Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Nilai-Nilai Pendidikan Yang Terkandung Dalam Surat Al-Ahzab


BAB I
P E N D A H U L U A N

Nilai-Nilai Pendidikan Yang Terkandung Dalam Surat Al-Ahzab

A.    Latar Belakang Masalah

Al-Qur’anul karim adalah mukjizat Islam yang kekal dan mukjizatnya selalu diperkuat oleh kemajuan ilmu pengetahuan. Ia diturunkan Allah kepada Rasulullah, Muhammad SAW untuk mengeluarkan manusia dari suasana yang gelap menuju yang terang, serta membimbing mereka ke jalan yang lurus.[1]
Akhlak merupakan dasar yang sangat penting dalam ajaran Islam karena akhlak bertujuan untuk menjadikan manusia sebagai makhluk yang sangat mulia dan sempurna serta membedakannya dengan makhluk-makhluk lainnya. Akhlak dalam Islam tidak hanya membimbing umat manusia untuk menjalankan hubungan dengan sesama manusia semata, melainkan juga jauh lebih utama lagi hubungan dengan sang khalik yang maha agung, dan tidak bisa diabaikan pula dengan makhluk-makhluk/alam sekitarnya. 
Dalam al-Qur’an memuat begitu banyak aspek kehidupan manusia. Tak ada rujukan yang lebih tinggi derajatnya dibandingkan dengan al-Qur’an yang hikmahnya meliputi seluruh alam dan isinya baik yang tersurat maupun yang tersirat tak akan pernah habis untuk digali dan dipelajari. Ketentuan-ketentuan hukum yang dinyatakan dalam al-Qur’an dan al-Hadist berlaku secara universal untuk semua waktu, tempat dan tak bisa berubah, karena memang tak ada yang mampu merubahnya.
Al-Qur’an sebagai ajaran suci umat Islam, di dalamnya berisi petunjuk menuju ke arah kehidupan yang lebih baik, tinggal bagaimana manusia memanfaatkannya. Menanggalkan nilai-nilai yang ada di dalamnya berarti menanti datangnya masa kehancuran. Sebaliknya kembali kepada al-Qur’an berarti mendambakan ketenangan lahir dan bathin, karena ajaran yang terdapat dalam al-Qur’an berisi kedamaian.
Keberhasilan dalam pendidikan tidak terlepas dari sebuah sistem atau metode yang digunakan. Pemilihan metode yang tepat akan membawa kepada keberhasilan dalam mendidik. Begitu juga sebaliknya. Pandangan ini juga benar benar dipegang oleh Nabi Muhammad Saw. Ada beberapa hal yang dapat kita teladani dari Rasulullah Saw dalam mendidik, yaitu lemah lembut, selalu memberi pujian serta motivasi, bertahap dan memperhatikan kondisi, dan memperpendek kesenjangan antara guru dan murid.
Akhlak al-karimah merupakan sarana untuk mencapai kesuksesan dunia dan akhirat, dengan akhlak pula seseorang akan diridhai oleh Allah SWT, dicintai oleh keluarga dan manusia pada umumnya. Ketentraman dan kerukunan akan diraih manakala setiap individu memiliki akhlak seperti yang dicontohkan Rasulallah SAW.
Dalam Al-Qur’an Allah Swt. berfirman sebagai berikut:
لقد كان لكم فى رسول الله أسوة حسنة لمن كان يرجو الله واليوم الأخر وذكر الله كثيرا  ﴿الأحزاب: ٢١
Artinya:   Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah( Qs. Al – Ahzab : 21 )

