Biaya Produksi
2.3.Biaya
Produksi
Biaya Produksi adalah biaya yang harus
dikeluarkan pengusaha atau produsen untuk membeli faktor-faktor produksi dengan
tujuan menghasilkan output atau produk. Faktor-faktor produksi itu sendiri
adalah barang ekonomis (barang yang harus dibeli karena mempunyai harga) dan
termasuk barang langka (scarce), sehingga untuk
mendapatkannya membutuhkan pengorbanan berupa pembelian dengan uang.
Dalam arti luas biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi
yang di ukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi
untuk mencapai tujuan tertentu (Mulyadi, 2003). Menurut Harnanto (2007) biaya
dalam arti sempit adalah harga pokok (merupakan harga pertukaran dari sumber
ekonomi yang dikorbankan atau diserahkan untuk mendapatkan suatu barang dan
jasa) dan beban (merupakan pengorbanan yang diperlukan dalam rangka
merealisasikan pendapatan). Menurut Sudarsono (2008), biaya dalam pengertian
ekonomi adalah semua beban yang harus ditanggung untuk menyediakan barang yang
siap dipakai konsumen. Ada empat unsur pokok dalam definisi biaya yaitu :
1.
Biaya
merupakan pengorbanan sumber ekonomi
2. Diukur dalam satuan uang
3. Yang telah terjadi atau secara potensial
akan terjadi
4. Pengorbanan tersebut untuk tujuan
tertentu.
Biaya produksi dalam usahatani dapat
berupa uang tunai, upah kerja untuk biaya persiapan (Mubyarto, 2004). Biaya dapat dibedakan menjadi beberapa macam yaitu :
1.
Biaya tetap,
biaya yang harus dikeluarkan oleh para petani yang penggunaannya tidak habis
dalam masa satu kali produksi.
2.
Biaya
variabel, yaitu biaya yang besar dan kecilnya tergantung pada jumlah produksi.
Biaya
sebagai suatu nilai tukar, pengeluaran atau pengorbanan yang dilakukan untuk
menjamin perolehan manfaat (carter William, 2009). Biaya dalam kegiatan sebuah
usaha dikeluarkan oleh nelayan dengan tujuan untuk menghasilkan pendapatan yang
tinggi bagi sebuah usaha yang dikerjakan. Dengan mengeluarkan biaya maka
nelayan mengharapkan pendapatan yang setinggi-tingginya melalui peningkatan
produksi. Biaya sebagai suatu sumber daya yang dikorbankan atau dilepaskan
untuk mencapai tujuan tertentu. Suatu biaya biasanya diukur dalam unit uang
yang harus dikeluarkan dalam rangka mendapatkan barang dan jasa. Biaya
merupakan pengeluaran yang terjadi dalam mengorganisir dan melakukan proses
produksi. Didalamnya termasuk memplotkan uang untuk input dan pelayanan yang
digunakan dalam produksi.
2.4.
Penerimaan
Penerimaan dapat diartikan sebagai nilai
produk total dalam jangka waktu tertentu baik yang dipasarkan maupun tidak
(Soekartawi, 2002). Penerimaan juga dapat didefinisikan sebagai nilai uang yang
diterima dari penjualan. Penerimaan usahatani yaitu penerimaan dari semua
sumber usahatani meliputi nilai jual hasil, penambahan jumlah inventaris, nilai
produk yang dikonsumsi petani dan keluarganya. Penerimaan adalah hasil
perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual produk. Pernyataan
ini dapat dituliskan sebagai berikut :
TR = Y . Py
Dimana:
TR = Total Revenue (penerimaan usahatani)
Y = Output (produksi yang diperoleh)
Py = Price (harga output)
Menurut Sudarsono (2008), penerimaan merupakan suatu hasil penjualan dari
barang tertentu yang diterima atas penyerahan sejumlah barang pada pihak lain.
