Kemampuan Guru PAI dalam Mengembangkan Manajemen Kelas Yang Bernuansa Islami
A. Latar Belakang
Masalah
Manajemen merupakan suatu hal penting yang
menyentuh, mempengaruhi dan bahkan merasuki hampir seluruh aspek kehidupan
manusia layaknya darah dalam raga. Dengan manajemen, manusia mampu mengenali
kemampuan, kelebihan dan kekurangannya dirinya sendiri. Manajemen menunjukkan cara-cara yang lebih
efektif dan efisien dalam pelaksanaan suatu pekerjaan. “Manajemen telah memungkinkan manusia untuk
mengurangi hambatan-hambatan dalam rangka pencapaian suatu tujuan. Manajemen
juga memberikan prediksi dan imajinasi agar manusia dapat mengantisipasi
perubahan lingkungan yang serba cepat”.[1]
Manajemen juga
mengatur segala sesuatu agar dilakukan dengan baik, tepat, dan tuntas merupakan
hal yang disunnahkan dan menjadi norma hukum dalam ajaran agama Islam. “Dalam Islam juga diatur bagaimana proses
melakukan suatu pekerjaan dengan rasa tanggung jawab, disiplin dan tidak
menzalimi rekan/partner yang lain, sehingga keduanya mendapatkan keuntungan”.[2]
Peningkatan
mutu pendidikan di sekolah perlu didukung kemampuan manajerial guru di sekolah.
Sekolah yang
menginginkan kemajuan dan perkembangan harus ada hubungan baik antar sesama guru dan juga perlu
diciptakan suasana kerja yang kondusif dan menyenangkan. Demikian halnya
penataan penampilan fisik dan manajemen sekolah perlu dibina agar sekolah
menjadi lingkungan pendidikan yang dapat menumbuhkan kereativitas, disiplin,
dan semangat belajar peserta didik. Dalam kerangka inilah dirasakan perlunya
implementasi manajemen sekolah. Untuk mengimplementasikan manajemen kelas yang
bernuansa Islami secara efektif dan
efisien, guru agama harus memiliki pengetahuan yang matang tentang ilmu
pendidikan dan ilmu pengetahuan agama.
Demikian pula dalam rangka mengimplementasikan
manajemen kelas
yang bernuansa Islami secara efektif dan efisien, guru harus berkreasi
dalam meningkatkan manajemen kelas. Guru adalah teladan dan panutan langsung para peserta
didik di kelas. Oleh karena itu, guru perlu siap dengan segala kewajiban, baik
manajemen maupun persiapan isi materi pengajaran.
Guru juga harus
mengorganisasikan kelasnya dengan baik. Jadwal pelajaran, pembagian tugas
peserta didik, kebersihan, keindahan dan ketertiban kelas, pengaturan tempat
duduk peserta didik, penempatan alat-alat dan lain-lain harus dilakukan dengan
sebaik-baiknya. Suasana kelas yang menyenangkan dan penuh disiplin sangat
diperlukan untuk mendorong semangat belajar peserta didik.
Hasil penelitian Balai
penelitian dan pengembangan pendidikan dan kebudayaan menunjukkan bahwa:
Manajemen sekolah secara langsung akan
mempengaruhi dan menentukan efektif tidaknya
kurikulum, berbagai peralatan berlajar, waktu mengajar dan proses pembelajaran.
Dengan demikian upaya peningkatan kualitas pendidikan harus dimulai dengan
pembenahan manajemen sekolah, disamping peningkatan kualitas guru dan
pengembangan sumber belajar.”[3]
Implementasi menejemen kelas yang bernuansa islami, hal yang paling penting
adalah manajemen terhadap komponen-komponen sekolah itu sendiri. Sedikitnya
terdapat tujuh komponen sekolah yang harus dikelola dengan baik, yaitu
“Kurikulum dan program pengajaran, tenaga kependidikan, kesiswaan, keuangan,
sarana dan prasarana pendidikan, pengelolaan hubungan sekolah dan masyarakat,
serta pelayanan khusus lembaga pendidikan”.[4] Manajemen atau
pengelolaan merupakan komponen integral dan tidak dapat dipisahkan dari proses
pendidikan secara keseluruhan. Alasannya tanpa manejemen tidak mungkin tujuan
pendidikan dapat diwujudkan secara optimal, efektif dan efisien.
