Kata Gus Baha, apa yang nampak kurang( serta kurang baik) dari peradaban modern merupakan berkurangnya keyakinan terhadap kekuasaan Allah Swt.
Benar yang dikatakan oleh Gus Baha. Kita ketahui Allah itu terdapat, tetapi kadang kita tidak yakin kalau Allah Swt merupakan salah satunya Zat yang sanggup penuhi seluruh kebutuhan kita, dari yang kecil hingga yang sangat besar sekalipun.
Buktinya, kala kita perlu suatu, kita tidak memohon kepada Allah Swt. Kita lebih cenderung menggantungkan harapan kepada manusia yang lemah dibanding kepada Allah Swt yang Maha Kokoh.
Sementara itu kita jelas merupakan hamba Allah. Bukan hamba manusia. Jika kita sendiri kurang yakin kalau Allah sanggup penuhi seluruh kebutuhan kita, kemudian gimana bisa jadi Allah Swt hendak membagikan kita kejayaan dunia serta akhirat?
Seperti itu dampak nyata dari peradaban modern yang materialistik yang dikritisi Gus Baha.
Cerita Nabi Ibrahim Alaihissalam dalam Alquran menuntun kita buat menyikapi dunia semacam ini. Serta dimana tiap tahun dalam momentum Idul Adha kita terus diingatkan cerita ini. Supaya bisa melewati fase kehidupan ini sebagaimana jalur Nabi Ibrahim Alaihissalam pula (sehabis Nabi Muhammad Saw).
Cerita Nabi Ibrahim Alaihissalam menngajarkan kita kalau dia tidak sempat ragu sedikitpun kalau Allah Swt Maha merupakan zat Yang Maha Segala- galanya.
Tetapi itu bukan hanya percaya saja. Tetapi diwujudkan dengan pembuktian nyata.
Hingga tatkala dia hendak terbakar oleh Raja Namrud sebab dakwah dia kepada tauhid, tidak terdapat sedikitpun rasa khawatir dari dalam diri dia. Karena kepercayaan kepada Allah Swt telah terpatri kokoh dalam jiwanya.
Apa yang terjalin setelah itu? Api tidak membakar Nabi Ibrahim Alaihissalam. Apa jadi dingin. Api jadi dingin menyalahi hukum adat. Tetapi itu gampang untuk Allah Swt. Tidak susah.
Tatkala Nabi Ibrahim Alaihissalam diperintahkan oleh Allah Swt buat bawa istrinya Siti Hajar bersama anaknya( Nabi Ismail kecil) mengarah padang tandus yang kering kerontang, dia tidak ragu.
Kepercayaan dia kepada Allah Swt itu sama sekali tanpa terdapat keraguan sedikitpun. Tidak terdapat keraguan sedikitpun dari diri dia kalau Allah lah yang penuhi seluruh kebutuhan hamba- hambaNya.
Dia antarkan istri serta anak dia ke sesuatu tempat yang ditunjukan oleh Allah Swt serta sehabis itu dia meninggalkan keduanya di tempat yang jauh dari manusia. Kering kerontang dna tandus.
Siti Hajar juga pula tidak ragu sedikitpun. Dia cuma bertanya kepada si suami. Apakah ini perintah Allah?" Iya" jawab Nabi Ibrahim.
Tinggalkan si istri serta anaknya dalam tempat yang begitu jauh dari manusia. Perbekalan habis. Air tidak terdapat. Nabi Ismail kecil haus serta menangis. Siti Hajar berlari- lari dari bukit Shafa serta Marwah serta bolak balek mencari air.
Apa yang terjalin setelah itu? Air terpencar dari tanah yang digesek dengan kaki Nabi Ismail kecil.
Seperti itu dampak nyata dari peradaban modern yang materialistik yang dikritisi Gus Baha.
Cerita Nabi Ibrahim Alaihissalam dalam Alquran menuntun kita buat menyikapi dunia semacam ini. Serta dimana tiap tahun dalam momentum Idul Adha kita terus diingatkan cerita ini. Supaya bisa melewati fase kehidupan ini sebagaimana jalur Nabi Ibrahim Alaihissalam pula (sehabis Nabi Muhammad Saw).
