A.
Pendidikan
Agama Non Formal dapat Membentuk Akhlakul Karimah
Pendidikan merupakan salah satu alat untuk dapat membimbing seseorang
menjadi orang yang baik terutama pendidikan agama. Dengan pendidikan agama akan
membentuk karakter akhlakul karimah sehingga mereka mampu memfilter mana
pergaulan yang baik dan mana yang tidak baik. Pelaksanaan pendidikan agama yang
diberikan bukan hanya menjadikan manusia yang pintar dan trampil, akan tetapi
jauh daripada itu adalah untuk menjadikan manusia yang memiliki moral dan
akhlakul karimah. Dengan moral dan akhlakul karimah yang dimilikinya akan mampu
mengarahkan minatnya untuk terus belajar mencari ilmu[1].
Pendidikan agama yang menyajikan kerangka moral sehingga seseorang dapat dapat
membandingkan tingkah lakunya. Pendidikan agama yang terarah dapat menstabilkan
dan menerangkan mengapa dan untuk apa seseorang berada di dunia ini. Pendidikan
agama menawarkan perlindungan dan rasa aman seseorang dalam menghadapi
lingkungannya. Agama merupakan salah satu faktor pengendalian terhadap tingkah
laku manusia. Hal ini dapat dimengerti karena agama mewarnai kehidupan
masyarakat setiap hari.
Pembinaan dan bimbingan melalui pendidikan agama sangat besar
pengaruhnya bagi sesorang sebagai alat pengontrol dari segala bentuk sikap dan
tingkah lakunya dalam kehidupan sehari-hari, artinya nilai-nilai agama yang
diperolehnya menjadi bagian dari pribadinya yang dapat mengatur segala tindak
tanduknya secara otomatis. Perhatian pemerintah terhadap pendidikan non formal,
dinilai masih rendah. Padahal, keberadaan pendidikan non formal tidak kalah
pentingnya dibanding pendidikan formal dalam mendidik anak. Untuk itu,
perhatian pemerintah harus ditingkatkan terhadap pendidikan formal. Hal
tersebut dikatakan salah seorang tokoh masyarakat, Anwarudin. Diteruskannya,
pendidikan bukan hanya pendidikan formal semata, tapi ada juga pendidikan non
formal. Bahkan, pendidikan non formal pun banyak memberikan kontribusi positif
terhadap bangsa. "Salah satu pendidikan non formal adalah pengajian,
ataupun pesantren[2].
Keberadaan lembaga-lembaga pendidikan non formal ini banyak di
masyarakat. Kontribusinya pun terhadap masyarakat dalam membangun karakter anak
didik sudah sangat dirasakan, tapi, perhatian terhadap pendidikan non formal
masih minim"[3].
Diyakininya, jika tanpa pendidikan non formal, dekadensi moralitas akan semakin
terpuruk. Anwar melanjutkan, pelajaran yang banyak diberikan dalam pendidikan
non formal adalah pelajaran agama.
Hal tersebut dinilai akan mampu membentengi dekadensi moral, terutama di
kalangan generasi muda. "Pendidikan agama ini sangat diperlukan, terutama
untuk membentengi generasi muda agar memiliki akhlakul karimah. Di pendidikan
formal, pelajaran agama tidak memiliki waktu yang lama. Itu ditutupi dengan
adanya pengajian-pengajian di kampung-kampung. Pengajian-pengajian ini pun
sekarang sudah mulai ditinggalkan oleh anak-anak muda," terangnya.
Anwar melanjutkan, dekadensi moral saat ini sudah terjadi, mulai dari
kalangan atas dan juga kalangan bawah. Korupsi sudah menjalar ke semua
tingkatan. "Pendidikan agama harus ditingkatkan, karena dengan agama saya
kira bisa menjadi benteng dari semua pengaruh buruk[4].
Pendidikan agama yang lebih maksimal, tidak akan didapatkan di pendidikan
formal. Keberadaan pendidikan non formal sangat menunjang pendidikan
formal," ujarnya. Untuk itu, menurutnya, pemerintah harus bisa
meningkatkan perhatiannya pada pendidikan non formal. Kesejahteraan pengajarnya
bisa ditingkatkan. Insentif yang diberikan setiap tahun, dinilai terlalu rendah
dan juga tidak merata. "Kalau bisa insentif guru ngaji tiap tahunnya bisa
ditingkatkan. Jangan hanya guru formal saja yang diberikan tunjangan. Kadang
dobel, sekarang ada sertifikasi. Guru PNS dapat juga sertifikasi. Semua sama,
mengajar dan juga mendidik, motivasinya harus terus ditingkatkan. Agar generasi
bangsa kedepan lebih baik.
[1] Hasil wawancara dengan Bapak Abdullah Amin Tokoh
Masyarakat Kecamatan Peudada Kabupaten Bireuen Pada Tanggal 26 Juli 2011.
[2] Hasil wawancara dengan Bapak Anwaruddin Tokoh Masyarakat Kecamatan Peudada
Kabupaten Bireuen Pada Tanggal 27 Juli 2011.
[3] Hasil wawancara dengan Bapak Mukhlis Tokoh Masyarakat Kecamatan Peudada
Kabupaten Bireuen Pada Tanggal 25 Juli 2011.
[4] Hasil wawancara dengan Bapak Anwaruddin Tokoh Masyarakat Kecamatan Peudada
Kabupaten Bireuen Pada Tanggal 27 Juli 2011.
0 Comments
Post a Comment