Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget Atas Posting

Pengembangan Anak dalam Cara Berpendapat


A.    Pengembangan Anak dalam Cara Berpendapat

Pengembangan Anak dalam Cara Berpendapat

Kreativitas dapat ditingkatkan bila diberi rangsangan, kesempatan dan latihan. Kreativitas dapat berkurang dengan cara pengasuhan dan pendidikan tertentu. Professor ilmu pendidikan di Universitas Minnesota menyebutkan bahwa peran orang tua penting sekali dalam menemukan cara untuk meningkatkan kreativitas pada anak kecil, karena kemampuan ini perlu dirangsang dan diberi pengarahan sejak bayi. Menurut ahli ini, kreativitas anak mulai meningkat pada usia 3 tahun, mencapai puncaknya usia 4-41/2 tahun lalu menurun pada usia 5 tahun ketika anak masuk sekolah (mungkin karena tekanan guru dan teman yang menuntut dia agar menyesuaikan diri).
Tanda-tanda anak yang kreatif antara lain:
Rasa ingin tahu yang sangat besar, senang bereksperimen, terus menerus bertanya dan biasanya dengan cara mendesak sehingga sering menjengkelkan orang tua yang sibuk atau guru yang kurang mengerti kecerdasan ini, peka terhadap yang dilihat, didengar, diraba dan dialami, banyak ide baru, kadang agak aneh, bisa menemukan berbagai macam kegunaan dari suatu benda biasa, mencoba mengerjakan tugas-tugas yang sulit untuk dirinya, dapat memusatkan perhatian lebih lama dibandingkan anak lain yang seumur, sangat fleksibel, terbuka bagi saran, pendapat dan kegiatan baru, cenderung lebih percaya diri, keras kepala, rajin, pendiam, kompleks dan stabil[1].

Karena anak yang kreatif sering mempunyai pendapat sendiri, biasanya sering konflik dengan guru atau orang tuanya. Bagaimana kita dapat merangsang dan meningkatkan kreativitas pada anak? Walaupun riset di bidang ini masih belum sempurna, cukup banyak petunjuk yang bisa diperoleh dari sejumlah penelitian. Dengan merangsang anak untuk melihat, mendengar, meraba untuk meneliti dan mencoba, maka kita telah merangsang kreativitas.
Orang tua yang bercakap-cakap gembira dengan anak kecil dan memperhatikan apa yang dikatakan, telah membantu pertumbuhan kreativitas. Demikian juga orangtua yang ikut bergembira dengan hasil yang dicapai anaknya dan terus merangsang rasa ingin tahunya. Sebagai tambahan, para ahli dalam kreativitas memberi saran-saran sebagai berikut:
1.     Bantulah agar anak menyadari dan menghargai keunikan dirinya, dapat merasakan kepuasan dalam menyatakan perasaannya, dapat merasakan kegembiraan dalam menciptakan sesuatu. Seringkali anak merasa dirinya tidak mungkin mempunyai ide yang berharga, sehingga tidak melanjutkan ide yang sudah dimiliknya.
2.     Bila mungkin biarkan anak merencanakan sebagian dari kegiatannya, termasuk kegiatan keluarga, dan bila mungkin laksanakan rencana tersebut. Sebagai contoh, anak perlu diberi kesempatan untuk mengatur menu keluarga (“mau masak apa hari ini? Buah apa yang akan dibeli?”), untuk merencanakan acara hari libur dan pesta. Dengan mengijinkan anak membuat keputusan-keputusan seperti itu akan meyakinkan dirinya, bahwa pendapatnya itu cukup berharga. Anak juga menjadi sadar bahwa setiap keputusan memiliki konsekuensi. Bila kita bisa melihat dan menghargai anak sebagai suatu individu, maka dorongannya untuk bebas dan berdiri sendiri tidak akan meletus melalui cara yang tidak diinginkan.
3.     Rangsanglah anak agar lebih peka terhadap lingkungannya, banyak bertanya, berani bereksperimen[2].
Kegiatan-kegiatan ilmiah membantu anak untuk mengerti, tidak semua eksperimen akan berhasil. Dan eksperimen yang tidak berhasil bukan berarti kegagalan. Memang penting mengajarkan anak agar terhindar dari kegagalan, dan sangatlah penting jika ini menyangkut keselamatan fisik.




[1] Lwin may, dkk., Cara Mengembangkan Berbagai Komponen Kecerdasan, (Klaten; PT Indeks Gramedia, 2005), hal. 38.
[2] Sujiono, Metode Pengembangan Kognitif, (Jakarta; Universitas   Terbuka,  2006), hal. 39.