Seorang guru pendidikan agama Islam (PAI)
mempunyai sebuah tanggung jawab untuk mendidik dan membina siswanya ke arah
yang pendidikan yang bernuansa Islami. Dalam hal ini seorang guru agama harus
mampu untuk menerapkan manajemen kelas yang bernuansa Islami. Demikian pula
kalau guru agama tidak mampu memanajemen kelas yang Islami, maka tujuan
pendidikan Islam tidak akan tercapai dengan baik dan efektif.
Proses belajar mengajar merupakan inti
dari kegiatan pendidikan. Seorang guru mempunyai peranan penting dalam proses
belajar mengajar.
Guru mempunyai
tugas untuk menyampaikan ilmu pengetahuan kepada siswa dan siswa menerimanya
sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Mentransfer ilmu pengetahuan
merupakan hal yang mudah, tetapi untuk membentuk watak dan jiwa anak didik
merupakan hal yang sulit, sehingga guru harus merencanakan, mengorganisasikan,
melaksanakan, dan mengontrol kegiatan siswa belajar.
Berdasarkan observasi awal yang penulis
lakukan pada objek penelitian ini, yaitu di SD Negeri 1 Dewantara, bahwa masalah kemampuan seorang guru
merupakan masalah yang serius karena pendidikan agama Islam merupakan pondasi
berpijak bagi peserta didik guna menata kepribadian yang utuh.
Kemampuan erat sekali kaitannya dengan
profesionalitas seorang guru, sebab guru yang profesional akan mudah mengembangkan pembelajaran di dalam kelas.
Selain itu guru yang profesional tidak hanya menguasai materi tetapi jauh dari
itu guru profesional memahami motode dan teknik pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristik siswa. Alat penunjang yang tidak kalah penting yang biasa disebut
dengan sarana pembelajaran atau media pembelajaran. Media dalam hal ini
merupakan wahana penyalur pesan atau informasi belajar, “yakni segala sesuatu
yang dapat digunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan
peserta didik sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri
peserta didik”.[5] Guru
pendidikan Agama Islam harus mampu memilih dan memanfaatkan segala sarana
pembelajaran yang ada, sehingga pembelajaran menjadi efektif dan efisien dan
guru pendidikan Agama Islam benar-benar layak disebut sebagai guru yang
profesional.
Profesionalisme guru, masa depan tidak
lagi sebagai pengajar (teacher), seperti fungsinya yang menonjol selama
ini, tetapi beralih sebagai pelatih (coach), pembimbing (counselor),
dan manajer belajar (learning manager)”.[6] Hal ini menunjukkan bahwa
seorang guru bisa dan berhak mengembangkan pendidikan sesuai dengan kondisi siswa
dan lingkungan sekolah yang ada. Sehingga pembelajaran menjadi menarik dan
dapat meningkatkan gairah belajar siswa.
Masalah yang harus diperhatikan oleh
guru, bagaimana seorang guru berkreatif dalam meningkatkan kualitas proses
belajar mengajar, seperti membuat kegiatan belajar mengajar lebih menarik,
mengecek pekerjaan siswa, memberikan tugas atau mungkin membuat kelompok
belajar agar siswa saling berdiskusi dan sebagainya, supaya anak didik
mempunyai peluang untuk berperan aktif sehingga anak didik mampu mengubah
tingkah lakunya secara lebih efektif dan efisien.[7]
Pendidik yang dikehendaki saat ini
diharapkan mampu menampilkan sosok guru yang tidak hanya menyampaikan materi
pelajaran, akan tetapi juga menunjukkan kemampuannya, dan mengembangkan kreativitas.
Ini berkaitan erat dengan kemampuan guru dalam memilih dan mengembangkan metode
serta pengelolaan kelas yang baik dan kondusif dalam proses pembelajaran.
Sekolah
merupakan lembaga pendidikan kedua setelah keluarga (rumah tangga). Peranan
sekolah sebagai lembaga pendidikan adalah mengembangkan potensi manusiawi yang
dimiliki oleh siswa supaya mampu menjalani tugas kehidupan baik secara individu
maupun sosial. Sekolah sebagai organisasi kerja terdiri atas beberapa kelas.
Setiap kelas mempunyai kekhususan sendiri-sendiri. Guru atau wali kelas adalah
yang ditunjuk untuk mengelola dan memajukan kelas yang dipimpinnya yang
berpengaruh pada perkembangan kemajuan sekolah secara keseluruhan.
