A.
Peran Orang Tua dalam Pendidikan Keluarga
Menurut Islam
Orang tua merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak-anak mereka,
karena dari mereka anak-anak mula-mula menerima pendidikan. Corak pendidikan
dalam rumah tangga secara umum tidak berpangkal tolak dari kesadaran dan
pengertian yang lahir dari pengetahuan mendidik, melainkan secara kodrati
suasana dan strukturnya memberikan kemungkinan alami membangun situsi atau
iklim pendidikan. Oleh karena itu peran orang tua disini memiliki pengaruh yang
besar terhadap pertumbuhan dan perkembangan siswa baik dari segi positif
ataupun dari segi negatif. Hal ini sebagaimana ditegaskan oleh Rasulullah Saw.
sebagai berikut:
عَنْ أَبِي
هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: كُلُّ
مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ وَيُنَصِّرَانِهِ
أَوْ يُمَجِّسَانِهِ. (رواه البخاري)
Artinya: Dari
Abu Hurairah ra. bahwasanya Nabi Saw. bersabda: Tiap-tiap anak yang baru lahir
dalam keadaan fitrah, maka ibu bapaknyalah yang menjadikan anaknya Yahudi,
Nasrani atau Majusi. (HR. Bukhari)[1]
Hadits ini menegaskan bahwa setiap anak yang lahir tidaklah kosong
mlompong,melainkan sudah membawa potensi iman kepada Allah. Sehingga, jika
pendidikan yang diterima anak di lingkungan rumah baik, mampu mengarahkan dan
mengokohkan keimanan anak, pergaulan social mayarakat baik, serta tersedianya
lingkungan belajar yang aman, murah, program yang mampu membentuk keimanan dan
kepribadian Islam yang tangguh, maka tidak diragukan lagi anak akan tumbuh
besar pada landasan iman yang kuat, akhlaq mulia dan mampu menyelesaikan
problem kehidupan sesuai dengan ketentuan Syariat Islam.
Timbulnya iklim atau suasana tersebut, karena adanya interaksi yaitu
hubungan pengaruh mempengaruhi secara timbal balik antara orang tua dan anak.
Sebagai peletak pertama pendidikan, orang tua memegang peranan penting bagi
pembentukan watak dan kepribadian anak, maksudnya bahwa watak dan kepribadian
tergantung kepada pendidikan awal yang berasal dari orang tua terhadap anaknya.
“Orang tua (ayah dan ibu) memegang peranan yang penting dan sangat
berpengaruh atas pendidikan anak-anaknya. Sejak anak lahir, ibu yang selalu ada
di sampingnya”[2].
Oleh karena itu seorang anak pada umumnya lebih cinta kepada ibu karena ibu
merupakan orang yang pertama dikenal anak. Maka dari itu ibu harus menanamkan
kepada anak, agar mereka dapat mencintai ilmu, membaca lebih banyak, lebih dinamis,
disiplin, dan ibu memberikan motivasi yang sehat dan menjadi teladan bagi anak
mereka.
Pengaruh ayah terhadap anak juga sangat besar, di mata anak ayah seorang
yang terpandai di antara orang-orang yang dikenalnya. Cara ayah melakukan
pekerjaan sehari-hari berpengaruh kepada cara kerja anaknya. Dengan demikian
tanggung jawab orang tua terhadap anak adalah suatu keniscayaan, apakah
tanggung jawab pendidikan itu diakui secara sadar atau tidak diterima sepenuh
hati atau tidak hal ini tidak dapat dihindari karena merupakan fitrah yang
telah dikodratkan Allah Swt. kepada setiap orang tua.
Ibrahim Amini menjelaskan bahwa:
Peranan orang tua selaku pendidik dalam keluarga adalah
pangkal ketentraman dan kedamaian hidup, bahkan dalam perspektif Islam keluarga
bukan hanya sebagai persekutuan hidup terkecil saja, melainkan sampai pada
lingkungan yang lebih besar dalam arti masyarakat secara luas, yang darinya
memberi peluang untuk hidup bahagia atau celaka.[3]
Tanggung jawab yang perlu disadarkan dan dibina oleh kedua orang tua kepada
anak adalah sebagai berikut:
Pertama, memelihara dan membesarkannya. Kedua, melindungi dan menjamin
kesehatannya, baik secara jasmaniah maupun rohaniah dari berbagai gangguan,
penyakit, atau bahaya lingkungan yang dapat membahayakan dirinya. Ketiga,
mendidiknya dengan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan yang berguna bagi
hidupnya. Keempat, membahagiakan anak untuk dunia dan akhirat dengan
memberikan pendidikan agama sesuai dengan ketentuan Allah Swt. sebagai tujuan
akhir hidup muslim.[4]
Dengan demikian, orang tua sebagai pendidik utama pertama dan terakhir pada
hakikatnya memiliki tanggung jawab yang komprehensip dan sangat kompleks,
menyangkut semua aspek kehidupan baik pendidikan jasmani maupun pendidikan
rohani dan tanggung jawab tersebut dimanifestasikan melalui pendidikan aqidah,
ibadah, akhlak, intelektual, dan kematangan psikis.
Seorang anak apabila telah memasuki usia sekolah menjadi tugas dan tangung
jawab orang tua untuk menyerahkan anaknya kepada sekolah. Faktor lain yang
menjadi tanggung jawab orang tua adalah menyediakan alat-alat perlengkapan
belajar anak di rumah, memperhatikan lingkungan pergaulan, memberikan kesempatan
kepada anak untuk menyampaikan dan mengungkapkan masalahnya.
Dalam hal ini Jaudah Muhammad Awwad mengemukakan bahwa:
Berhasil baik atau tidaknya pendidikan di sekolah
bergantung pada dan dipengaruhi oleh pendidikan di dalam keluarga. Pendidikan
keluarga adalah fundamen atau dasar dari pendidikan anak selanjutnya.
Hasil-hasil pendidikan yang diperoleh anak dalam keluarga menentukan pendidikan
anak itu selanjutnya, baik di sekolah maupun di masyarakat.[5]
Pandangan tersebut di atas menunjukkan betapa perlunya orang tua senantiasa
memperhatikan perkembangan dan kemajuan pendidikan anak-anaknya, sebab perhatian
dan bimbingan yang cukup dari orang tua sangat menunjang bagi keberhasilan
pendidikan anak. Tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anak-anaknya
mempunyai dasar yang kuat. Salah satu wujud nyata dari tanggung jawab yang
dimaksud adalah memperhatikan kebutuhan dalam pendidikan anak-anak mereka,
menyediakan sarana dan fasilitas belajar yang dibutuhkan anak. Semua dilakukan
atas dasar kerjasama kedua orang tua (ayah dan ibu).
0 Comments
Post a Comment