Dalam ayat diatas, Alllah SWT. Telah menghiasi pribadi Rasulullah SAW dengan kepribadian yang mulia yaitu kepribadian yang dapat membawa manusia kepada kebahagian dunia dan akhirat.
Nabi menjadikan sifat lemah lembut sebagai salah satu faktor keberhasilan dalam pendidikan. Sifat lemah lembut lebih diperlukan lagi pada saat terjadi kesalahan yang tidak disengaja. Kadang, ketika seseorang berbuat salah kepada kita, kita merasa kesal sehingga emosi kita tak terkendali, kita tidak bisa bersifat lembut dan cenderung bersifat kasar.
Rasulullah SAW selaku penyampai risalah Islam yang mulia merupakan cerminan yang komprehensif untuk mencapai kesempurnaan sikap, prilaku, dan pola pikir. Bahkan sayyidah ‘Aisyah tatkala ditanya oleh beberapa sahabat mengenai pribadi Rasulullah SAW menyebutkan bahwa Rasulullah itu adalah Al-Qur’an berjalan. Artinya semua kaidah kehidupan yang ditetapkan islam melalui Al-Qur’an semuanya contoh sudah terdapat dan dijumpai dalam diri Rasulullah SAW. Beliau bukan hanya menjadi seorang nabi, tapi juga kepala negara. Beliau tidak cuma sekadar bapak tapi juga guru dengan teladan yang baik.
Memperoleh rahmat dari Allah Swt merupakan suatu anugerah yang besar. Karena itu, menjadi keharusan bagi kita untuk mensyukurinya. Dalam kaitan ini, maka kita harus membuktikan diri sebagai orang yang bersyukur atas rahmat yang diberikan Allah kepada kita dengan memiliki sikap dan prilaku sebagaimana yang disebutkan Allah tentang orang-orang yang memperoleh rahmat-Nya.
Beriman kepada hari akhir adalah rukun kelima dari rukun-rukun iman. Artinya ialah meyakini dengan pasti kebenaran setiap hal yang diberitakan oleh Allah SWT dalam kitab suciNya dan setiap hal yang diberitakan oleh RasulNya mulai dari apa yang akan terjadi sesudah mati, fitnah kubur, adzab dan nikmat kubur, dan apa yang akan terjadi sesudah itu seperti kebangkitan dari kubur, mahsyar (tempat berkumpul dihari akhirat), shuhuf (catatan amal), hisab (perhitungan), mizan (timbangan), haudh (telaga), shirath (titian), syafa’ah (pertolongan), surga dan neraka serta apa-apa yang dijanjikan Allah bagi para penghuninya.[2]
Dalil-dalil tentang kewajiban beriman terhadap hal-hal tersebut banyak sekali. Ada yang bersifat umum tentang beriman kepada perkara-perkara akhirat sebagai pujian atas orang-orang mukmin yang mengimani adanya hari Akhir, atau sebagai perintah untuk mengimani hal tersebut. Ada juga yang bersifat khusus untuk sebagian perkara akhirat, seperti adzab kubur dan kenikmatannya, ba’ts (kebangkitan), hasyr (pengumpulan) dan lain-lain.
Zikir dalam pengertian hakikat ialah apabila kita menyebut Asma' Allah kita akan ingat kepada diri kita sendiri. Pengertian hakikat zikir itu ialah kita ingat kepada diri kita sendiri, sebagai hambaNya yang mulia dan harus melaksanakan tanggungjawab kita kepadaNya pada sepanjang masa. Di samping itu kita sadar bahwa kita adalah makhluk yang mulia yang diturunkan untuk menjadi khalifah dan pemimpin di atas muka bumi ini.[3]
Oleh karena itu, ayat tersebut sangat penting dan perlu digali lebih dalam untuk dijadikan rujukan dan pedoman bagi umat Muslim dalam rangka pembelajaran, pembentukan serta pembinaan akhlak yang mulia. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk menggali, membahas dan mendalami lebih jauh tentang ayat
tersebut sebagai judul penulisan skripsi. Atas dasar pertimbangan tersebut di atas,
maka penulis mengangkat permasalahan tersebut dan dituangkannya dalam penulisan skripsi dengan judul: Nilai-Nilai Pendidikan Yang Terkandung Dalam Surat Al-Ahzab Ayat 21”
B.    Rumusan Masalah
            Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:
1.     Bagaimana suri teladan?
2.     Bagaimana mengharap rahmat Allah?
3.     Bagaimana meyakini kepada hari kiamat? 
4.     Bagaimana menyebut Asma Allah SWT ?
C.    Tujuan Pembahasan
Adapun yang menjadi tujuan pembahasan dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:
1.     Untuk mengetahui bagaimana suri teladan.
2.     Untuk mengetahui bagaimana mengharap rahmat Allah.
3.     Untuk mengetahui bagaimana meyakini kepada hari kiamat.
4.     Untuk mengetahui bagaimana menyebut Asma Allah SWT.
D.    Kegunaan Pembahasan