Dari latar belakang tersebut di atas,
maka penulis tertarik untuk meneliti dengan judul “Kemampuan Guru PAI
dalam
Mengembangkan Manajemen Kelas Yang Bernuansa Islami Pada SD Negeri 1 Dewantara.”
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penulisan proposal skripsi ini adalah sebagi
berikut:
1. Bagaimana kemampuan guru Pendidikan
Agama Islam dalam mengembangkan manajemen kelas yang bernuansa islami di SD Negeri 1
Dewantara?
2. Upaya-upaya apa sajakah
yang dilakukan oleh Guru Pendidikan Agama Islam dalam mengembangkan manajemen
kelas yang bernuansa islami di SD Negeri 1 Dewantara?
3. Apa faktor-faktor yang
menghambat dalam mengembangkan manajemen kelas yang bernuansa Islami pada SD Negeri 1
Dewantara?
C. Penjelasan
Istilah
Istilah yang terdapat dalam judul proposal
skripsi ini yang perlu penulis jelaskan
adalah sebagai berikut:
1. Kemampuan
Kemampuan
mengandung dua arti, “yaitu (1) kesanggupan, kecakapan, kekuatan dan (2)
Kekayaan”.[8] Dari
pengertian di atas, dapat dipahami bahwa kemampuan adalah suatu kesanggupan
atau kecakapan serta ketaatan yang dimiliki baik yang berupa fisik maupun
psikis. Kemampuan juga bisa diartikan sebagai suatu kondisi atau suatu kualitas
yang dimiliki individu yang memungkinkan individu itu berkembang pada masa akan
datang.
Kemampuan
yang dimaksud dalam skripsi ini adalah, kemampuan kesanggupan atau kecakapan
yang di miliki oleh guru agama dalam menerapkan manajemen kelas yang bernuansa
Islami.
2. Guru
Guru adalah orang yang
berfungsi sebagai pendidik dan pengajar yang mentransfer ilmu pengetahuan
kepada anak didik dan juga memberi contoh teladan yang baik dalam segala segi
kehidupan sebagai upaya dalam menanamkan sikap, nilai dan minat belajar kepada
para siswa. Sedangkan agama Islam adalah suatu sistem akidah, syariat dan
akhlak yang mengatur hidup dan kehidupan manusia dari berbagai hubungan Islam.
Sehingga agama Islam yang terakhir diturunkan ini menyempurnakan agama wahyu
yang ada sebelumnya”.[9]
3. Pendidikan Agama Islam
Pendidikan adalah “usaha manusia untuk
membawa anak yang belum dewasa dalam arti sadar dan mampu memikul tanggung
jawab atas segala perbuatannya secara moral”.[10] Pendidikan
adalah “bimbingan yang diberikan oleh orang dewasa kepada anak yang belum
dewasa untuk mencapai kedewasaannya.”[11] “Pendidikan merupakan suatu proses
pertumbuhan dan perkembangan, sebagai hasil interaksi individu dengan
lingkungan sosial dan lingkungan fisik berlangsung sepanjang hayat sejak
manusia lahir”.[12]
Pendidikan
agama merupakan “Segala usaha orang dewasa dalam pergaulan anak-anak untuk
memimpin perkembangan jasmani dan rohani ke arah kedewasaan”.[13]
Sedangkan pendidikan Islam itu adalah “Bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan
hukum-hukum agama Islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut
ukuran Islam”.[14]
Pendidikan Agama Islam adalah “usaha
membimbing jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum Islam”.[15] Pendidikan agama
Islam “memberikan hati, mensucikan jiwa serta mendidik hati nurani dan mencetak
anak dengan kelakuan yang baik dan mendorong mereka untuk berbuat pekerjaan
yang mulia”.[16] Pendidikan
agama Islam adalah “segala usaha dan daya upaya untuk membimbing manusia ke
taraf yang mulia di sisi Tuhan”.[17]
Berdasarkan
penjelasan di atas, yang penulis maksudkan dengan pendidikan agama Islam adalah suatu usaha atau perbuatan yang
dilakukan oleh pendidik untuk membawa peserta didik kearah yang lebih
dewasa,serta mempunyai kepribadian yang sempurna dan melaksanakan segi
perbuatan sesuai dengan tuntutan ajaran agama Islam.
