Urgensi ASI Bagi Bayi dan Hubungannya dengan Pendidikan
BAB I
P E N D A H U L U A N
A. Latar Belakang Masalah
Setiap bayi yang baru lahir, pertama sekali yang
dirasakannya adalah air susu ibu (ASI) yang disuguhkan oleh ibu yang
melahirkannya. Namun ada juga bayi yang bukan merasakan air susu pertama dari orang
yang melahirkannya. Tetapi dari orang lain yang turut berada di tempat yang
sama ketika ia dilahirkan. Dalam artian makanan yang pertama dirasakan oleh
bayi adalah air susu dari wanita, baik itu dari ibunya sendiri maupun dari
wanita lainnya yang memberikannya susu. Hal ini sebenarnya telah dipahami oleh
masyarakat, baik masyarakat yang kebudayaannya sudah maju ataupun masyarakat
yang masih berkebudayaan rendah.
Sesungguhnya memberikan air susu ibu kepada bayi mempunyai
kelebihan yang sangat banyak. Menurut hasil kajian para pakar, air susu ibu
(ASI) mengandung semua zat makanan yang diperlukan dalam perkembangan dan
kesehatan anak tersebut. Air susu ibu (ASI) juga mengandung zat khusus yang
penting untuk perkembangan otak dan daya pikir (intelek) yang sangat bagus bagi
anak.[1]
Pemberian air susu ibu (ASI) pada bayi sangat digalakkan
karena perbuatan ini bukan saja mendatangkan kebaikan bagi bayi tersebut,
tetapi juga mendatangkan kebaikan kepada ibu-ibu yang menyusuinya. Di antara
kebaikan bagi ibu yang menyusuinya yaitu pada masa tersebut dapat mengecilkan
rahim dan membantu membersihkan pendarahan selepas persalinan.[2]
Agama Islam telah mengatur dengan seksama tentang pemberian
air susu ibu (ASI) bagi anak di dalam kitab-kitab fiqih, tetapi sangat disayangkan
masih ada sebagian ibu-ibu yang tidak suka untuk memberikan air susu ibu (ASI)
kepada bayinya. Alasan yang dikemukakan antara lain khawatir badannya cepat tua
dan kendor, menjaga agar tidak kehilangan kasih sayang suami. Apalagi bagi
wanita yang statusnya wanita karier, menganggap bahwa dengan menyusui sendiri
bayi dapat menghambat karir dan pekerjaannya, sehingga ia lebih suka menitipkan
bayi kepada pengasuh atau ibu lain yang bersedia menyusui bayinya sedangkan ia
sendiri tidak pernah dan bahkan tidak sempat untuk menyusui sendiri bayinya
dengan air susunya sendiri.
Pemberian air susu ibu (ASI) yang dilakukan langsung oleh
seorang ibu merupakan tali pengikat kasih sayang antara si ibu dengan si bayi,
dikarenakan dengan dihisapnya payudara si ibu oleh bayi ketika menyusui pada
saat tersebut terjadi kontak batin langsung antara bayi dengan ibu dan saat itu
juga terjadi satu komunikasi antara bayi dan si ibu dan akan terasa sekali
manakala ibu sambil memeluk bayi di dadanya ketika menyusui.[3]
Sesungguhnya pemberian air susu ibu (ASI) ini, bukanlah
suatu kewajiban yang harus dilakukan oleh ibu kandungnya sendiri, walaupun
lazimnya demikian. Namun dapat juga diberikan kepada wanita lain yang bisa
menyusui bayi tersebut. Ini dapat terjadi karena beberapa hal, seperti:
kurangnya waktu yang tersedia bagi anak, ibu tidak mempunyai air susu, si ibu
mempunyai penyakit yang dapat membahayakan bagi jiwa sianak ataupun dengan
alasan-alasan lainnya.
