A. Pengertian
Pendidikan Anak Usia Dini dalam Perspektif
Pendidikan
Islam
Hahekat pendidikan anak usia dini
adalah periode pendidikan yang sangat menentukan perkembangan dan arah masa
depan seorang anak sebab pendidikan yang dimulai dari usia dini akan membekas
dengan baik jika pada masa perkembangannya dilalui dengan suasana yang baik, harmonis, serasi, dan menyenangkan.
Merujuk kepada UU No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa pendidikan anak usia dini
adalah “suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai
dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan
untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak
memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut”[1].
Artinya, pendidikan harus dimulai dari usia dini, yaitu Pendidikan Anak Usia
Dini (PAUD).
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) diselenggarakan sebelum
jenjang pendidikan dasar. Dalam penjelasan selanjutnya, PAUD dapat
diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, non formal, dan informal. PAUD
pada jalur pendidikan formal berbentuk taman kanak-kanak (TK), RaudhatulAthfal
(RA), atau bentuk lain yang sederajat. PAUD dalam pedidikan non formal berbentuk kelompok bermain (KB), taman
penitipan anak (TPA), atau bentuk lain yang sederajat. PAUD dalam pendidikan informal
berbentuk pendidikan keluarga atau
pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan. Pendidikan anak usia dini menurut Isjoni
adalah:
Masa dimana anak belum memasuki pendidikan
formal. Rentang usia dini merupakan saat yang tepat dalam mengembangkan potensi
dan kecerdasan anak. Pengembangan potensi anak secara terarah pada rentang usia
tersebut akan berdampak pada kehidupan masa depannya. Sebaliknya, pengembangan
potensi anak yang asal-asalan, akan berakibat pada potensi anak yang jauh dari
harapan.[2]
Anak usia dini adalah “kelompok anak yang berada dalam
proses pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat unik. dalam arti memiliki
pola pertumbuhan dan perkembangan yang khusus sesuai dengan tingkat pertumbuhan
dan perkembangannya”.[3]
Pendidikan Anak Usia Dini merupakan proses interaksi
antara pendidik (orang tua, pengasuh, dan guru) dengan anak usia dini secara
terencana untuk mencapai suatu tujuan. Dalam proses interaksi pendidik harus
memahami segala aspek pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini yang
dihadapinya. Karena dengan memperhatikan pemahaman pertumbuhan dan perkembangan
anak usia dini, pendidik dapat menyesuaikan segala bentuk ucapan, sikap dan
tindakan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan serta perkembangan
anak usia dini.[4]
Pada masa-masa emas atau golden age hampir seluruh
potensi anak mengalami masa peka untuk tumbuh dan berkembang secara cepat dan
hebat. Perkembangan setiap anak tidak sama karena setiap individu memiliki
perkembangan yang berbeda. Makanan yang bergizi dan seimbang serta stimulasi
yang intensif sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan tersebut.
Apabila anak diberikan stimulasi secara intensif dari lingkungannya, maka anak
akan mampu menjalani tugas perkembangannya dengan baik.
Anak merupakan titipan yang paling berharga dari Allah
Swt. Bagi orang tua semua itu merupakan amanah yang mempunyai kewajiban untuk
menjaga, mendidik, dan mengarahkan anak agar dapat berkembang sesuai dengan
potensi yang dimilikinya dan sesuai dengan ajaran agama Islam, hal sesuai
dengan firman Allah Swt dalam surat Al-Kahfi ayat 46 sebagai berikut:
الْمَالُ
وَالْبَنُونَ زِينَةُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَالْبَاقِيَاتُ الصَّالِحَاتُ خَيْرٌ
عِندَ رَبِّكَ ثَوَاباً وَخَيْرٌ أَمَلاً) الكهف: ٤٦(
Artinya: Harta dan anak-anak adalah perhiasan
kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik
pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.(Qs. Al-Kahfi:
46).
Dalam ayat di atas, dapat kita pahami bahwa anak adalah
anugerah terindah sekaligus amanah (titipan) yang Allah berikan kepada setiap
orang tua. Oleh karena itu orang tua hendaknya memperhatikan kebutuhan dan
perkembangan anak-anaknya, agar mereka tumbuh menjadi anak yang sehat, baik
jasmani maupun rohani, dan barakhlaqul karimah serta memiliki intelegensi yang
tinggi.
