"Penulis Pula Pingkui"

"Penulis Pula Pingkui"

Alhamdulillah dari tahun 2019 hingga kini saya diamanahkan oleh owner Penerbit Buku Beta Aksara Indonesia, Mas Ernaz Siswanto untuk menjadi kepala penerbit buku di Aceh. Hal ini menjadi satu kebahagiaan tersendiri buat saya. Punya perusahaan kecil tapi berkah. Sampai sekarang saya tidak pernah berfikir mendapat keuntungan yang besar atau kaya mendadak dari hasil penerbitan buku. Dari hati yang dalam saya sampaikan bahwa saya ikhlas awalnya ingin membantu teman-teman menulis. Keuntungan saya sangat kecil, bahkan kadang saya transfer uang pribadi saya dulu untuk mempercepat penerbitan buku tanpa tau penulisnya.

Dalam beberapa bulan terakhir, sebelum corona menyerang bahkan saya sempat mengisi pelatihan menulis buku di beberaoa daerah di aceh. Supaya teman-teman penulis pemula bisa terwujud mimpinya untuk menjadi penulis buku. Alhamdulillah ada beberapa teman terwujud mimpinya.

Saya juga mengajak beberapa penulis media sosial berbakat yang kurang percaya diri untuk menjadi penulis buku. Alhamdulillah ternyata bukunya terjual ratusan. Karena memang tulisannya sangat mengispirasi banyak orang. Penulis dari sabang contohnya Bu Ismi Marnizar yang kini di apresiasi oleh banyak orang pada buku pertamanya yang berjudul Celoteh Dua Cuda diterbitkan oleh beta aksara aceh. Buku yang laku dipasaran bahkan sudah dua kali naik cetak. Menurut saya semua buku yang muatan tulisannya kebaikan, ada nilai budaya, nilai dakwah, hal ini akan menjadi bekal di akhirat. Wah dunia berkah akhirat berkah. Untungkan?

Tapi memang ada beberapa masalah yang sulit saya pecahkan. Yaitu karakter penulis pemula di aceh. Beberapa orang hubungi saya telp dan pesan wa. "Ustaz tulisan saya boleh di bukukan?" Saya jawab, ya tentu sangat boleh. Asalkan mengispirasi dan menarik untuk para pembaca. Tapi saat saya sampaikan ada biaya pracetak 950.000 sudah termasuk jasa desain cover, editor, layouter, Pengajuan ISBN, naskah PDF, dapat 7 gratis buku dari penerbit. Mereka mundur teratur dan tidak ada kabar.

Rata-rata yang mundur, alasan tanya suami dulu, tapi ada yang 6 bulan suami belum jawab-jawab. Leh ka i plung suami geuh?. Ada yang minta kurang, katanya kemahalan, ada yang langsung minta royalty dari penerbit, saya cari tau apa yang minta royalty kembaran tere liye, asma nadia, andrea hirata dan kawan-kawannya. Ternyata bukan, cuma ibu-ibu tulis puisi dan curhat di status facebook. Ampun ya Allah....

Kalau boleh jujur biaya 950ribu itu sangat murah. Boleh tanya sama penerbit lain. Berapa biaya desain cover? Biaya layouter?, biaya editor? 950.000 kamu bilang mahal? biaya sahabat itu bro!. Cuma sekali bayar itu, selanjutnya mau cetak terserah kamu. Ini yang bilang mahal akibat kurang piknik, sebelum negara api mengerang, eh... maksudnya sebelum corona menyerang udah jarang piknik. Makanya bilang mahal. Saket atee teuh na.

Di peugah le adek seupupu lon. Tanyoe ureng aceh sit hek teuh bang. Nyoe ata gratis aneuk gambe sepatu lemak..😂😂😂. Bak lon pike beutoi sit jih peugah. Ureung tanyoe bang kan, kuah beu leumak u bek beukah. Buku beu terbit Aleuh nyan beu terkenal, tenar, aleuh nyan beu na royalty. Langsung dibayeu, tapi bek payah tubit peng. Oh meunan? Peh ulee abang dek!.

Kayaknya mindset begitu harus kita ubah. Karena kalau ingin sukses, butuh modal dan butuh usaha. Siapa yang menanam akan mendapatkan hasilnya. Kita tanam pohon mangga akan berbuah mangga IsyaAllah. Hasilnya bisa di nikmati sekeluarga. Kecuali droen neu pula pingkui nyan hasil jih.... nyang keuh nyan...😂😂😂. Bek sampek ikhen le gob penulis pula pingkui.

Rizki Dasilva

0 Comments