1. Implementasi Teori
Belajar Behaviorisme dalam Pembelajaran
PAI di SMP Negeri 2 Juli
1)
Koneksionisme
Berdasarkan hasil observasi penulis bahwa SMP
Negeri Negeri 2 Juli pada hari senin tanggal 30 September 2013 jam 10.00 Wib
guru sudah mulai menerapkan teori belajar behaviorisme dalam pembelajaran PAI
di SMP Negeri 2 Juli hal ini terlihat dari pembelajaran siswa yang mana guru membangkitkan
dan membentuk minat siswa untuk mau belajar PAI [1]
Menurut Bapak Syarifuddin, S.Pd teori
koneksionisme itu cocok bila diterapkan dalam PAI. Sebab dalam koneksionisme,
belajar merupakan pembentukan koneksi-koneksi antara stimulus dan respon.
Artinya, dalam belajar PAI hal utama yang paling menentukan adalah adanya
stimulus yang bisa membangkitkan dan membentuk minat siswa untuk mau belajar
PAI, dimana asa puas yang ditimbulakan akan mendorong pembelajaran.[2]
2)
Ganjaran dan hukuman
Menurut penuturan Ibu Rahimah, S.Pd.I dalam situasi
belajar PAI, hukuman dapat mengatasi tingkah laku yang tidak diinginkan dalam
waktu singkat, untuk itu perlu disertai dengan reinforcement langsung. Hukuman menunjukkan apa yang tidak boleh
dilakukan oleh murid. Sedangkan reward menunjukkan apa yang mesti dilakukan
oleh murid. Sebagai contoh; murid yang tidak menghafalkan pelajaran Pendidikan Agama Islam selalu disuruh berdiri didepan kelas oleh
gurunya. Sebaliknya jika ia sudah hafal maka ia disuruh duduk kembali dan
dipuji oleh gurunya. Lama-kelamaan anak itu belajar menghafal setiap pelajaran Pendidikan Agama Islam.[3]
Menurut hemat penulis, Selain stimulus-respon,
teori ini juga sering disebut dengan “trial and error” yang berarti berani
mencoba tanpa takut salah. Jadi, dalam belajar PAI siswa diharapkan untuk
berani mencoba mempelajari PAI. Sehingga siswa menemukan keberhasilan untuk
mencapai tujuan. Umpanya, dalam mata pelajaran PAI siswa diberi beberapa
pertanyaan dan siswa juga dituntut untuk dapat menjawabnya tapi dengan teori
koneksionisme trial and error siswa diberi kesempatan untuk berani menjawab
pertanyaan yang diajukan tanpa rasa takut salah dalam menjawab dan akan tetap
terus berusaha sehingga ia dapat menjawab pertanyan tersebut dengan sempurna.
0 Comments
Post a Comment