A.
Bentuk-Bentuk
Pendidikan Keluarga dalam Islam
Ajaran yang dibawakan oleh nabi-nabi sejak awal hingga
lahirnya agama Islam, selalu menjaga martabat kemanusiaan agar tidak mengalami
penurunan yang mengakibatkan menyamai martabat binatang. Tetapi apa yang
dikhawatirkan oleh nabi-nabi, betul-betul terjadi di kalangan manusia, di mana
mereka saling merusak dirinya dengan berbagai macam kedhaliman bahkan nabinya
juga dimusuhi, dengan alasan bahwa dialah yang menghalang-halangi kebebasan
mereka melakukan hal-hal yang dikehendakinya.
Dilihat dari seruan nabi dalam Alquran
yang selalu mengajak umatnya menyembah Allah, karena keadaannya manusia saat
itu sudah terlalu sesat dalam kemusyrikan, bahkan sudah terlampau jauh dari
kedudukan manusia sebagai hamba Allah, sehingga makin bergeser dari
kedudukannya sebagai khalifah di bumi ini, yang seharusnya bertugas untuk
menyembah-Nya, serta untuk memakmurkan dunia beserta seluruh penghuninya.
Oleh karena itu, untuk mengetahui
pendidikan keluarga dalam Islam, maka perlu diuraikan bahwa ada tiga macam
sendi Islam yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan lainnya sehingga
kualitas seorang muslim selalu dapat diukur dengan pelaksanaannya terhadap
ketiga macam sendiri tersebut, yang mencakup:
1.
Masalah aqidah, yang meliputi enam macam rukun iman, dengan kewajiban
beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya,
hari kiamat-Nya, dan qadar baik serta qadar buruk yang telah ditentukan-Nya.
2.
Masalah syari’ah, yang meliputi pengabdian hamba terhadap Tuhan-Nya, yang
dapat dilihat pada rukun Islam yang lima, dengan kewajiban mengucapkan dua
kalimah syahadat, mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, berpuasa di bulan
ramadhan, dan menunaikan ibadah haji di Baitullah. Dan
muamalah juga termasuk masalah syari’ah yang meliputi perkawinan, pewarisan,
hubungan perkonomian, masalah ketatanegaraan, perlindungan hak-hak dan
kewajiban manusia dan sebagainya.
3.
Masalah
ihsan, yang meliputi hubungan baik terhadap Allah Swt, terhadap sesama manusia
serta terhadap seluruh makhluk di dunia ini.[1]
Berdasarkan keterangan di atas, maka dapat pahami bahwa
pendidikan keluarga merupakan suatu hal yang sentral dalam kehidupan manusia
yang diajarkan oleh Rasulullah saw. Hanya manusialah yang dituntut untuk
berakhlak mulia di antara makhluk ciptaan Allah Swt lainnya. Hal ini dituntut
dari manusia, karena ia di samping diciptakan dalam bentuk dan rupanya yang
terindah, juga diberikan akal untuk memilih, menilai dan membandingkan antara
baik, buruk atau benar dan salah dalam kehidupannya.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
pendidikan keluarga sangat penting dalam kehidupan umat manusia sangat penting,
karena pendidikan keluarga yang berhubungan dengan akhlak merupakan salah satu
pengetahuan yang mengatur secara langsung hubungan manusia dengan Tuhannya,
hubungan manusia dengan manusia dan hubungan dengan alam sekitarnya.
[1]Mahmud
Syaltut, Aqidah dan Syari’ah, Terj. KH. Ali Yafie, (Jakarta: Pustaka
al-Husna, 1990), hal. 55.
0 Comments
Post a Comment