Adapun yang menjadi kegunaan pembahasan dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:
1)     Secara teoritis pembahasan ini bermanfaat bagi para pelaku pendidikan, secara umum dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan khususnya mengenai nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam surat Al-Ahzab ayat 21, Selain itu  hasil pembahasan ini dapat di jadikan bahan kajian bidang studi pendidikan Islam.
2)     Sedangkan secara praktis, hasil pembahasan ini dapat memberikan arti dan niliai tambah dalam memperbaiki dan mengaplikasikan nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam surat Al-Ahzab ayat 21 ini dalam pelaksanaannya. Dengan demikian, pembahasan ini di harapkan dapat menjadi tambahan referensi dalam dunia pendidikan, khususnya dalam dunia pendidikan Islam.
E.    Penjelasan Istilah


Adanya kesimpangsiuran dan kesalahpahaman dalam pemakaian istilah merupakan salah satu hal yang sering terjadi, sehingga mengakibatkan penafsiran yang berbeda. Maka untuk menghindari hal tersebut di atas, penulis merasa perlu mengadakan pembatasan dari istilah-istilah yang terdapat dalam judul skripsi ini.
            Adapun istilah yang penulis anggap perlu dijelaskan adalah: Nilai – Nilai, pendidikan dan surat Al-Ahzab ayat 21.
1.     Nilai
               Daryanto,SS, dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia mengartikan kata Nilai adalah “ Harga, ukuran, angka yang mewakili prestasi, sifat-sifat penting yang berguna bagi manusia, dalam menjalani hidupnya.”[4]
               Rohmat Mulyana Dalam buku “Mengartikulasikan Pendidikan Nilai” menjelaskan bahwa: “ Nilai adalah rujukan dan keyakinan dalam menentukan pilihan[5]
               Menurut Poerwadarminta, nilai adalah “Harga atau sifat-sifat (halaman-halaman) yang sangat berharga bagi manusia, karena ia dapat membawa kebahagian hidup dunia dan akhirat.[6]
               Nilai yang penulis maksudkan dalam skripsi ini adalah segala tindakan atau perbuatan yang mempunyai ukuran dan harga tersendiri dalam menjalani kehidupannya.
2. Pendidikan
Pendidikan berasal dari kata didik yang artinya ”Memelihara, memberi latihan, dan pimpinan, kemudian kata didik itu mendapat awalan pe- akhiran- an sehingga menjadi pendidikan yang artinya perbuatan mendidik.”[7]
            Oemar Muhammad Al-Syaibani dalam buku ”Filsafat Pendidikan” mengemukakan bahwa ”Pendidikan adalah usaha-usaha untuk membina pribadi muslim yang terdapat pada pengembangan dari segi spiritual, jasmani, emosi, intelektual dan sosial.”[8]
            Dari pengertian di atas maka yang penulis maksudkan dengan pendidikan adalah suatu usaha membimbing dan membina pribadi muslim baik jasmani ataupun rohani menuju terbentuknya akhlak yang mulia.
            Jadi, yang dimaksud dengan Nilai-nilai Pendidikanadalah nilai-nilai yang terkandung dalam usaha membimbing dan membina pribadi muslim baik jasmani ataupun rohani menuju terbentuknya akhlak yang mulia.
3. Surat Al – Ahzab
            Surat Al–Ahzab terdiri atas 73 ayat, termasuk golongan surat Makkiyah, di turunkan sesudah surat Ali – Imran. Dinamai Al–Ahzab ( golongan yang bersekutu ) karena dalam surat ini terdapat beberapa ayat, yaitu ayat 9 sampai dengan ayat 27 yang berhubungan dengan peperangan Al–Ahzab, yaitu peperangan yang di lancarkan oleh orang – orang yahudi, kaum munafiq dan orang-orang musyrikin terhadap orang – orang mukmin di Madinah.[9]      
F.     Metode Penelitian
Adapun metodelogi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.     Pendekatan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif: suatu penelitian yang menggambarkan tentang nilai – nilai pendidikan yang terkandung dalam surat al-Ahzab ayat 21. dalam hal ini Sukardi menjelaskan bahwa: metode kuantitatif merupakan suatu metode yang melibatkan tindakan pengumpulan data guna menentukan, apakah pengaruh tingkat satu variabel atau lebih”.[10] Selanjutnya Sukardi, mengatakan pula bahwa:
“Penelitian kuantitatif adalah suatu metode penelitian yang menggunakan angka-angka dalam menjelaskan hasil penelitian atau metode yang menunjukkan dan menafsirkan data yang ada, misalnya tentang situasi yang diambil suatu hubungan dengan kesehatan, pandangan, sikap yang nampak atau kecenderungan yang sedang nampak, pertentangan yang sedang meruncing dan sebagainya”.[11]

