Hampir semua orang sepakat, untuk memajukan suatu negara dimulai dengan memajukan pendidikan. Kemajuan suatu negara tidak ditentukan oleh lamanya umur negara tersebut. Banyak negara maju umurnya masih kurang dari 150 tahun. Tapi mereka berhasil mensejahterakan rakyatnya dan jauh dari ancaman kemiskinan.
Negara yang maju tentu punya rangking yang baik di sistem pendidikannya. Alhasil ekonomi negara tersebut membaik. Rakyatnya sejahtera. Saya coba membaca beberapa referensi negara-negara maju di dunia. Termasuk Negara Malaysia. Apa rahasia mereka sebenarnya. Saya menemukan jawabannya. Ternyata negara yang maju bukan di tentukan oleh ketersediaan sumber daya alam, juga tidak ditentukan oleh kecerdasan, kepintaran atau intelektual rakyatnya.
Coba kita perhatikan negara JEPANG. Jepang areanya sangat terbatas, daratannya hanya 80% berupa pegunungan dengan tanah tidak memadai untuk meningkat pertanian dan peternakan. Tetapi hebatnya jepang laksana negara "Industri Terapung" yang sangat besar. Jepang mampu menimpor bahan baku dari semua negara di dunia dan dan mengekspor barang jadi hampir ke seluruh dunia. Indonesia hampir semua memakai teknologi jepang. Di Aceh semua kendaraan memakai produk jepang. Sampai-sampai sepeda motor apapun mereknya disebut "honda".
Negara Swiss juga sangat kecil. Daratan negara ini hanya 11% yang bisa ditanami tanaman. Tidak mempunyai perkebunan coklat. Tetapi anehnya swiss negara pembuat coklat terbaik didunia. Swiss juga mampu mengolah susu dengan kualitas terbaik. Contoh Nestle, satu perusahaan makanan dan minuman terbesar di dunia. Swiss juga tidak cukup reputasi dibidang keamanan dan ketertiban tetapi hingga saat ini bank-bank Swiss, menjadi bank yang sangat di sukai didunia.
Begitu juga dengan Kanada, Singapore, Australia New Zealand, Malaysia menjadi bagian negara maju didunia dan penduduknya tidak lagi miskin? Saya mencoba tau apa rahasianya. Saya sengaja kuliah di Malaysia sebagai salah satu Negara maju untuk menemukan jawabannya. Ternyata jawabannya adalah terletak pada Sikap/Perilaku penduduknya yang telah dibentuk sepanjang masa melalui sistem pendidikan yang baik. Mereka belajar cara bersikap, belajar berhubungan sosial dahulu baru belajar Ilmu pengetahuan. Disini letak perbedaan negara kita. Kita kebanyakan belajar ilmu pengetahuan, belajar matematika, belajar sains, bahasa baru belajar sikap dan cara prilaku yang baik.
Maka hari ini saya percaya, bahwa pendidikan kita harus mengejar prestasi akhlak, etika, kejujuran, tanggung jawab, kedisiplinan, rasa menhormati, punya motivasi untuk maju, berusaha keras, menghargai waktu, bersabar, bukan tipe mengeluh dan optimis. InsyaAllah sekolah Muhammadiyah di Indonesia juga bisa.
Harapan masih ada, Saya dan teman guru-guru SDIT Muhammadiyah Bireuen didukung oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah Bireuen sepakat kita fokus mendidik siswa kita untuk mengejar prestasi akhirat dan akhlak. Piagam pengharagaan olimpiade dan lomba-lomba lainnya bukanlah target sekolah kita. Bukan tujuan pendidikan kita.
Tujuan kita adalah mendidik dengan hati menghasilkan lulusan yang punya Iman, attitude dan akhlak. Tentu Islam sudah mengajarkan segalanya. Rasul telah memberi contoh terbaik. Tinggal kita ummatnya perlu menggunakan pendidikan dari hati, keteladanan untuk memajukan negara ini.
Penulis: Rizki Dasilva
Begitu juga dengan Kanada, Singapore, Australia New Zealand, Malaysia menjadi bagian negara maju didunia dan penduduknya tidak lagi miskin? Saya mencoba tau apa rahasianya. Saya sengaja kuliah di Malaysia sebagai salah satu Negara maju untuk menemukan jawabannya. Ternyata jawabannya adalah terletak pada Sikap/Perilaku penduduknya yang telah dibentuk sepanjang masa melalui sistem pendidikan yang baik. Mereka belajar cara bersikap, belajar berhubungan sosial dahulu baru belajar Ilmu pengetahuan. Disini letak perbedaan negara kita. Kita kebanyakan belajar ilmu pengetahuan, belajar matematika, belajar sains, bahasa baru belajar sikap dan cara prilaku yang baik.
Maka hari ini saya percaya, bahwa pendidikan kita harus mengejar prestasi akhlak, etika, kejujuran, tanggung jawab, kedisiplinan, rasa menhormati, punya motivasi untuk maju, berusaha keras, menghargai waktu, bersabar, bukan tipe mengeluh dan optimis. InsyaAllah sekolah Muhammadiyah di Indonesia juga bisa.
Harapan masih ada, Saya dan teman guru-guru SDIT Muhammadiyah Bireuen didukung oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah Bireuen sepakat kita fokus mendidik siswa kita untuk mengejar prestasi akhirat dan akhlak. Piagam pengharagaan olimpiade dan lomba-lomba lainnya bukanlah target sekolah kita. Bukan tujuan pendidikan kita.
Tujuan kita adalah mendidik dengan hati menghasilkan lulusan yang punya Iman, attitude dan akhlak. Tentu Islam sudah mengajarkan segalanya. Rasul telah memberi contoh terbaik. Tinggal kita ummatnya perlu menggunakan pendidikan dari hati, keteladanan untuk memajukan negara ini.
Penulis: Rizki Dasilva
Bermain Game Online Terpercaya
ReplyDeleteS128agen.club