Sangat banyak alasan yang ditemukan supaya pemberian air
susu ibu (ASI) ini mendapat perhatian khusus dalam hukum Islam, di antaranya:
air susu ibu (ASI) dapat memenuhi seluruh kebutuhan makanan bayi dan belum ada
satu pabrik manapun sampai saat ini yang dapat membuat susu atau makanan buatan
untuk bayi yang mendekati kandungan air susu ibu (ASI).
Bagaimana hukum pemberian air susu ibu (ASI) menurut syariat
Islam dan apa saja pengaruh pemberian air susu ibu (ASI) oleh seorang ibu bagi
anak yang dilahirkannya sangat perlu ditegaskan dalam pembahasan secara ilmiah,
apalagi bila dikaitkan dengan nilai-nilai pendidikan. Demikian pula dalam
syariat Islam masalah pemberian air susu ibu (ASI) / penyusuan (radha’ah)
telah diatur sedemikian rupa, baik melalui firman-firman Allah SWT,
hadits-hadits Nabi ataupun penelitian-penelitian yang dilakukan oleh para ulama
maupun pakar-pakar yang melakukan risetnya dengan konsep keIslaman.
Dalam hal ini, maka kita haruslah mencari hikmah dan latar
belakangnya, bukan saja dari segi penegasan hukum, makanya dalam hal ini peneliti
ingin menelaahnya berdasarkan tinjauan pendidikan Islam.
Berdasakan latar belakang masalah yang penulis bahas diatas, maka
penulis tertarik untuk membuat penelitian skripsi dengan judul “Urgensi ASI Bagi Bayi dan Hubungannya dengan Pendidikan “
B. Rumusan Masalah
Adapun
yang menjadi rumusan masalah dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pemberian air susu ibu (ASI) bagi bayi menurut
ajaran Islam?
2. Bagaimana cara menyusui bayi menurut ajaran Islam?
3. Bagaimana hikmah air susu ibu (ASI) bagi bayi dalam
tinjauan pendidikan islam ?.
C. Tujuan Pembahasan
Adapun yang menjadi tujuan pembahasan dalam penulisan
skripsi ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pemberian air susu ibu (ASI) bagi bayi menurut ajaran
Islam.
2. Untuk mengetahui cara menyusui bayi menurut ajaran Islam.
3. Untuk mengetahui hikmah air susu ibu (ASI) bagi bayi dalam tinjauan
pendidikan islam.
D. Kegunaan Pembahasan
Adapun yang
menjadi kegunaan pembahasan dalam penulisan skripsi ini adalah:
Secara teoritis pembahasan ini bermanfaat bagi para pelaku pendidikan,
secara umum dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan khususnya mengenai urgensi ASI bagi
bayi dan hubungannya dengan pendidikan. Selain itu
hasil pembahasan ini dapat di jadikan bahan kajian bidang study
pendidikan.[4]
Secara
praktis, hasil pembahasan ini dapat memberikan arti dan niliai tambah dalam
memperbaiki dan mengaplikasikan urgensi ASI bagi bayi dan hubungannya dengan pendidikan ini dalam pelaksanaannya. Dengan demikian,
pembahasan ini di harapkan dapat menjadi tambahan referensi dalam dunia
pendidikan, khususnya dalam dunia pendidikan Islam.[5]
E. Penjelasan Istilah
Agar terhindar
dari
kesimpangsiuran dan kesalahpahaman dalam pemakaian istilah merupakan salah satu
hal yang sering terjadi, sehingga mengakibatkan penafsiran yang berbeda. Maka
untuk menghindari hal tersebut di atas, penulis merasa perlu mengadakan
pembatasan dari istilah-istilah yang terdapat dalam judul skripsi ini.
1. Urgensi
Dessy Anwar dalam Kamus lengkap Bahasa Indonesia menjelaskan, urgensi adalah keharusan yang mendesak[6] Hoetomo dalam Kamus lengkap Bahasa Indonesia mendefinisikan
bahwa urgensi adalah suatu keharusan yang sangat penting.[7]
Jadi urgensi yang penulis maksudkan adalah suatu keharusan yang sangat
penting yang harus dilakukan oleh sang Ibu.