Penelitian ini akan menjelaskan nilai – nilai pendidikan yang terkandung dalam surat al-Ahzab ayat 21.
2.     Ruang Lingkup Penelitian
Adapun ruang lingkup penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah: suri teladan, mengharap rahmat Allah, meyakini hari kiamat, menyebut asma Allah
No
Ruang Lingkup
Hasil Yang Diharapkan
1
Suri teladan
a)     Kriteria keteladanan
b)     Hikmah keteladanan
c)     Fungsi keteladanan
2
Mengharap Rahmat Allah
a)     Menerima pemberian Allah
b)     Mempergunakan rahmat Allah
c)     Tata cara mengharap rahmat Allah
3

Meyakini Hari Kiamat


a)      Fungsi meyakini hari kiamat
b)     Hikmah meyakini hari kiamat
c)      Pembalasan dihari kiamat
4
Menyebut Asma Allah
a)     Membesarkan nama Allah
b)     Fungsi mabesarkan nama Allah
c)     Hikmah menyebut Asma Allah

3.     Sumber Data
Adapun yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.     Sumber data primer adalah sumber data yang langsung dan segera diperoleh dari sumber data dan penyelidik untuk tujuan penelitian.[12]. Adapun sumber data primer dalam penelitian ini adalah Tafsir al-Misbah ; Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an,” karya Muhammad Qaraisy Shihab yang diterbitkan Lentera Hati, 2002.
2.     Sumber data skunder yaitu sumber data yang mendukung dan melengkapi sumber data primer tersebut yaitu buku “Tafsir fi Zhilalil Qur’an di bawah Naungan Al-Qur’an” karya Sayyid Quthb, yang diterbitkan Gema Insani Press, 2004, “Metode Pendidikan Qur’ani ; Teori dan Aplikasi,”, karya Syahidin yang diterbitkan Misaka Galiza, 1999. Tafsir al-Azhar, karya Hamka, yang diterbitkan Pustaka Panji Mas, 1988. Cahaya al-Qur-an karya M. Ali Ash-Shabuny yang diterbitkan Pustaka al-Kautsar, 2002. Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah, dan Masyarakat karya Abdurrahman An Nahlawi yang diterbitkan Gema Insani Press. 1996.
4.     Tehnik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dengan cara mengumpulkan bahan-bahan bacaan atau pustaka yang terdiri dari dokumen-dokumen, majalah-majalah, dan buku-buku yang berisi tentang Nilai Pendidikan seperi ini disebut Metode Dokumentasi.[13] yaitu mencari dan menggali data dari bahan-bahan bacaan atau pustaka yang berkaitan dengan Nilai-Nilai Pendidikan Yang Terkandung Dalam Surat Al-Ahzab Ayat 21.
5.     Tehnik Analisa Data
Teknik analisis data adalah proses kategori urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar, ia membedakannya dengan penafsiran yaitu memberikan arti yang signifikan terhadap analisis, menjelaskan pola uraian dan mencari hubungan di antara dimensi-dimensi uraian.
Menurut Moleong, Lexy J analisis data adalah yakni suatu teknik penelitian untuk membuat inferensi dengan mengidentifikasi karakter khusus secara obyektif dan sistematik yang menghasilkan deskripsi yang obyektif, sistematik mengenai isi yang terungkap dalam komunikasi.[14]
G.   Sistematika Penulisan

