B.
Cara Menghormati Wali
Sesungguhnya menghormati
wali bukanlah dengan berdoa di kuburannya, justru ini adalah perbuatan yang di
benci wali itu sendiri karena telah menyekutukannya dengan Allah. Jangankan
meminta kepada wali kepada nabi sekalipun tidak boleh berdoa. Jangankan saat
setelah mati di waktu hidup saja nabi tidak mampu mendatangkan manfaat untuk
dirinya sendiri, apalagi untuk orang lain setelah mati.
Kalau hal itu benar
tentulah para sahabat akan berbondong-bondong ke kuburan Nabi Saw. saat Mereka
kekeringan atau kelaparan atau saat diserang oleh musuh. Tapi kenyataan justru
sebaliknya, saat paceklik terjadi di Madinah, Umar bin Khaththab mengajak kaum
muslimin melakukan shalat istikharah kemudian menyuruh Abbas bin Abdul Muthalib
berdoa, karena kedekatannya dengan Nabi, bukannya Umar meminta kepada Nabi Saw.
Karena kehidupan beliau di alam barzah tidak bisa disamakan dengan kehidupan di
alam dunia. Kemudian bentuk lain dari cara setan dalam menyesatkan wali-walinya
adalah dengan memotivasi seseorang melakukan amalan-amalan bid’ah, sebagai
contoh kisah yang amat mashur yaitu kisah Sunan Kalijaga, kita tidak mengetahui
apakah itu benar dilakukan beliau atau kisah yang didustakan atas nama beliau,
namun kita tidak mengingkari kalau memang beliau seorang wali, yang kita
cermati adalah kisah kewalian beliau yang jauh dari tuntunan sunnah, yaitu
beliau bersemedi selama empat puluh hari di tepi sebuah sungai kemudian diakhir
persemedian beliau mendapatkan karomah. Kejanggalan pertama dari kisah ini adalah
bagaimana beliau melakukan shalat, kalau beliau shalat berarti telah
meninggalkan shalat berjamaah dan shalat Jum’at? adakah petunjuk dari
Rasulullah untuk mencari karomah dengan persemedian seperti ini? Dengan
meninggalkan shalat atau meninggalkan shalat berjamaah dan shalat Jum’at.
Banyak orang berasumsi
bila seseorang memiliki atau dapat melakukan hal-hal yang luar biasa dianggap
sebagai wali. Padahal belum tentu, boleh jadi itu adalah tipuan atau sihir,
atas bantuan setan dan jin setelah ia melakukan apa yang diminta oleh jin dan
setan tersebut. Seperti ada orang yang bisa terbang atau berjalan di atas air
atau tahan pedang atau bisa memberi tahu tentang sesuatu yang hilang,
sebagaimana dikatakan Imam Syafi’i: “Bila kamu melihat seseorang berjalan di
atas air atau terbang di udara maka ukurlah amalannya dengan sunnah”.
Karena setan bisa
membawa seseorang untuk terbang, atau memberi tahu para walinya sesuatu yang
tidak dilihat oleh orang lain. Sebagaimana Dajjal yang akan datang di akhir
zaman memiliki kekuatan yang luar biasa. Begitu pula para kaum musyrikin dapat
mendengar suara dari berhala yang mereka sembah, pada hal itu adalah suara
setan. Dan banyak sekali kejadian yang luar biasa dimiliki oleh orang-orang
yang sesat begitu pula orang yang murtad dan sebagainya. Yang kesemuanya adalah
atas tipuan setan.
Sebagaimana yang
diriwayatkan dalam kisah seorang Nabi palsu Mukhtar bin Abi ‘Ubaid, yang
mengaku sebagai Nabi. Mukhtar bin Abi ‘Ubaid mengaku bahwa dia
menerima wahyu, lalu seseorang berkata kepada Ibnu ‘Umar dan Ibnu ‘Abbas:
sesungguhnya Mukhtar mengaku diturunkan kepadanya wahyu? Dua orang sahabat
tersebut menjawab: benar, kemudian salah seorang dari Mereka membaca firman
Allah: “Maukah kamu Aku beritakan kepada siapa turunnya para setan? Mereka
turun kepada setiap pendusta yang banyak dosa “. (Asy Syu’araa, ayat: 221-222).
Dan yang lain membaca firman Allah, “Dan sesungguhnya para setan itu mewahyukan
kepada wali-wali Mereka untuk membantahmu”. (QS. Al An’aam, ayat: 121).
Sebenarnya
menghormati waliyullah bukanlah dengan berdoa di kuburannya, apalagi meminta
dan berdoa kepada wali yang sudah mati, yang pada hakikatnya adalah merupakan
kesyirikan semata. Karena meminta kepada makhluk adalah syirik. justru ini
adalah merupakan suatu perbuatan yang di benci oleh waliyullah itu sendiri
karena telah menyekutukannya dengan Allah. Sehingga mereka akan lebih merasa
takut kepada wali daripada mereka takut kepada Allah.
Sesungguhnya
menghormati waliyullah itu dengan berdoa dan bersungguh-sungguh serta tulus
untuk beliau, karena sesungguhnya Allah Swt.
telah menganugerahkan suatu bentuk berkah yang berlimpah untuk beliau.
Orang-orang yang berdoa dengan tulus untuk beliau maka orang-orang tersebut
menjadi semakin dekat kepada Allah Swt.
0 Comments
Post a Comment