjat seperti sosok Hamka dalam versi Muslimah.
Zakiah Daradjat juga
secara konsisten memberikan perhatian yang sangat intensif terhadap pendidikan
agama, baik dalam keluarga maupun pada lembaga pendidikan lain, baik pada jalur
pendidikan sekolah maupun luar sekolah. Beliau juga menekankan perlunya memhami
karakteristik perkembangan dari peserta didik maupun kait-kiat untuk mengatasi
masalah-masalah yang mereka hadapi sehari-hari, baik yang disebabkan oleh
perkembangan individu tersebut maupun karena perkembangan-perkembangan
masyarakat yang sangat cepat di era ini. Beliau juga menekankan peran penting
lembaga-lenbaga pendidikan termasuk keluarga, terutama para pendidiknya.
Menurut Zakiah Daradjat
“dengan memahami dan menguasai kiat-kiat tersebut nantinya dapat memaksimalkan
potensi-potensi yang ada pada mereka. Hal ini karena pendidikan agama memiliki
basis psikologi sebagai alat untuk memahami orang-orang atau
individu-individu penerima layanan jasa pendidikan. Prinsip-prinsip konseling
yang beliau terapkan merupakan salah satu pendekatan yang sangat efektif untuk
diterapkan dalam berbagai lingkungan pendidikan”.[8]
Pendidikan islam ini
sangat erat hubungannya dengan kesehatan mental, karena pendidikan islam adalah
unsur terpenting dalam pembangunan mental. Karena pentingnya agama dalam
pembangunan mental, maka pendidikan agama dilakukan secara intensif ditujukan
untuk memperbaiki kesehatan mental yang akan terwujud dalam amal perbuatan,
baik bagi keperluan diri sendiri maupun orang lain. Pendidikan Islam dalam hal
ini tidak hanya bersifat teoritis saja, namun juga praktis. Karena dalam
pendidikan islam berisi ajaran-ajaran tentang sikap dan tingkah laku pribadi
masyarakat, menuju kesejahteraan hidup perseorangan dan bersama. Pendidikan
agama ini merupakan bagian pendidikan yang amat penting yang berkenaan dengan
aspek-aspek sikap dan nilai, antara lain akhlak dan keagamaan. Sehingga dalam
hal ini pendidikan agama tidak hanya menjadi tanggung jawab keluarga saja,
tetapi juga masyarakat serta pemerintah.
Pendidikan agama ini
perlu dilaksanakan sebaik-baiknya karena hal ini dilakukan sebagai salah satu
upaya untuk menyelamatkan generasi muda yang akan datang. Oleh karena itu upaya
untuk menyelamatkan dan pembangunan ini memerlukan perhatian, terutama
keluarga, sekolah (lembaga pendidikan), pimpinan-pimpinan dan orang berwenang
dalam masyarakat, khususnya pemerintah. Pelaksanaan pendidikan ini juga tidak
boleh berbeda antara penddikan yang diterima di dalam rumah dan di sekolah,
karena apabila hal ini terjadi maka akan menghambat pembangunan kesehatan
mental yang sehat, akan membawa kepada kegoncangan iman dan keragu-raguan pada
agama. Pelaksanan pendidikan ini dapat tercermin dan terjadi dalam pengalaman, perlakuan
dan percontohan dalam hidup mental agama harus terjadi dalam keluarga, sekolah
dan masyarakat.
G. Metodologi Penelitian
Bagian ini akan menguraikan
tentang perangkat-perangkat penelitian mulai dari jenis penelitian, metode
penelitian, ruang lingkup penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data dan
teknik analisa data yang sangat membantu dalam kelangsungan penelitian ini.
