Di hutan, monyet adalah guru terbaik. Mereka tanpa sengaja telah memberikan batasan-batasan tetumbuhan yang bisa dikonsumsi oleh manusia.
Jangan coba-coba makan tetumbuhan yang tidak dijadikan makanan oleh monyet, karena tumbuhan tersebut beracun. Secantik apapun rupa bunga, seindah apapun warna buah, seranum apapun pucuk, bila monyet tidak menyentuhnya, jangan coba-coba makan. Bila tetap melawan "code of monkey" maka akan tahu sendiri akibatnya. Minimal akan mengalami mencret. Bahkan bisa mati.
Ada satu hal yang tidak bisa diambil sebagai contoh dari monyet, binatang itu serakah, picik dan gemar memperkosa. Dalam hal pemerkosaan, monyet adalah juara. Bahkan setelah memperkosa bisa menghisap habis sperma yang lengket di bulu-bulunya di liang paha. Kemudian kembali ke tempat semula, seakan-akan tidak berbuat nista. Bisa sesegera mungkin menunjukkan muka alim.
Andaikan monyet bisa mengoperasikan Facebook, percayalah, status-statusnya akan lebih alim ketimbang bandit-bandit kelamin yang bersembunyi di dalam jubah agama, sembari setiap malam menganggu istri orang melalui WA.
Monyet tidak pernah menerapkan keadilan dan keseimbangan. Siapa cepat dia dapat. Bila ada yang bertikai di antaranya, monyet-monyet lain akan menjadi penonton, sembari berteriak kegirangan dan memberikan semangat.
Bagi monyet, siapapun yang menang tidaklah penting. Karena bagi mereka mendapatkan teman yang baik bukanlah tujuan. Karena siapapun yang menang juga akan kembali ke tabiat monyet.
Tidak ada seorang pakar hewan pun yang merekomendasikan monyet untuk dipelihara. Apalagi diberikan tempat di dalam kebun, tanpa diikat. Karena monyet tidak akan peduli pada apapun. Tidak ada kesetiaan pada monyet. Sekalipun rutin diberikan makan, dibuatkan kandang, monyet tetaplah primata. Di otaknya tidak ada balas jasa. Selagi bisa dihisap, maka ia akan terus menghisap--sampai habis.
Monyet tidak memiliki kesetiaan. Monyet hanya fokus pada tujuan. Tujuan untuk menghabiskan apapun yang bisa dimakan. Makan apapun yang bisa dikunyah dan disimpan di dalam mulut. Maka jangan coba-coba menyediakan hidangan untuk kawanan monyet. Karena dalam teori monyet, semua yang bisa dimakan, harus disikat habis.
Itulah monyet. Guru yang tidak pantas untuk digugu. Monyet tidak pernah bisa menjadi teman. Karena monyet tidak tahu arti memberi. Monyet hanya tahu menghabiskan apa yang diberi, menghabiskan apapun yang disimpan.
Penulis: Muhajir Juli
0 Comments
Post a Comment