2. Air
Susu Ibu (ASI)
Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan
paling ideal bagi bayi karena mengandung semua gizi yang dibutuhkan bayi.[8] Air Susu Ibu (ASI) adalah hasil laktasi (sekresi susu)
yang mempunyai komponen utama laktosa,
air dan lemak dan antibody untuk melawan virus dan bakteri sehingga secara
tidak langsung bisa menjadi imunitas pasif bagi anak.[9]
Jadi Air susu ibu (ASI) yang penulis maksudkan adalah makanan yang
harus di berikan oleh sang ibu kepada anak selama 2 ( dua ) tahun pertama.
3. Bayi
Bayi adalah anak baru lahir yang
masih kecil dan belum berdaya serta masih perlu bantuan ibu atau orang lain
untuk mengasuhnya.[10] Dessy Anwar dalam Kamus lengkap Bahasa Indonesia menjelaskan, bayi adalah anak, jabang bayi
atau orok[11].
Jadi, bayi yang penulis maksudkan
adalah anak yang belum mengkonsumsi makanan lain selain daripada ASI (Air Susu
Ibu ).
4. Pendidikan
Arti pendidikan
secara umum ialah bimbingan secara sadar oleh sipendidik terhadap perkembangan
jasmani dan rohani siterdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.[12]
Sedangkan pendidikan secara epistemology yaitu Paedagogie berasal
dari bahasa Yunani terdiri dari kata “pais” artinya anak dan “agai”
artinya pembimbing, jadi Paedagogie adalah bimbingan yang diberikan
kepada anak.[13]
Menurut ensiklopedia pendidikan
menyebutkan bahwa pendidikan adalah usaha manusia untuk membawa anak yang belum
dewasa dalam arti sadar dan mampu memikul tanggung jawab atas segala perbuatannya
secara moral.[14]
Jadi, pendidikan yang penulis maksudkan
adalah usaha yang dilakukan orang dewasa untuk mendewasakan anak.
F. Metode Pembahasan
Adapun metode dalam pembahasan ini adalah sebagai berikut:
1.
Pendekatan Pembahasan
Dalam pembahasan ini penulis mempergunakan metode deskriptif
analisis yaitu suatu metode pemecahan masalah yang meliputi pencatatan,
penafsiran dan analisa terhadap data dalam pengkajian skripsi ini.[15]
Pembahasan ini akan
menjelaskan urgensi Air
Susu Ibu bagi bayi dan hubungannya dengan pendidikan.
2.
Ruang Lingkup Pembahasan
Adapun ruang lingkup pembahasan skripsi ini adalah:
Tabel 1. 1 Ruang Lingkup Pembahasan
No
|
Ruang Lingkup
|
Hasil Yang
Diharapkan
|
1
|
Pemberian air susu ibu (ASI) bagi bayi
|
a).
Pengertian
b).
Tujuan
c).
Manfaat
|
2
|
Cara menyusui bayi
|
a)
Al-qur’an
b)
As-sunnah
|
3
|
Hikmah air susu ibu (ASI) bagi bayi
|
a)
Akhlak
b)
Kasih Sayang
c)
Kesehatan
|
3.
Sumber Data
Adapun yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1)
Data primer adalah sumber data yang langsung dan segera diperoleh
dari sumber data dan penyelidik untuk tujuan penelitian.[16].
Adapun sumber data primer dalam penelitian ini adalah Ali Qaimi, Peranan
Ibu Dalam mendidik Anak,Bogor: Cahaya, 2003, Alfiah Kalsum Ananda dan
Muhammad Ridwan, Catatan Kasih Bunda: Pengalaman Mengasuh Bayi dengan Cinta,
Cet. I, Bandung: Al-Bayan Mizan, 2004.