              Adapun sisitematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:
           Pada bab satu terdapat pendahuluan pembahasannya meliputi : latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan pembahasan, kegunaan pembahasan, penjelasan istilah, metode pembahasan dan sistematika penulisan.
Pada bab dua terdapat kajian teori pembahasannya meliputi: konsep dasar keteladanan, tujuan keteladanan, hikmah keteladanan, Rasulullah kunci teladan, Peneliti terdahulu yang releven dan kerangka berfikir. 
Pada bab tiga terdapat kandungan surat Al-Ahzab ayat 21 pembahasannya meliputi: teks ayat dan terjemahan, asbabun nuzul dan pendapat para ahli tafsir tentang kandungan ayat.
Pada bab empat terdapat nilai – nilai pendidikan dalam surat Al-Ahzab ayat 21 pembahasannya meliputi: suri teladan, mengharap rahmat Allah,meyakini hari kiamat dan menyebut Asma Allah.
Pada bab lima terdapat penutup yang meliputi: kesimpulan dan saran – saran.
           Sedangkan dalam penulisan skripsi ini untuk adanya keseragaman dan kesamaan dalam penulisan pengetikan penulis berpedoman pada buku ” Panduan Penulisan Proposal dan Skripsi yang diterbitkan oleh Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Almuslim Peusangan Kabupaten Bireuen tahun 2009.




[1] Manna Khalil Al-Khattan, Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur’an, terj. Mudzakir AS, Cet. III, (Bogor: Pustaka Litera Antar Nusa, 1996), hal. 1.
[2] Agus Hasan Bashori, Kitab Tauhid 2, (Yogyakarta: PDPM FIAI UII, 2001), hal. 10
[3] Sholikin, Muhammad. Jalan Menggapai Mahkota Sufi Syekh ’Abdul Qadir Al-
Jailani. Cet I. ( Yogyakarta: Mutiara Media. 2009), hal. 17
                   [4]Daryanto,SS, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya: Apollo, 1998), hal. 412
    [5] Rohmat Mulyana, Mengartikulasikan Pendidikan Nilai, (Bandung: Al Fabeta, 2004), hal. 11
    [6] Poerwadarminta, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia,( Surabaya: Apollo, 1998), hal. 412 .
 [7] Hobby, Kamus Populer, Cet.XV, (Jakarta: Central,  1997 ), hal 28.
[8] Oemar Muhammad At-Tomy Al-Syaibani, Filsafat Pendidikan Islam ,terj. Hasan Langgulung, Cet. I, (Jakarta: Bulan Bintang,  1979 ), hal.44.
[9] Al-Qur’an dan Terjemahan, ( Jakarta: Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Pentafsir Al – Qur’an, 1971 ), hal. 665
[10] Sukardi, Metodologi Penelitian, (Jakarta, PT. Bumi Aksara. 2003),hal. 167
[11] Sukardi, Metodologi ………,hal. 160
[12] Winarmo Surachmad,. Dasar dan Teknik Research Pengantar Metodologi Ilmiah, ( Bandung: Angkasa, 1987 ), hal. 163.
[13] Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), hal 131.
[14] Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002), hal. 44.