Cerita Nabi Ibrahim Alaihissalam menngajarkan kita kalau dia tidak sempat ragu sedikitpun kalau Allah Swt Maha merupakan zat Yang Maha Segala- galanya.
Tetapi itu bukan hanya percaya saja. Tetapi diwujudkan dengan pembuktian nyata.
Hingga tatkala dia hendak terbakar oleh Raja Namrud sebab dakwah dia kepada tauhid, tidak terdapat sedikitpun rasa khawatir dari dalam diri dia. Karena kepercayaan kepada Allah Swt telah terpatri kokoh dalam jiwanya.
Apa yang terjalin setelah itu? Api tidak membakar Nabi Ibrahim Alaihissalam. Apa jadi dingin. Api jadi dingin menyalahi hukum adat. Tetapi itu gampang untuk Allah Swt. Tidak susah.
Tatkala Nabi Ibrahim Alaihissalam diperintahkan oleh Allah Swt buat bawa istrinya Siti Hajar bersama anaknya( Nabi Ismail kecil) mengarah padang tandus yang kering kerontang, dia tidak ragu.
Kepercayaan dia kepada Allah Swt itu sama sekali tanpa terdapat keraguan sedikitpun. Tidak terdapat keraguan sedikitpun dari diri dia kalau Allah lah yang penuhi seluruh kebutuhan hamba- hambaNya.
Dia antarkan istri serta anak dia ke sesuatu tempat yang ditunjukan oleh Allah Swt serta sehabis itu dia meninggalkan keduanya di tempat yang jauh dari manusia. Kering kerontang dna tandus.
Siti Hajar juga pula tidak ragu sedikitpun. Dia cuma bertanya kepada si suami. Apakah ini perintah Allah?" Iya" jawab Nabi Ibrahim.
Tinggalkan si istri serta anaknya dalam tempat yang begitu jauh dari manusia. Perbekalan habis. Air tidak terdapat. Nabi Ismail kecil haus serta menangis. Siti Hajar berlari- lari dari bukit Shafa serta Marwah serta bolak balek mencari air.
Apa yang terjalin setelah itu? Air terpencar dari tanah yang digesek dengan kaki Nabi Ismail kecil.
Tidak terdapat yang mustahil untuk Allah. Hingga dikala ini manusia segala dunia bisa meminum air zam- zam tanpa menurun. Serta tempat Siti Hajar serta anaknya ini juga kesimpulannya diketahui dengan istilah Kota Mekkah, yang Baitullah di dalam masjidil haram di kota tsb jadi kiblat umat Islam segala dunia.
Begitulah Allah membalas suatu kepercayaan yang tanpa keraguan.
Begitu pula tatkala Nabi Ibrahim kembali ke rumah bawa sekantong pasir buat alihkan atensi keluarganya sebab dia kandas memperoleh santapan.
Apa yang terjalin setelah itu? Kantong pasir ini berganti jadi santapan yang lezat dikala dilihat oleh istrinya Sarah.
Begitulah. Tidak terdapat yang mustahil untuk Allah kala iman kita kepadaNya terus menjadi kokoh.
Serta pasti saja, cerita yang sangat terkenal adala tatkala Nabi Ibrahim Alaihissalam diperintahkan oleh Allah Swt buat menyembelih anaknya Ismail yang sangat dia cintai.
Sangat itu merupakan cobaan yang sangat maha berat bukan?
Tetapi Nabi Ibrahim Alaihissalam iman dia sangat kuat. Sedikitpun tidak ragu buat melaksanakan perintah Allah. Dia siap menyembelih Ismail. Serta Ismail juga begitu tabah.
Sehabis Nabi Ibrahim memberitahukan Ismail mimpinya diperintahkan oleh Allah Swt buat menyembelih Ismail anaknya, apa jawaban Ismail? Wahai ayahku, kerjakan apa yang diperintahkan oleh Allah. Engkau hendak dapatku sbg orang- orang yang tabah.