4. Manajemen Kelas
“Manajemen adalah ketatalaksanaan proses
penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai tujuan tertentu.”[18] “Manajemen merupakan proses pendayagunaan semua
sumber daya dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendayagunaan
melalui tahapan proses yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan
dan pengawasan.”[19]
Manajemen kelas
yang bernuansa Islami yang dimaksud dalam skripsi ini adalah kemampuan guru
agama dalam menerapkan manajemen pembelajaran di kelas dalam proses belajar
mengajar yang efektif dan sesuai dengan tuntunan agama Islam untuk mencapai
kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
D. Tujuan
Penelitian
Tujuan penelitian dalam
penulisan proposal skripsi ini adalah sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui kemampuan
guru pendidikan agama Islam dalam mengembangkan manajemen kelas yang bernuansa Islami
di SD Negeri 1 Dewantara.
2. Untuk mengetahui upaya-upaya
yang dilakukan oleh guru pendidikan agama Islam dalam mengembangkan manajemen
kelas yang bernuansa islami di SD Negeri 1 Dewantara.
3. Untuk mengetahui
faktor-faktor yang menghambat dalam mengembangkan manajemen kelas yang bernuansa islami
pada SD Negeri 1 Dewantara.
E. Kegunaan
Penelitian
Kegunaan penelitian dalam
penulisan proposal skripsi ini adalah sebagi berikut:
Pembahasan
ini bermanfaat bagi para pelaku pendidikan, secara umum dapat menambah khazanah
ilmu pengetahuan khususnya mengenai kemampuan guru PAI dalam mengembangkan
manajemen kelas yang bernuansa islami pada SD Negeri 1 Dewantara. Selain itu hasil pembahasan ini dapat di jadikan bahan
kajian bidang study pendidikan.
Hasil
pembahasan ini dapat memberikan arti dan nilai tambah dalam memperbaiki dan
mengaplikasikan kemampuan guru PAI dalam mengembangkan manajemen kelas
yang bernuansa Islami pada SD Negeri 1 Dewantara ini dalam pelaksanaannya. Dengan
demikian, pembahasan ini di harapkan dapat menjadi tambahan referensi dalam
dunia pendidikan, khususnya dalam dunia pendidikan Islam.
F. Landasan Teori
Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan
kemampuan dan membentukk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang bertujuan untuk mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Meningkatkan mutu pendidikan diperlukan peningkatan dan
penyempurnaan pendidikan, yang berkaitan erat dengan peningkatan mutu Proses
Belajar Mengajar (PBM) secara operasional yang berlangsung dalam kelas yang
baik sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Karenanya manajemen kelas
memegang peranan yang sangat menentukan dalam PBM. Manajemen kelas adalah usaha
yang dilakukan oleh guru membantu tercapainya kondisi yang optimal, sehingga
terlaksananya kegiatan belajar sebagaimana yang diharapkan.[20]
Proses Belajar Mengajar merupakan inti dari proses
pendidikan formal dengan guru sebagai pemeran utama. Guru sangat menentukan
suasana belajar mengajar di dalam kelas. Guru yang kompeten akan lebih mampu
dalam menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan efesien di dalam kelas,
sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat yang optimal. Keberhasilan tersebut,
dipengaruhi banyak faktor terutama terletak pada pengajar (guru) dan yang
diajar (siswa), yang berkedudukan sebagai pelaku dan subyek dalam proses
tersebut.
Kegiatan manajemen kelas dapat diklasifikasikan menjadi
dua, yaitu: 1) yang memfokuskan pada hal-hal yang bersifat fisik, dan 2) yang
memfokuskan pada hal-hal yang bersifat non-fisik. Kedua hal tersebut perlu
dikelola secara baik dalam rangka menghasilkan suasana yang kondusif bagi
terciptanya pembelajaran yang baik.
Hal-hal fisik yang perlu mendapat perhatian dalam
manajemen kelas mencakup; pengaturan ruang belajar dan perabaot dalam kelas,
serta pengaturan peserta didik dalam belajar. Sedangkan hal-hal yang bersifat
non-fisik lebih memfokuskan pada aspek interaksi peserta didik dengan peserta didik
lainnya, peserta didik dengan guru dan lingkungan kelas maupun konsidi kelas
menjelang, selama, dan akhir pembelajaran. Atas dasar inilah maka hal-hal yang
perlu mendapat perhatian dalam manajemen kelas adalah aspek psikologis, sosial
dan hubungan interpersonal menjadi sangat dominan.[21]
Proses belajar mengajar dapat terwujud dengan baik
apabila ada interaksi antara guru dan siswa, sesama siswa atau dengan sumber
belajar lainnya. Dengan kata lain "belajar dikatakan efektif apabila
terjadi interaksi yang harmonis dan prima".
