DR. Muhammad Imarah Bagi Saya

DR. Muhammad Imarah Bagi Saya

Berinteraksi dengan pemikir muslim-liberal Arab, saya dihadapkan pada kondisi kesulitan terutama dalam menemukan problem epistemologis dalam pemikiran mereka. Membantah kritik mereka atas Islam terbilang sulit jika tanpa dibimbing oleh guru yang memiliki worldview Islam. karena Hampir rata-rata pemikir Arab-Liberal berinteraksi dgn filsafat barat bahkan menggunakannya dalam mendekronstruksi pemikiran Islam.

Dalam buku kompilasi ini, saya melakukan kritik atas epistemologi Burhani M.Abed Al Jabiri melalui karya magnum opusnya "bunyah al aql al arabi", sebelum sampai pada kritik, saya harus melalui pembacaan kritis, membaca seluruh karyanya tersebut, mencari konsep utama, dan akhirnya menemukan proses dekontruksi nalar Islam melalui pemaknaan kembali "epistemologi Islam". Tidak sampai disitu, kerumitan lain adalah ia jarang menggunakan referensi dari sarjana Barat, lebih banyak literatur Islam sepertii Imam Asy Syatibi, Ibn Rusdy, Ibn Khaldun, ibn Tufhail, dan lainnya. Semua epistemologi di kawasan Timur Islam ia kritik menggunakan referensi dari tokoh di atas. Saya nyaris stres karena tidak menemukan masalah epsitemologi dalam pemikirannya.

Sampai akhirnya, 2 tokoh penting yg hidup semasa dengannya yang berdialog bahkan membongkar problem pemikrian abed jabiri yaitu George Tarabisyi (Nasrani) dan Hasan Hanafi (pemikir Arab Liberal), mereka berdua membantu saya menemukan kerancuan pemikiran jabiri. Setelah mengkritik pemikirannya, disinilah saya sangat terbantu oleh karya Dr. Muhammad Imarah (Allahu Yarham) 'Ma'arakah al-mushtalahat bainal Gharb wal Islam." karya tersebut membantu analisis dan kesimpulan dalam tulisan saya, terutama tentang syariah, demokrasi dan syura, politik, maqashid. Karena term tersebut menjadi kajian jabiri dalam proyek dekontruksi nalar islamnya.

Karya Dr. Muhammad Imarah tersebut sampai hari ini menjadi referensi utama saya dalam mengenali istilah istilah dalam peradaban Islam yang berbeda dengan Barat. Dua hari lalu beliau telah meninggalkan kita menghadap Allah. Jasadnya telah tiada, tetapi karya dan pemikirannya masih menjadi referensi dalam menjaga ilmu Islam dari ideologi asing yang merusak. Semoga beliau ditempatkan oleh Allah bersama para syuhada, kaum shiddiqin dan shalihin di syurgaNya. Aminn

PENULIS. TEUKU ZULKHAIRI