Subhanallah. Sangat keluarga teladan yang sangat mulia. Sangat percaya dalam melaksanakan perintah Allah Swt.
Apa yang terjalin setelah itu?
Atas kesabaran ini, yang lahir dari kepercayaan yang kuat, kesediaan buat melaksanakan seluruh yang diperintahkan oleh Allah Swt tanpa ragu sedikitpun, hingga Allah Swt setelah itu mengirim MalaikatNya.
Malaikat tiba ngganti Ismail dengan kibas bagaikan gantinya buat disembelih oleh Nabi Ibrahim. Kibas dari syurga.
Sesungguhnya, Allah cuma hendak menguji Nabi Ibrahim Alaihissalam. Serta Nabi Ibrahim tanpa ragu menjajaki tes ini. Serta dia lulus.
Serta sebetulnya, apa yang diuji ini diharapkan bisa kita teladani. Bukan semata- mata cerita tanpa arti. Diharapkan supaya kita bisa menjajaki jejak kesabaran serta kuatnya keimanan serta keyakinan Nabi Ibrahim Alaihissalam kepada Allah Swt.
Begitulah Allah membalas suatu kepercayaan yang tanpa keraguan.
Begitu pula tatkala Nabi Ibrahim kembali ke rumah bawa sekantong pasir buat alihkan atensi keluarganya sebab dia kandas memperoleh santapan.
Apa yang terjalin setelah itu? Kantong pasir ini berganti jadi santapan yang lezat dikala dilihat oleh istrinya Sarah.
Begitulah. Tidak terdapat yang mustahil untuk Allah kala iman kita kepadaNya terus menjadi kokoh.
Serta pasti saja, cerita yang sangat terkenal adala tatkala Nabi Ibrahim Alaihissalam diperintahkan oleh Allah Swt buat menyembelih anaknya Ismail yang sangat dia cintai.
Sangat itu merupakan cobaan yang sangat maha berat bukan?
Tetapi Nabi Ibrahim Alaihissalam iman dia sangat kuat. Sedikitpun tidak ragu buat melaksanakan perintah Allah. Dia siap menyembelih Ismail. Serta Ismail juga begitu tabah.
Sehabis Nabi Ibrahim memberitahukan Ismail mimpinya diperintahkan oleh Allah Swt buat menyembelih Ismail anaknya, apa jawaban Ismail? Wahai ayahku, kerjakan apa yang diperintahkan oleh Allah. Engkau hendak dapatku sbg orang- orang yang tabah.
Subhanallah. Sangat keluarga teladan yang sangat mulia. Sangat percaya dalam melaksanakan perintah Allah Swt.
Apa yang terjalin setelah itu?
Atas kesabaran ini, yang lahir dari kepercayaan yang kuat, kesediaan buat melaksanakan seluruh yang diperintahkan oleh Allah Swt tanpa ragu sedikitpun, hingga Allah Swt setelah itu mengirim MalaikatNya.
Malaikat tiba ngganti Ismail dengan kibas bagaikan gantinya buat disembelih oleh Nabi Ibrahim. Kibas dari syurga.
Sesungguhnya, Allah cuma hendak menguji Nabi Ibrahim Alaihissalam. Serta Nabi Ibrahim tanpa ragu menjajaki tes ini. Serta dia lulus.
Serta sebetulnya, apa yang diuji ini diharapkan bisa kita teladani. Bukan semata- mata cerita tanpa arti. Diharapkan supaya kita bisa menjajaki jejak kesabaran serta kuatnya keimanan serta keyakinan Nabi Ibrahim Alaihissalam kepada Allah Swt.
Serta Allah Swt sendiri dalam Alquran menyebut kalau Nabi Ibrahim Alaihissalam merupakan kesayangnya( Khalilullah).
Hingga tidak heran bila nama Nabi Ibrahim Alaihissalam mesti kita sebutkan dalam tasyahud shalat kita bagaikan penyebutan kedua sehabis Nabi Muhammad Saw.
Allah hendak mengarahkan kita buat menjajaki jejak Nabi Ibrahim Alaihissalam sehabis kita pula menjajaki Nabi Muhammad Saw.