G. Kajian
Terdahulu
Nama: Darni Yanti Nim: A.
294474/3424 Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Almuslim Matangglumpangdua
Bireuen Pada tahun 2014 dengan judul dengan judul skripsi Strategi Peningkatan
Mutu Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 1 Simpang Mamplam metode
yang digunakan dalam penelitiannya adalah metode Library Reserch dengan
kesimpulan sebagai berikut:
1. Strategi
peningkatan mutu proses pembelajaran PAI adalah dengan cara peningkatan
kualifikasi pendidikan guru dan pengembangan profesional guru berkelanjutan
2. Strategi
peningkatan keaktifan siswa dalam pembelajaran PAI di SMP Negeri 1 Simpang
Mamplam yaitu dengan penerapan
pembelajaran kontekstual dan menggunakan media dalam pembelajaran.
3. Strategi
peningkatan kinerja guru dalam pembelajaran PAI di SMP Negeri 1 Simpang Mamplam
adalah melaksanakan supervisi bagi guru PAI dan melaksanakan pelatihan untuk
meningkatkan pemahaman guru Pendidikan Agama Islam.
4. Strategi peningkatan
prestasi belajar siswa dalam
pembelajaran PAI di SMP Negeri 1 Simpang Mamplam adalah memberikan
bimbingan belajar secara intensif, membuat pembelajaran siswa secara individu,
menggunakan metode pembelajaran bervariasi dan melaksanakan program home visit.
H. Metodelogi
Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1
Dewantara terletak Kecamatan Dewantara Kabupaten Aceh Utara Provinsi Aceh. Penulis
mengambil SD
Negeri 1 Dewantara sebagai tempat penelitian karena belum ada mahasiswa yang
membuat penelitian tentang judul yang penulis teliti.
2. Jenis penelitian
Jenis penelitian
ini adalah penelitian lapangan (field research), yaitu penelitian
dilakukan dengan cara penulis terjun langsung
ke lokasi (objek) penelitian yaitu SD Negeri 1 Dewantara untuk
mendapatkan data yang penulis perlukan yaitu data tentang kemampuan guru PAI
dalam mengembangkan manajemen kelas yang bernuansa Islami.
Pendekatan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, “yakni pendekatan
yang lebih menekankan analisisnya pada proses penyimpulan deduktif dan
induktif, serta pada analisis terhadap dinamika hubungan antar fenomena yang
diamati, dengan menggunakan logika ilmiah”[22].
3. Metode Penelitian
Metode yang penulis digunakan dalam penulisan ini adalah penelitian lapangan (field research)
yang bersifat kualitatif serta menggunakan pendekatan deskriptif. Penelitian
kualitatif adalah “suatu pendekatan
penelitian yang diarahkan dalam memahami fenomena sosial dari perpektif
partisipan, serta menggunakan strategi multi metode, dengan metode utama interview, observasi, dan
studi dokumenter, dalam pelaksanaan penelitian peneliti menyatu dengan situasi
yang di teliti”.[23] Penelitan kualitatif berlangsung secara
natural, data yang di kumpulkan dari orang-orang yang terlibat dalam tingkah
laku alamiah, hasil penelitian kulitatif berupa deskripsi analisis.
4.
Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian adalah pembahasan
mengenai kerangka penelitian. Menurut Suharsimi Arikunto bahwa: “Ruang Lingkup
Penelitian adalah bagian teori dari penelitian yang menjelaskan tentang alasan
atau argumentasi bagi rumusan masalah”[24] Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai
berikut:
NO
|
Ruang Lingkup Penelitian
|
Hasil Yang diharapkan
|
1
|
Kemampuan guru pendidikan agama Islam dalam
mengembangkan manajemen kelas yang bernuansa islami di SD Negeri 1 Dewantara
|
a)
Strategi Belajar
b)
memotivasi siswa
|
2
|
Upaya-upaya apa sajakah yang dilakukan oleh guru pendidikan
agama Islam dalam mengembangkan manajemen kelas yang bernuansa Islami di SD Negeri 1
Dewantara
|
a)
Penciptaan tertib belajar dikelas
b)
Penciptaan suasana senang dalam belajar.
c)
Pemusatan perhatian pada bahan ajar.
d)
Mengikut-sertakan siswa belajar aktif.
e)
Pengorganisasian belajar sesuai dengan kondisi siswa.
|
3
|
Faktor-faktor yang
menghambat dalam mengembangkan
manajemen kelas yang bernuansa islami pada SD Negeri 1 Dewantara
|
a)
Guru
b)
Siswa
c)
Media pembelajaran
|
5.
