Pengertian Pengelolaan Kelas
Pengertian
Pengelolaan Kelas
Pengelolaan
kelas adalah keterampilan guru menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya
bila terjadi
gangguan dalam
proses interaksi
edukatif.[1]
Berdasarkan penelitian Edmund, Emmer, dan Carolyn Evertson sebagaimana dikutip oleh Sri Esti Wuryani, bahwa
pengelolaan kelas didefinisikan sebagai berikut[2] :
a.
Tingkah laku guru yang dapat menghasilkan prestasi siswa
yang tinggi karena keterlibatan siswa di kelas.
b.
Tingkah laku siswa yang tidak banyak mengganggu kegiatan
guru dan siswa lain.
c. Menggunakan waktu belajar yang efisien.
Hadari Nawawi sebagaimana dikutip oleh Syaiful Bahri dan Aswan Zain, memandang kelas dari dua sudut, yaitu :
a. dalam arti sempit adalah,
ruangan yang dibatasi oleh empat dinding, tempat
sejumlah siswa
berkumpul untuk mengikuti proses belajar mengajar. Kelas
dalam pengertian
tradisional ini
mengandung sifat statis karena sekedar menunjuk pengelompokan
siswa menurut tingkat perkembangannya yang didasarkan pada batas umur kronologis masing-masing.
b. Kelas
dalam
arti
luas adalah,
suatu masyarakat
kecil yang merupakan bagian dari masyarakat sekolah, yang sebagai satu kesatuan diorganisasi
menjadi
unit kerja yang secara
dinamis menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar yang kreatif untuk mencapai suatu tujuan.27
Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru
menciptakan dan memelihara kondisi belajar
yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses interaksi edukatif.28
Pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan belajar mengajar atau yang membantu dengan
maksud agar dicapai kondisi
optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan
belajar seperti yang diharapkan.29
Dari beberapa pengertian di atas, penulis menyimpulkan bahwa pengelolaan kelas adalah salah satu usaha guru untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif bagi anak didik sehingga tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien. Maka ketika kelas tidak kondusif, guru
berusaha mengendalikan situasi agar tidak
menjadi penghalang bagi
proses belajar mengajar.
[1] Djamarah, Syaiful
Bahri, Guru
dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, Cet.III,
(Jakarta : Rineka Cipta, 2005).
h. 144.
[2] Sri Esti
Wuryani, Psikologi Pendidikan, Cet.III, (Jakarta : Gramedia, 2006). h. 264.