Menunjukkan kalau keteladanan dari Nabi Ibrahim Alaihissalam betul- betul wajib memberi warna kehidupan kita. Supaya kita bisa menempuh kehidupan dunia yang sekalian bagaikan persiapan mengarah keabadian akhirat yang kita rindukan.
Gimana sehingga Nabi Ibrahim Alaihissalam mempunyai keimanan serta kesabaran yang begitu kuat?
KIta ketahui gimana sejarah Nabi Ibrahim Alaihissalam mencari Tuhan. Pula ketahui cerita dia yang mau memandang Tuhan serta gimana Tuhan menghidupkan. Rasa mau ketahui Nabi Ibrahim begitu besar.
Serta dia sudah berfikir kritis semenjak masa kecil. Hingga setelah itu dia mendapatkan pengetahuan tentang keimanan yang begitu kuat.
Maksudnya, keimanan yang begitu kuat serta kepercayaan yang begitu kokoh kepada Allah Sw pada diri Nabi Ibrahim Alaihissalam itu tidak timbul begitu saja.
Seluruh itu diawali dari proses pencarian. Proses pemakaian guna ide secara betul yang seluruh proses itu semenjak dini sudah dibingkai kokoh dengan keimanan.
Sejarah setelah itu terus berjalan. Serta kita sampai hari ini kerap mendengar cerita orang- orang yang diberikan karamah oleh Allah Swt.
Mereka merupakan orang- orang yang tingkatan keyakinanya begitu besar kepada Allah Swt. Mereka cuma memohon serta berharap kepada Allah. Mereka pula ridha melaksanakan perintah Allah serta RasulNya.
Hingga Allah berikan mereka kemuliaan yang tidak diberikan kepada manusia biasanya.
Wallahu alam bishshawab.
Hingga tidak heran bila nama Nabi Ibrahim Alaihissalam mesti kita sebutkan dalam tasyahud shalat kita bagaikan penyebutan kedua sehabis Nabi Muhammad Saw.
Allah hendak mengarahkan kita buat menjajaki jejak Nabi Ibrahim Alaihissalam sehabis kita pula menjajaki Nabi Muhammad Saw.
Menunjukkan kalau keteladanan dari Nabi Ibrahim Alaihissalam betul- betul wajib memberi warna kehidupan kita. Supaya kita bisa menempuh kehidupan dunia yang sekalian bagaikan persiapan mengarah keabadian akhirat yang kita rindukan.
Gimana sehingga Nabi Ibrahim Alaihissalam mempunyai keimanan serta kesabaran yang begitu kuat?
KIta ketahui gimana sejarah Nabi Ibrahim Alaihissalam mencari Tuhan. Pula ketahui cerita dia yang mau memandang Tuhan serta gimana Tuhan menghidupkan. Rasa mau ketahui Nabi Ibrahim begitu besar.
Serta dia sudah berfikir kritis semenjak masa kecil. Hingga setelah itu dia mendapatkan pengetahuan tentang keimanan yang begitu kuat.
Maksudnya, keimanan yang begitu kuat serta kepercayaan yang begitu kokoh kepada Allah Sw pada diri Nabi Ibrahim Alaihissalam itu tidak timbul begitu saja.
Seluruh itu diawali dari proses pencarian. Proses pemakaian guna ide secara betul yang seluruh proses itu semenjak dini sudah dibingkai kokoh dengan keimanan.
Sejarah setelah itu terus berjalan. Serta kita sampai hari ini kerap mendengar cerita orang- orang yang diberikan karamah oleh Allah Swt.
Mereka merupakan orang- orang yang tingkatan keyakinanya begitu besar kepada Allah Swt. Mereka cuma memohon serta berharap kepada Allah. Mereka pula ridha melaksanakan perintah Allah serta RasulNya.
Hingga Allah berikan mereka kemuliaan yang tidak diberikan kepada manusia biasanya.
Wallahu alam bishshawab.
Penulis: TEUKU ZULKHAIRI
0 Comments
Post a Comment