2)
Data skunder yaitu sumber data yang mendukung dan melengkapi sumber data
primer tersebut yaitu buku “Fiqih Wanita karya Kamil Muhammad Uwaidah
yang diterbitkan Pustaka Al-Kautsar, 2006, Bersikap Terhadap Anak karya Muhammad Fauzil Adhim yang diterbitkan Titian Ilahi Press, 1996, Ilmu
Pendidikan Teoretis dan Praktis karya M. Ngalim Purwanto Cet. XVI, yang
diterbitkan Remaja Rosdakarya, 2004, Bagaimana Membimbing, Mendidik dan Mendisiplinkan Anak Secara
Efektif, karya Schaefer, Charles, Terj. R. Turman Sirait, yang diterbitkan Restu
Agung, 1997, Metode Pengembangan Moral Anak Prasekolah karya Dwi
Siswoyo dkk, yang diterbitkan FIP UNY. 2005, Konsep Pendidikan dalam Islam
(Pendidikan Keluarga dan Pengaruhnya Terhadap Anak), karya Fauji Saleh,
(mengutip Ahmad Husain al-Liqaini), yang diterbitkan Yayasan Pena, 2005.
4.
Tehnik Pengumpulan Data
Dalam
pengumpulan data yang bertalian dengan masalah tersebut di atas, penulis menggunakan
metode Library Research, yaitu penelaahan kepustakan dengan mempelajari buku-buku,
majalah-majalah, surat kabar, buletin dan bahan-bahan lainnya yang mempunyai
relevansi dengan pokok pembahasan.[17]
5.
Tehnik Analisa Data
Dalam menganalisa data yang telah tekumpul, terlebih dahulu diklasifikasikan
kemudian dianalisis. Dengan kata lain penulis mengklasifikasikan sebagian data
yang diperoleh dengan cara mengumpulkan sejumlah data untuk dianalisis,
menyeleksi data yang relevan serta membahas dan menyimpulkan pembahasan.
G. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika dalam penulisan
dalam pembahasan skripsi ini adalah
sebagai berikut: Bab satu, pendahuluan
meliputi : latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan pembahasan, kegunaan
pembahasan, penjelasan istilah, metode penelitian dan
sistematika penulisan.
Bab dua, pemberian asi dalam islam
meliputi : pengertian asi dan kandungannya, batas umur dan pemberian asi,
menyusui sebagai kodrat manusiawi, hikmah menyusui bagi perkembangan anak dan
menyusui dan kaitannya dengan perkembangan anak.
Bab tiga, urgensi ASI bagi bayi dan
hubungannya dengan pendidikan meliputi : pengertian pendidikan, tanggung jawab
ibu dalam pendidikan anak, pengaruh pemberian ASI dan hubungannya dengan
pendidikan dan nilai pendidikan Islam dalam pemberian ASI bagi bayi.
Bab empat, penutup meliputi :
kesimpulan dan saran-saran.
Sedangkan dalam penulisan skripsi ini untuk adanya
keseragaman dan kesamaan dalam penulisan pengetikan penulis berpedoman pada
buku ” Panduan Penulisan Proposal dan Skripsi yang diterbitkan oleh Sekolah
Tinggi Ilmu Tarbiyah Almuslim Peusangan Kabupaten Bireuen tahun 2009.
[1]Muhammad
Kamil Uwaidah, Fiqih Wanita,
(Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2006), hal. 467
[3]Syamsuddin
Nur dan Mutia Muthmainnah, Perkawinan
yang di Dambakan Menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah, (Jakarta: An-Nur, 2007),
hal. 178.
[8]Alfiah
Kalsum Ananda dan Muhammad Ridwan,
Catatan Kasih Bunda: Pengalaman Mengasuh Bayi dengan Cinta, Cet. I,
(Bandung: Al-Bayan Mizan, 2004), hal. 70.
[15] Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta:
Rineka Cipta, 1992), hal. 243.
[16]
Winarmo Surachmad, Dasar dan Teknik Research Pengantar Metodologi Ilmiah,
(Bandung:
Angkasa, 1987), hal. 163.
[17] Muhammad hasyim, Penentuan Dasar Kaedah
Pnelitian Masyarakat, (Jakarta:Pdoman Ilmu Jaya, t.t.), hal. 21.