ALHAMDULILLAH, AKHIRNYA 3 JUTA PELAKU USAHA DAPAT BLT UMKM RP1,2 JUTA
Kementerian Koperasi dan UKM (KemenkopUKM) menyatakan akan terus berupaya Secara maksimal untuk melakukan pemulihan ekonomi secara nasional, khususnya bagi UMKM di tengah ancaman terjadinya lonjakan kasus Covid-19.
Hal ini terkait dengan potensi penularan virus Covid-19 yang dipicu oleh momentum perayaan Hari Raya Idul Fitri, di mana para ekspatriat dan pekerja akan melakukan mudik Lebaran atau pulang kampung halaman.
Eddy Satriya, Deputi Bidang Usaha Mikro KemenkopUKM menjelaskan bahwa meski ancaman dan tantangan pemulihan ekonomi nasional (PEN) semakin berat, pemerintah tetap memiliki komitmen memberikan bantuan bagi pelaku usaha khususnya sektor UMKM untuk tetap bertahan dalam usaha.
Di sisi lain, pemerintah juga tetap fokus akan melakukan pengendalian laju pertambahan kasus lonjakan Covid-19 dengan berbagai upaya pencegahan yang dikoordinatori oleh Satgas Penanganan Covid-19 bersama Kementerian Kesehatan.
"Seperti diperkirakan oleh OECD (Organization for Economic Cooperation and Development) pada pertengahan tahun 2020 lalu tentang kemungkinan second wave pandemi Covid19, memang di beberapa negara hal itu terjadi. Akibatnya proses penyembuhan dan penyelesaian pandemi Covid bertambah lama. Artinya pemulihan ekonomi juga akan bertambah tantangannya," kata Eddy dalam keterangan tertulisnya, Jakarta, Selasa (4/5/2021).
Eddy kembali menegaskan bahwa dukungan yang diluncurkan pemerintah pusat akan terus berlanjut. Bantuan itu seperti program restrukturisasi, pemberian subsidi bunga KUR dan non KUR, PPh final ditanggung pemerintah, imbal jasa penjaminan dan penyediaan dana bergulir bagi koperasi yang disalurkan melalui Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) yang merupakan Satuan Kerja dari KemenkopUKM.
Pemerintah juga dipastikan akan melanjutkan pemberian bantuan produktif untuk pelaku usaha mikro (BPUM) atau BLT UMKM di tahun 2021 ini. Dijelaskan Eddy bahwa anggaran BPUM yang telah disiapkan tahun 2021 ini sebesar Rp11,76 triliun yang akan disalurkan kepada 9,8 juta pelaku usaha mikro di seluruh Indonesia. Diharapkan akan ada tambahan untuk 3 juta penerima lagi.
Ia berharap dengan adanya untuk pelaku usaha mikro (BPUM) dapat membantu pelaku usaha tetap bertahan di masa pandemi Covid-19 yang belum mereda.
Diakuinya bahwa selama ini pelaku usaha mikro (BPUM) selalu menjadi bumper bagi krisis ekonomi seperti krisis moneter 1997-1998 dan krisis tahun 2008. Dia optimis dengan sinergi semua stakeholder dari tingkat pusat hingga ke tingkat daerah, krisis ekonomi akibat pandemi Covid-19 ini juga bisa dilalui dengan baik melalui gerakan nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) khususnya produk UMKM.
"Kita tetap mengharapkan ada pendataan dari Bapak/ Ibu semua (Kepala Dinas dan stakeholder terkait). Meski tahun ini jumlahnya turun menjadi Rp1,2 juta per penerima tapi kami rasa bantuan untuk pelaku usaha mikro (BPUM) bisa jadi tambahan modal produktif dan jadi tambahan untuk pengadaan bahan baku bagi pelaku usaha mikro," sambung Eddy.
SUMBER