Rantai Ghibah
Sesekali kita bahas komentar Ibu-ibu yang suka nyinyir di postingan gaya parenting Nikita Willy. Bukan bermaksud membela Nikita Willy, hanya meneruskan rantai ghibah, karena ini adalah perkara gabut yang sangat menyenangkan.
1. Perkara Nikita Willy menerapkan peraturan pada Baby Isa, setiap kali makan harus duduk, tidak boleh digendong.
Komentar yang muncul:
"Dia mengajarkan orang yang sudah membesarkan dirinya dengan baik. Sok parenting banget."
Perasaan yang diajarkan Nikita Willy anaknya, deh. Kan, bukan Ibunya atau ibu-ibu yang merasa sudah membesarkan sepuluh anak dengan baik menurut gaya masing-masing?
2. Perkara Nikita Willy selalu totalitas menyediakan waktu untuk anaknya dan selalu sabar saat mengasuh Isa.
Komentar yang muncul:
"Intinya ada uang, sih. Semua bisa diatur termasuk mood. Pantas dia ngga teriak-teriak kalau ngasuh anak, kesabaran dia setebal isi ATMnya."
Tapi nih, ya, bisa jadi kalau kita punya duit sebanyak dia, ngga mau repot-repot ngasuh anak sendiri. Tinggal bayar Nanny. Tidak semua hal bisa kita limpahkan kesalahannya pada duit, Bu! Tidak semuanya salah duit! Tinggal kitanya mau atau tidak?
3. Perkara Baby Isa yang hidup penuh dengan aturan.
Komentar yang muncul:
"Kayak udah paling benar aja. Kita liat nanti gedenya (Isa) jadi apa" diikuti emoticon ngakak sebagai ejekan.
Ini komentar paling konyol, sungguh!
Ibaratnya kita menanam Mangga. Dari semenjak bibit kita tanam di media tanah yang bagus, kita beri pupuk, kita sirami setiap hari, kita rawat, kita jaga ia dari hama. Perlahan, ia tumbuh dengan subur. Bukankah mengamati proses tumbuh kembangnya dari hari ke hari adalah kebahagiaan. Tidak peduli berapa lama ia akan berbuah, tidak peduli buahnya nanti manis atau asam, atau bahkan tidak berbuah sama sekali. Karena semua hal yang akan terjadi di masa depan adalah diluar kendali kita.
Rasa bahagia saat ia sedang berproses untuk tumbuh dan rasa bahagia saat kita menemaninya adalah sesungguhnya kebahagiaan yang bisa kita nikmati saat ini juga. Hal inilah yang kita semua cari dalam hidup. Ketika kita mampu melihat hal-hal kecil yang menyenangkan di sekitar kita. Bukan malah meresahkan yang belum ada. Sebab hidup bukanlah semata tentang bagaimana permulaan atau akhirnya, tetapi diantara keduanya.
Sekian dulu.
Sambil kita cari bahan ghibah lainnya.
Sumber: Facebook Ismi Marnizar
1. Perkara Nikita Willy menerapkan peraturan pada Baby Isa, setiap kali makan harus duduk, tidak boleh digendong.
Komentar yang muncul:
"Dia mengajarkan orang yang sudah membesarkan dirinya dengan baik. Sok parenting banget."
Perasaan yang diajarkan Nikita Willy anaknya, deh. Kan, bukan Ibunya atau ibu-ibu yang merasa sudah membesarkan sepuluh anak dengan baik menurut gaya masing-masing?
2. Perkara Nikita Willy selalu totalitas menyediakan waktu untuk anaknya dan selalu sabar saat mengasuh Isa.
Komentar yang muncul:
"Intinya ada uang, sih. Semua bisa diatur termasuk mood. Pantas dia ngga teriak-teriak kalau ngasuh anak, kesabaran dia setebal isi ATMnya."
Tapi nih, ya, bisa jadi kalau kita punya duit sebanyak dia, ngga mau repot-repot ngasuh anak sendiri. Tinggal bayar Nanny. Tidak semua hal bisa kita limpahkan kesalahannya pada duit, Bu! Tidak semuanya salah duit! Tinggal kitanya mau atau tidak?
3. Perkara Baby Isa yang hidup penuh dengan aturan.
Komentar yang muncul:
"Kayak udah paling benar aja. Kita liat nanti gedenya (Isa) jadi apa" diikuti emoticon ngakak sebagai ejekan.
Ini komentar paling konyol, sungguh!
Ibaratnya kita menanam Mangga. Dari semenjak bibit kita tanam di media tanah yang bagus, kita beri pupuk, kita sirami setiap hari, kita rawat, kita jaga ia dari hama. Perlahan, ia tumbuh dengan subur. Bukankah mengamati proses tumbuh kembangnya dari hari ke hari adalah kebahagiaan. Tidak peduli berapa lama ia akan berbuah, tidak peduli buahnya nanti manis atau asam, atau bahkan tidak berbuah sama sekali. Karena semua hal yang akan terjadi di masa depan adalah diluar kendali kita.
Rasa bahagia saat ia sedang berproses untuk tumbuh dan rasa bahagia saat kita menemaninya adalah sesungguhnya kebahagiaan yang bisa kita nikmati saat ini juga. Hal inilah yang kita semua cari dalam hidup. Ketika kita mampu melihat hal-hal kecil yang menyenangkan di sekitar kita. Bukan malah meresahkan yang belum ada. Sebab hidup bukanlah semata tentang bagaimana permulaan atau akhirnya, tetapi diantara keduanya.
Sekian dulu.
Sambil kita cari bahan ghibah lainnya.
Sumber: Facebook Ismi Marnizar