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Dalam dunia pendidikan pendekatan
penelitian yang terkenal terbagi menjadi dua penelitian yaitu kualitatif dan
kuantitatif. Dalam penulisan skripsi ini peneliti menggunakan pendekatan
kualitatif dimana dalam penelitian ini lebih menekankan pada makna dan proses
daripada hasil suatu aktivitas. Kirk
dan Miller mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi
tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada
pengamatan pada manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang
tersebut dalam bahasannya dan peristilahannya”.[9]
Jenis Penelitian ini
adalah jenis studi yang termasuk kedalam library research atau
kepustakaan. “Penelitian kepustakaan merupakan bagian penting dalam sebuah
penelitian yang kita lakukan. Kajian pustaka disebut juga kajian literature (literature
review)”.[10] “Sebuah
kajian pustaka merupakan sebuah uraian atau deskripsi tentang literature yang
relevan dengan bidang atau topik tertentu serta memberikan tinjauan mengenai
apa yang telah dibahas oleh peneliti atau penulis, teori dan hipotesis yang
mendukung, permasalahan penelitian yang diajukan atau ditanyakan, metoe dan
metodelogi yang sesuai”.[11]
Adapun
pendekatan yang digunakan dalam skripsi ini adalah pendekatan kualitatif. “yakni pendekatan yang lebih menekankan analisisnya pada
proses penyimpulan deduktif dan induktif, serta pada analisis terhadap dinamika
hubungan antar fenomena yang diamati, dengan menggunakan logika ilmiah”[12]
2. Sumber Data
Sumber data dalam penulisan
penelitian ini adalah sebagai berikut:
a) Data Primer
Husein Umar menjelaskan bahwa data
primer adalah “data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu atau
perseorangan seperti hasil wawancara, pengisisan kuesioner, dan observasi”.[13]
Berdasarkan referensi tersebut maka disimpulkan bahwa penelitian ini tidak
mempunyai sumber data primer, karena peneliti tidak melakukan wawancara dan
tidak juga menyebarkan kuisioner kepada pihak lain.
Dalam penelitian ini, kajian yang
menjadi sentral sumber primernya adalah buku karangan Zakiah Daradjat yang
berjudul: Zakiah Daradjat. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta, Bumi Aksara; 2008, Zakiah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran
Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2014, Abuddin Nata, Tokoh-tokoh Pembaharuan Pendidikan
Islam di Indonesia, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2005.
b) Data Sekunder
Husein Umar menjelaskan bahwa data
sekunder adalah “data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik
oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain. Data sekunder disajikan
antara lain dalam bentuk tabel-tabel atau diagram-digram. Data sekunder ini
digunakan oleh peneliti untuk diproses lebih lanjut, misalnya data kinerja
perbankan nasional yang dikeluarkan suatu badan riset”.[14]
Sebagai sumber data sekunder dalam penelitian ini berupa bahan pustaka yang ditulis dan
dipublikasikan oleh seorang penulis yang tidak secara langsung melakukan
pengamatan atau berpartisipasi dalam kenyataan yang ia deskripsikan. seperti
buku-buku, literatur-literatur, artikel, jurnal, bahan internet dan bahan-bahan
lainnya yang ada kaitan dengan penelitian ini. Sebagai sumber yang sekunder
penulis menggunakan buku tentang pendidikan Islam:
1) Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1992.
2) M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis Dan
Praktis, Cet. VIII, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995.
3) Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam,
(Bandung: Ramaja Rosdakarya, 1992.
4) Afnil Guza SS, Undang-undang Sisdiknas UU RI Nomor 20
Tahun 2003 dan Undang-undang Guru dan Dosen UU RI Nomor 14 Tahun 2005, Jakarta:
Asa Mandiri, 2008.
5)
Abuddin
Nata, Pemikiran Para Tokoh Pendidikan
Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2000.
6) Abudddin Nata, Ilmu Pendidikan
Islam, Jakarta: Kencana Prenada Media, 2012.
7) Abudddin Nata, Tokoh-tokoh
Pembaharuan Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2005.
8) Zakiah
Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama
Islam,
Jakarta: Bumi Aksara, 2010.
9) Ramayulis dan Samsul Nizar, Ensiklopedi
Tokoh Pendidikan Islam: Mengenal Tokoh Pendidikan di Dunia Islam dan Indonesia,
Ciputat: Ciputat Press Group, 2005.
10) Muhibbin Syah, Psikologi
Pendidikan Dengan Pendekat Baru, Cet. V, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000.
11) Ngalim Purwanto, Ilmu
Pendidikan Teoritis dan Praktis, Bandung: Remaja Rosda karya, 1994.
12) Ibrahim Amini, Agar tak Salah
Mendidik, Cet. I, Jakarta: al-Huda, 2006.
13) Abdullah Nashih Ulwan, Tarbiyah al-Aulad fi
al-Islam, Jilid. I, terj. Drs. Saifullah Kamlie, dan
Hery Noer Ali, Jilid I, Pedoman Pendidikan Anak dalam Islam, Semarang: CV Asy Syifa’, 1993.