Objek Penelitian
“Objek
penelitian adalah sarana ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan
kegunaa tertentu tentang sesuatu hal objektif, valid, dan reliable tentang
suatu hal.”[25] Dari
definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa objek penelitian adalah suatu sasaran ilmiah dengan tujuan dan
kegunaan tertentu untuk mendapatkan data
tertentu yang mempunyai nilai, skor atau ukuran yang berbeda. Adapun yang
menjadi objek dalam
penelitian ini adalah guru SD Negeri 1
Dewantara.
6.
Sumber Data
1) Data primer
adalah “sumber
data yang langsung dan segera diperoleh dari sumber data dan penyelidik untuk
tujuan penelitian”.[26].
Adapun sumber data primer dalam penelitian ini adalah
a)
Kepala Sekolah
b)
Wakil Kepala Sekolah
c)
Guru
d)
Siswa
2) Data skunder yaitu sumber data yang
mendukung dan melengkapi sumber data primer tersebut yaitu buku:
a)
Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Cet ke-7,
Bandung: Remaja Rosdakarya,
2003
b)
Rayamulis, Ilmu Pendidikan
Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 1994.
c)
Arifin, Hubungan Timbal
BalikPendidikan Agama di Lingkungan Sekolah dan Keluarga, Jakarta,
departemen P dan K : 1973.
d)
Ali Imran dkk., Manajemen Pendidikan, Malang:
Universitas Negeri Malang, 2003.
e)
Cece Wijaya, A. Tabrani Rusyan, Kemampuan Dasar Guru dalam
Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994.
f)
Dimyati, Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta:
Rineka Cipta, 1999.
g)
Hadari Nawawi, Organisasi Sekolah dan Pengelolaan Kelas Sebagai
Lembaga Pendidikan, Jakarta: Gunung Agung, 1982.
h)
Muhammad Ali, Guru Dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung:
Sinar Baru, 1991.
7.
Tehnik Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah “prosedur yang sistematik
dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan”.[27]
Karena penelitian ini merupakan penelitian lapangan yaitu langsung terjun ke
lokasi penelitian, sesuai dengan pendapat tersebut untuk mendapatkan data dan
informasi yang akurat demi kesempurnaan penyusunan skripsi ini, dilakukan
pengumpulan data dengan menggunakan teknik, yaitu field research (penelitian lapangan) merupakan suatu metode
pengumpulan data dengan menggunakan penelitian langsung ke lapangan untuk
memperoleh informasi dan data-data dari objek penelitian, melalui penelitian
ini akan dilaksanakan sebaik mungkin untuk memperoleh data yang valid.
Pelaksanaan penelitian ini juga
dikumpulkan data dengan menggunakan teknik sebagai berikut:
a. Observasi partisipasi, yaitu penelitian yang mengadakan pengamatan secara
lagsung melibatkan dari dalam kegiatan yang dijadikan sebagai subjek
penelitian.
b. Interview (wawancara)
ialah dengan cara berkomunikasi langsung dengan orang-orang yang dijadikan
objek penelitian.
c. Dokumentasi yaitu untuk
memperoleh data-data tentang keadaan guru dan siswa pada SD Negeri 1 Dewantara.
8.
Tehnik Analisa Data
Menganalisis data dan menginterpretasikan data tersebut
menurut Nasution dapat dilakukan 3 tahapan yaitu:
1. Tahap Reduksi
Tahap ini hal yang dilakukan adalah menelaah seluruh data
yang telah terhimpun dari lapangan, sehingga dapat ditemukan hal-hal pokok dari
objek yang diteliti. Kegiatan ini dilakukan untuk mengumpulkan data atau
informasi dari catatan hasil wawancara, observasi dan studi dokumentasi untuk
mencari nilai inti atau pokok-pokok yang dianggap penting dari setiap aspek
yang diteliti.
2. Tahap Display
Tahap ini dilakukan adalah untuk merangkul data temuan
data temuan dalam penelitian ini yang di susun secara sistematis untuk
mengetahui tentang hal yang diteliti di lapangan, sehingga melalui display
data dapat memudahkan bagi peneliti untuk menginterpretasikan terhadap data
yang terkumpul.
