Tak Perlu Inferior Karena Indonesia

Tak Perlu Inferior Karena Indonesia


Hari Sabtu lalu saya mendeploy penuh Office 365 buat sekolah saya, malam. Saya meminta Tag untuk Office 365 A1 free for Education. Saya ditanggapi oleh Kenneth dari Washington, sepertinya akan berjalan lancar, setelah ditelpon, dia langsung kirim questionnaire utk saya isikan keaktivan domain. Setelah ngisi, ternyata Kenneth balas kalau tim mereka akan evaluasi selama maksimal 2 jam.

Pagi saya check email dan permintaan saya belum ditanggapi, sementara malam janjinya hanya 2 jam. Saya balas email Kenneth, saya bilang "its more two hours, any problems ?". Tanpa balasan, hingga siangnya saya terima balasan email dari Shanghai (dalam hal Microsoft, Amerika dan China sangat harmonis). 

Shanghai meminta saya bersabar dan jika perlu agen Indonesia yang menghubungi saya. Siangnya saya dapat telpon dari Shanghai, tidak saya angkat krn saya sepertinya sedang tertidur di SPBU (begitulah saya kalau pulang sekolah, perjalanan jauh sering buat saya ngantuk, hanya butuh sekejap, parkir mobil di SPBU, lalu manjakan mata).

Seseorang dari Shanghai menghubungi saya lewat email, namanya Aesha Mahmoed, dia akan membantu saya menyediakan Tag di atas. Dia mengirim saya Questionnaire lagi yang sebenarnya sudah saya isi saat Kenneth minta. Oke, saya turuti saja, toh jawabannya tinggal copy paste. 

Senin dan Selasa tidak ada Tag juga yang saya minta. Ini benar-benar lama, terakhir itu hanya setengah jam saat saya deploy buat MTsN 1 Lhokseumawe. Akhirnya saya kirim email ke Aesha, saya tidak puas kali ini layanan mereka, saya meminta "stop service".

Tadi pagi dari Shanghai, Aesha menelpon saya. Dia meminta maaf, memberi alasan kalau Sabtu Minggu bukan hari kerja jadi mereka tidak merespon, sementara Senin Selasa saya lupa alasannya. Saya memberi tahu Aesha kalau saya sudah deploy puluhan sekolah dan ini sudah terlalu lama, sementara kami akan pakai buat anak2 segera, Microsoft Teams adalah LMS terbaik untuk pendidikan.

Aesha meminta saya menunda untuk "stop service", dia akan segera memproses. Jam 10 dia nelpon saya lagi, dia beri kabar gembira kalau saya sudah dapat Tag yang saya mau. Aesha kembali meminta maaf dan meminta saya memberi feedback positif atas kinerja dia. Agen Microsoft itu jika sudah selesai memberi pelayanan mereka selalu meminta diberi bintang, tentu yang mereka harap bintang 5. 

Jika kita pernah naik Taksi Online tentu kita paham, aplikasi mereka meminta feedback layanan yang membuat penilaian kinerja mereka pada atasan. Agen grapari telkomsel juga demikian. Saya bahkan berpikir ada baiknya guru juga dapat penilaian kinerja dari siswa, semisal setelah mengajar saya bilang sama siswa/i saya, bintang lima buat bapak ya nak 😁.

Sebelum menutup telpon, saya tanya sama Aesha, apakah dia moslem ?. Ternyata iya, dia berasal dari Somalia dan bekerja di Microsoft Shanghai. Saya beri dia bintang lima, meski awalnya kesal atas layanan, tapi dia kooperatif. Aesha meminta feedback positif, jika dia saya beri bintang satu krn misalnya stop service, bisa2 Aesha harus pulang ke Somalia.

Layanan Microsoft ini sebenarnya bagus banget, bayangkan saya meminta produk yang gratis, tp mereka tidak marah saat saya komplen. Tapi emang kita harus berani tegas berterus terang sehingga mereka bisa memandang kita lebih penting. Meski Indonesia, jauh dari level maju Amerika dan China, tp produk mereka kita yang buat lebih maju, terlebih populasi negara kita membuat pasar mereka lebih prospektif. So, jangan ragu n takut, jika layanan buruk, komplen saja.

Sumber: Facebook Khairuddin

0 Comments