Jumlah penerimaan (total revenue) didefinisikan sebagai penerimaan dari
penjualan dari barang tertentu yang peroleh dari sejumlah satuan barang yang
terjual dikalikan harga penjualan setiap satuan barang. Penerimaan
dibidang pertanian adalah produksi yang dinyatakan dalam betuk uang tunai
sebelum dikurangi dengan biaya pegeluaran selama kegiatan usaha tani tersebut
(Daniel, 2002). Sedangkan menurut Soeharno (2006),
penerimaan adalah harga di kalikan dengan jumlah yang di jual. Secara matematis
dapat dilihat seperti :
TR = P.Q
Keterangan :
TR : Total Penerimaan (Total Revenue)
TR : Total Penerimaan (Total Revenue)
Q : Produksi / Quantity( Rp )
P : Harga (Price)
P : Harga (Price)
2.5.
Keuntungan
Keuntungan merupakan salah satu tujuan utama
seseorang ataupun perusahaan dalam menjalankan suatu usaha. Keuntungan sangat berpengaruh bagi
kelangsungan hidup suatu usaha, semakin besar keuntungan yang diperoleh maka semakin besar
kemampuan usaha tersebut untuk membiayai segala pengeluaran dan
kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan oleh. Selain itu pula keuntungan juga berpengaruh dan yang perlu diingat lagi, keuntungan adalah darah kehidupan dari suatu
perusahaan. Tanpa keuntungan maka tidak ada perusahaan. Hal ini tentu
saja tidak mungkin terlepas dari pengaruh keuntungan dari hasil operasi perusahaan.
Pengertian tentang keuntungan itu sendiri ada beberapa macam,
berikut ini ada beberapa pandangan yang menegaskan arti konseptual dari keuntungan. Sebelum penulis lebih lanjut
menelaah mengenai pengertian keuntungan, maka terlebih dahulu perlu diketahui mengenai konsep
kesatuan usaha. Dalam
meningkatkan keuntungan, maka
petani harus berusaha meningkatkan hasil - hasil produksi agar memperoleh
peningkatan keuntungan dengan
memaksimalkan input-input faktor yang mempengaruhi (Soekartawi, 2002). Berusahatani sebagai suatu kegiatan untuk
memperoleh produksi, pada akhirnya akan dinilai dari biaya yang dikeluarkan dan
penerimaan yang di peroleh. Selisih keduanya merupakan keuntungan dari kegiatan usahatani.
π = TR – TC
Dimana:
π = Keuntungan (Income)
TR = Total Revenue (Penerimaan)
TC = Total Cost (Total biaya)
Dalam
peningkatan keuntungan, maka
petani harus berusaha untuk meningkatkan hasil produksi agar memperoleh peningkatan
keuntungan dengan memaksimalkan produksi.
2.6. Nilai Tambah
Nilai tambah suatu produk adalah hasil dari nilai produk akhir dikurangi
dengan biaya antara yang
terdiri dari biaya
bahan baku dan
bahan penolong
(Tarigan, 2004). Nilai
tambah merupakan nilai
yang ditambahkan kepada
barang dan jasa yang dipakai oleh unit produksi dalam proses produksi sebagai biaya antara. Nilai
yang ditambahkan ini sama dengan balas
jasa atas ikut sertanya faktor produksi dalam proses produksi. Bila komponen
biaya antara yang digunakan nilainya semakinbesar, maka nilai tambah produk
tersebut akan semakin kecil. Begitu pula sebaliknya, jika biaya
antaranya semakin kecil,
maka nilai tambah
produk akan semakin
besar (Makki et al, 2001).
Nilai tambah menggambarkan
tingkat kemampuan menghasilkan
pendapatan disuatu wilayah. Nilai
tambah juga dapat
digunakan untuk mengukur tingkat kemakmuran masyarakat
setempat dengan asumsi seluruh
pendapatan itu dinikmati masyarakat setempat (Tarigan, 2004). Menurut Gittinger
(1986), nilai tambah
dari setiap industri
adalah harga pasar dari barang
atau jasa yang diproduksi dikurangi dengan harga barang atau jasa material dan jasa yang
dibeli dari pihak lain, yaitu
selisih antara output bruto dengan nilai
konsumsi sementara. Nilai tambah itu bisa
berbentuk bruto maupun netto. Nilai tambah bruto
meliputi pajak, bunga
atas pinjaman, sewa,
keuntungan usaha, cadangan untuk
penyusutan, dan balas jasa untuk
manajemen dan pegawai termasuk pada
tunjangan sosial. Nilai
tambah bruto di
seluruh industri yang
produktif bila dijumlah kanakan
menghasilkan produk domestik bruto.