3. Tahap Verifikasi
Nasution mengemukakan: “tahap ini dilakukan untuk
mengadakan pengkajian terhadap kesimpulan yang telah diambil dengan data
perbandingan dari teori yang relevan. Pengujian ini dimaksudkan untuk melihat
kebenaran hasil analisa, sehingga melahirkan kesimpulan yang dapat dipercaya”[28].
“Penelitian dapat diverifikasi, dalam arti
dikonfirmasikan, direvisi dan diulang dengan cara yang sama atau berbeda.
Verifikasi dalam penelitian kualitatif berbeda dengan kuantitatif”[29]. Penelitian kualitatif memberikan interpretasi deskriptif ,
verifikasi berupa perluasan, pengembangan tetapi bukan pengulangan. Verifikasi
juga bermakna memberikan sumbangan kepada ilmu atau studi lain. Semua data yang
terkumpul dari responden diolah dalam bentuk uraian-uraian tentang apa yang
didapatkan di lokasi penelitian.
Tehnik penulisan dalam skripsi ini penulis berpedoman
pada Buku Panduan Penulisan Proposal dan Skripsi yang diterbitkan oleh Sekolah
Tinggi Ilmu Tarbiyah Almuslim Peusangan Bireuen Aceh tahun 2014. Mengenai
terjemahan ayat Al-Qur’an, penulis mengambil Buku Lajnah Pentashihan Mushaf Al-
Qur’an Kementrian agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya Perkata, penerbit
Kalim, Jakarta Tahun 2010.
I. Garis Besar Isi
Proposal Skripsi
Garis besar dalam penulisan proposal skripsi ini adalah sebagai berikut:
Bab satu terdapat pendahuluan meliputi: latar
belakang masalah, rumusan masalah, penjelasan istilah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, Landasan
Teori, Kajian terdahulu, metode penelitian dan garis besar isi
proposal skripsi.
Bab dua terdapat kemampuan guru
PAI dalam mengembangkan manajemen kelas meliputi: kreativitas
guru pendidikan agama Islam dalam proses pembelajaran, kreativitas guru PAI
dalam memilih dan menggunakan metode, kreativitas guru PAI dalam memilih dan
menggunakan media, kreatiitas guru PAI dalam pengelolaan kelas serta kualitas
pembelajaran..
Bab tiga terdapat metodelogi penelitian meliputi: lokasi
penelitian, jenis penelitian, metode penelitian, ruang lingkup penelitian,
objek penelitian, sumber data, tehnik pengumpulan data, tehnik analisa data.
Bab empat terdapat temuan penelitian meliputi: Temuan Umum Penelitian,
Gambaran Umum SD Negeri 1
Dewantara, Visi dan Misi SD Negeri 1 Dewantara, Organisasi dan
Kepemimpinan SD Negeri 1
Dewantara, Keadaan Guru dan Murid SD Negeri 1 Dewantara, Sarana dan Prasarana SD Negeri 1 Dewantara, Temuan Khusus
Penelitian kemampuan guru Pendidikan
Agama Islam dalam mengembangkan manajemen kelas yang bernuansa islami di SD Negeri 1
Dewantara, upaya-upaya yang dilakukan oleh Guru Pendidikan Agama Islam dalam
mengembangkan manajemen kelas yang bernuansa Islami di SD Negeri 1 Dewantara, faktor-faktor yang
menghambat dalam mengembangkan manajemen kelas yang bernuansa Islami pada SD Negeri 1
Dewantara.
Bab lima terdapat penutup meliputi: kesimpulan dan
saran-saran
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat
Pendidikan Islam, Bandung: Al-Ma’rifat 1974.
Ali Imran dkk., Manajemen Pendidikan, Malang:
Universitas Negeri Malang, 2003.
Departemen Pendidikan, Islam Untuk Disiplin Ilmu Hukum, t.t.p, 2002.
Ibrahim Bafadal, Manajemen Perlengkapan Sekolah, Jakarta:
Bumi Aksara, 2003.
Kunandar, Guru Profesional, Implementasi
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan sukses dalam sertifikasi, Jakarta:
RajaGrafindi Persada, 2002.
Lexy J. .Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, Bandung:
Rosda Karya, 2005.
Mahmud Yunus, Metode Khusus Pendidikan Agama Islam, Cet. IV, Jakarta: Hidayah, 1968.
Masud Khasan Abdul Kahar, Kamus Ilmiah Populer, Jakarta:
Bintang Pelajar, 1989.
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah,
Bandung: Remaja Rosda Karya, 2002.
