Renungan Pendidikan Aceh

Renungan Pendidikan Aceh

Pada momentum Hari Pendidikan Daerah (Hardikda), hari ini 2 September, kalau boleh saya ingin mengingatkan kita semua bahwa pendidikan Aceh hari ini masih jauh dari cita-cita Aceh, yang tertuang dalam Qanun-Qanunnya.

Baik Qanun Aceh tentang Penyelenggaraan Pendidikan (sekolah-sekolah), maupun Qanun Pendidikan Dayah Aceh.

Para pemangku kepentingan seyogyanya membangun Pendidikan Aceh berdasarkan amanah qanun. Maka sangat perlu kajian lebih intensif atas Qanun-qanun yang telah dibuat dengan susah payah oleh para pemikir kita di Aceh.

Bahkan, bisa bisa disebut sebuah pengkhianatan besar kalau isi Qanun-qanun itu tidak dijalankan.

Dan kita pun yakin, kalau Qanun-qanun itu dijalankan, insya Allah Pendidikan Aceh pasti maju. Dan ingat, para pemangku jabatan disumpah untuk untuk menjalankan aturan, undang2 atau qanun dalam konteks Aceh.

Sebagai contoh, setelah dua dekade Syari'at Islam di Aceh, tapi faktanya kita belum memiliki panduan untuk mewujudkan pendidikan Islami.

Pendidikan kita masih materialistik dan dikotomis. Vis a vis pendidikan umum dan agama masih dijumpai di lapangan.

Padahal, qanun pendidikan Aceh mengamankan agar kurikulum pendidikan Aceh itu dilaksanakan secara Islami.

Lebih dari itu, sejarah dan kekayaan peradaban Aceh belum diperkenalkan kepada anak-anak kita di sekolah. Bahkan bahasa Aceh pun masih belum menjadi prioritas pembelajaran.

Sementara itu, dalam qanun dayah antara lain mengamanahkan pembangunan Ma'had Aly dalam berbagai aspeknya. Sebab, ma'had aly atau disebut jg dg dayah manyang diharapkan menjadi instrumen strategis mewujudkan kebangkitan dayay sebagaimana peran dayah tempo dulu di era kejayaan Aceh.

Tapi nyatanya, Ma'had Aly masih dianggap asing dan dipandang sebelah mata. Bagaimana tidak, sudah lima tahun Ma'had Aly hadir di Aceh, dan hingga saat ini sudah ada 6 Ma'had Aly di Aceh, tapi nol program dari pemerintah Aceh untuk pengembangan SDM Ma'had Aly.

Malahan tahun ini ada beasiswa untuk pengajar Ma'had Aly tapi juga dipotong dg dalih utk penanganan Covid.

Anehnya anggaran untuk Jalan-jalan hura-hura Moge bisa diplot meskipun kemudian dihapus karena derasnya protes warganya.

Jadi demikian dulu renungan pendidikan Aceh sore ini.

Wassalam


Penulis: Teuku Zulkhairi

0 Comments