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan
adalah teknik library research yaitu
menelaah buku-buku, teks dan literature-literature yang berkaitan dengan
permasalahan di atas.[15]
Suatu metode pengumpulan data atau bahan melalui perpustakaan yaitu dengan
membaca dan menganalisa buku-buku, majalah-majalah yang ada kaitannya dengan
masalah yang penulis teliti. Selain itu juga akan memanfaatkan fasilitas
internet untuk memperoleh literatur-literatur yang berhubungan dengan skripsi
ini.
4. Teknik Analisa Data
Teknik analisis data adalah suatu teknik penelitian untuk merangkum apa yang telah diperoleh, menilai apakah data
tersebut berbasis kenyataan, teliti, jeli dan benar. Analisis data juga
diperlukan untuk memberikan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan.[16]
Untuk menganalisis
terhadap data yang sudah terkumpul, teknik yang di gunakan adalah “deskriptif
analitik” yaitu dengan mengambarkan dan memaparkan pemikiran pendidikan Zakiah
Daradjat kemudian
dianalisa secara cermat dengan mengunakan berbagai metode sebagai berikut
:
a) Metode Deduksi
Metode deduksi adalah “metode yang
menggunakan logika untuk menarik satu atau lebih kesimpulan (conclusion)
berdasarkan seperangkat premis yang diberikan. Dalam sistem deduksi yang
kompleks, peneliti dapat menarik lebih dari satu kesimpulan. Metode deduksi
sering digambarkan sebagai pengambilan kesimpulan dari sesuatu yang umum ke
sesuatu yang khusus”.[17]
Dalam kaitannya dengan pembahasan kali ini, metode deduksi digunakan untuk
memperoleh gambaran detail dari pemikiran pendidikan Zakiah Daradjat .
b) Metode Induksi
Metode induksi yaitu “menekankan pada
pengamatan dahulu, lalu menarik kesimpulan berdasarkan pengamatan tersebut.
Metode ini sering disebut sebagai sebuah pendekatan pengambilan kesimpulan dari
khusus menjadi umum”.[18]
Dalam kaitanya dengan penelitian ini, metode ini di gunakan untuk memperoleh
gambaran yang utuh terhadap pemikiran pendidikan Zakiah Daradjat .
c) Metode komparasi
Metode komparasi yaitu “penelitian yang
bersifat membandingkan. Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan persamaan
dan perbedaan dua atau lebih fakta-fakta dan sifat-sifat objek yang di teliti
berdasarkan kerangka pemikiran tertentu”.[19]
Dalam penelitian ini metode komparasi ini digunakan unuk membandingkan pemikiran pendidikan Zakiah
Daradjat .
H. Garis-Garis Besar isi Skripsi
Garis-garis besar isi skripsi ini
terdiri dari lima bab, yaitu masing-masing bab terdiri dari beberapa sub bab
yaitu: Bab satu, berisi tentang
pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,
kegunaan penelitian, penelitian terdahulu, landasan teori, metodologi
penelitian dan garis-garis besar isi skripsi.
Bab dua berisi tentang,
Biografi Zakiyah Daradjat yang meliputi Latar belakang keluarga, Latar belakang
pendidikan, Latar belakang karir, Kondisi pendidikan yang mempengaruhi, Kondisi
sosial yang mempengaruhi, Kondisi politikyang mempengaruhi, Kondisi intelektual
yang mempengaruhi
Bab tiga berisi tentang, Hakikat
Pendidikan Islam yang meliputi Pengertian Pendidikan Islam, Landasan
Pendidikan Islam, Tujuan Pendidikan Islam, Metode
Pendidikan Islam.
Bab empat berisi
tentang, Pemikiran
pendidikan Zakiah Daradjat yang meliputi Pendidikan Islam yang bersifat
integralistik dan Pendidikan Islam yang bersifat komprehensif.
Bab lima berisi tentang, penutup yang meliputi
kesimpulan dan saran-saran.
[8] Cionksangpemimpin, Biografi Zakiah
Darajat, diakses Tanggal 01 November 2017 dari http://cionksangpemimpin.blogspot.co.id,
[17] Budiyanto, Metode Deduksi dan Induksi.
Artikel diakses tanggal 20 Oktober 2017 dari https://Ibud.Wordpress.Com
[18] Budiyanto, Metode Deduksi dan Induksi.
Artikel diakses tanggal 20 Oktober 2017dari https://Ibud.Wordpress.Com.
[19] Raden Sanopaputra, Analisis Komparatif,
Artikel diakses tanggal 20 Oktober 2017 dari http://.blogspot.co.id.html.
0 Comments
Post a Comment