Muhaimin, Arah Baru Pengembangan Pendidikan
Islam, Pemberdayaan Pengembangan Kurikulum hingga Redefinisi Islamisasi
Pengetahuan, Bandung: Yayasan Nuansa Cendekia, 2003.
M. Karebet Widjajakusuma, M. Ismail Yusanto, Pengantar Manajemen
Syariat, Cet. I, Jakarta: Khairul Bayan, 2002.
Nazir, Metode Penelitian
Sosial, Jakarta: Rajawali Press, 1999.
Nasution, Teknologi Pendidikan, Cet. III, Bandung:
Jemmars, 2000.
Nana Syoadih Sukmadita, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2007.
Rayamulis, Ilmu Pendidikan
Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 1994.
Ramli Maha, Pendidikan Agama dan Pembangunan Nasional, Sinar
Darussalam, No. 62: 1975.
Suharsimi Arikunto, Pengelolaan Kelas dan Siswa Sebuah
Pendekatan Evaluatif, Jakarta:
Rajawali Pers, 1992.
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan,
Bandung: Alfabeda,2010.
, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RD,
Bandung: Alfabeta, 2012.
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak didik dalam Interaksi
Edukatif, Jakarta: Rineka Cipta, 2000.
Soeganda Poerbakawatja,
Ensiklopedia Pendidikan, Jakarta: Gunung Agung, 1999.
Uyoh Sadulloh, Pengantar
Filsafat Pendidikan, Bandung: Alfa Beta, 2003.
W.J.S Peordarminta, Kamus Bahasa Indonasia, Cet. V, Jakarta: Balai Pustaka, 1975.
Winarmo Surachmad,. Dasar dan Teknik Research Pengantar
Metodologi Ilmiah, Bandung:
Angkasa, 1987.
[2] Ibid.,
hal. 2.
[4] Ibid.,
hal. 39.
[5]Muhaimin, Arah Baru Pengembangan Pendidikan Islam, Pemberdayaan
Pengembangan Kurikulum hingga Redefinisi Islamisasi Pengetahuan, (Bandung:
Yayasan Nuansa Cendekia, 2003), hal. 132-133.
[6]Kunandar, Guru Profesional, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi, (Jakarta: RajaGrafindi
Persada, 2002), hal. 50.
[7]Syaiful
Bahri Djamarah, Guru dan Anak didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hal. 80.
[8]
W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Cet. V,
(Jakarta: Balai Pustaka, 1976), hal. 628.
[9] Departemen Pendidikan, Islam Untuk
Disiplin Ilmu Hukum, (t.t.p, 2002), hal. 24.
[10]Soeganda
Poerbakawatja, Ensiklopedia Pendidikan,
(Jakarta: Gunung Agung, 1999), hal. 12.
[12]Ibid., hal. 56.
[13]Rayamulis,
Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta:
Kalam Mulia, 1994), hal. 1.
[14]Ahmad
D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan
Islam, (Bandung: Al-Ma’rifat 1974), hal. 128.
[15]W.J.S Peordarminta, Kamus Bahasa
Indonasia, Cet. V, (Jakarta: Balai Pustaka, 1975), hal. 36.
[16]Mahmud
Yunus, Metode Khusus Pendidikan Agama Islam, Cet. IV, (Jakarta: Hidayah, 1968), hal. 19.
[17]
Ramli Maha, Pendidikan Agama dan Pembangunan Nasional, (Sinar Darussalam,
No. 62: 1975), hal. 47.
[18]
Masud Khasan Abdul Kahar, Kamus Ilmiah Populer, (Jakarta: Bintang Pelajar, 1989), hal. 208.
[19]
Ibrahim Bafadal, Manajemen Perlengkapan Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara,
2003), hal.1.
[23]
Lexy J. .Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Rosda
Karya, 2005), hal. 6.
[24] Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta,
2007), hal. 76.
[25]
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Jakarta: Alfabeta, 2010), hal. 13.
[26]
Winarmo Surachmad, Dasar dan Teknik Research Pengantar Metodologi Ilmiah,
(Bandung:
Angkasa, 1987), hal. 163.
[27]
Nazir, Metode Penelitian Sosial,
(Jakarta: Rajawali Press, 1999), hal. 127.
[28]
Nasution, Teknologi Pendidikan, Cet. III, (Bandung: Jemmars, 2000), hal. 190.
[29]
Nana Syoadih Sukmadita, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), hal. 8.