Masa kanak-kanak merupakan masa saat anak belum mampu
mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya. Mereka cenderung senang bermain
pada saat yang bersamaan, ingin menang sendiri dan sering mengubah aturan main
untuk kepentingan diri sendiri. Dengan demikian, dibutuhkan upaya pendidikan
untuk mencapai optimalisasi semua aspek perkembangan, baik perkembangan fisik
maupun perkembangan psikis. Potensi anak yang sangat penting untuk
dikembangkan. Potensi-potensi tersebut meliputi kognitif, bahasa, sosioemosional,
kemampuan fisik dan lain sebagainya.
Pendidikan anak usia dini sangat penting dilaksanakan
sebagai dasar bagi pembentukan kepribadian manusia secara utuh, yaitu untuk
pembentukan karakter, budi pekerti luhur, cerdas, ceria, terampil, dan bertaqwa
kepada Tuhan yang Maha Esa. Pendidikan anak usia dini tidak harus selalu
mengeluarkan biaya mahal atau melalui suatu wadah tertentu, melainkan
pendidikan anak usia dini dapat dimulai di rumah atau dalam pendidikan
keluarga.[5]
Lebih lanjut Mansur menjelaskan bahwa Pendidikan Anak
Usia Dini dapat dideskripsikan sebagai berikut :
Pertama, pendidikan anak usia dini adalah
pemberian upaya untuk menstimulasi, membimbing, mengasuh, dan pemberian
kegiatan pembelajaran yang akan menghasilkan kemampuan dan keterampilan pada
anak. Kedua, pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk
penyelenggaraan yang menitikberatkan pada peletakan dasar kearah pertumbuhan
dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya
pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, dan kecerdasan spiritual), sosio-emosional
(sikap perilaku serta agama), bahasa dan komunikasi. Ketiga, sesuai
dengan keunikan dan pertumbuhan pendidikan anak usia dini (PAUD) disesuaikan
dengan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.[6]
Dalam pandangan Islam anak merupakan amanah di tangan
kedua orang tuanya. Hatinya yang bersih merupakan permata yang berharga, lugu
dan bebas dari segala macam ukiran dan gambaran. Ukiran berupa didikan yang
baik akan tumbuh subur pada diri anak, sehingga ia akan berkembang dengan baik
dan sesuai ajaran Islam, dan pada akhirnya akan meraih kebahagiaan di dunia dan
di akhirat. Jika anak sejak dini
dibiasakan dan dididik dengan hal-hal yang baik dan diajarkan kebaikan kepadanya,
ia akan tumbuh dan berkembang dengan baik dan akan memperoleh kebahagiaan serta
terhindar dari kesengaraan/siksa baik dalam hidupnya di dunia maupun di akhirat
kelak. Hal ini senada dengan firman Allah:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَاراً وَقُودُهَا النَّاسُ
وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا
أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ) التحريم: ٦(
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, peliharalah
dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan
batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak
mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu
mengerjakan apa yang diperintahkan.(Qs. At Tahrim: 6)
Ayat ini menganjurkan kepada setiap individu muslim
bertakwa kepada Allah dan perintahkanlah kepada keluargamu untuk bertakwa
kepada Allah. Bahwa engkau perintahkan mereka untuk taat kepada Allah dan
engkau cegah mereka dari perbuatan durhaka terhadapNya, dan hendaklah engkau
tegakkan terhadap mereka perintah Allah dan engkau anjurkan mereka untuk
mengerjakannya serta engkau bantu mereka untuk mengamalkannya. Jika engkau
melihat di kalangan keluargamu suatu perbuatan maksiat kepada Allah, maka
engkau harus cegah mereka darinya dan engkau larang mereka melakukannya. Hal
yang sama juga dikemukakan Ad-Dahlak dan Muqatil, bahwa sudah merupakan suatu
kewajiban bagi seorang muslim mengajarkan kepada keluarganya, baik dari
kalangan kerabatnya ataupun budak-budaknya, hal-hal yang difardukan oleh Allah
dan mengajarkan kepada mereka hal-hal yang dilarang oleh Allah yang harus
mereka jauhi.
0 Comments
Post a Comment