Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Kemampuan Guru PAI dalam Mengembangkan Manajemen Kelas Yang Bernuansa Islami


A.    Latar Belakang Masalah

Manajemen merupakan suatu hal penting yang menyentuh, mempengaruhi dan bahkan merasuki hampir seluruh aspek kehidupan manusia layaknya darah dalam raga. Dengan manajemen, manusia mampu mengenali kemampuan, kelebihan dan kekurangannya dirinya sendiri. Manajemen menunjukkan cara-cara yang lebih efektif dan efisien dalam pelaksanaan suatu pekerjaan. Manajemen telah memungkinkan manusia untuk mengurangi hambatan-hambatan dalam rangka pencapaian suatu tujuan. Manajemen juga memberikan prediksi dan imajinasi agar manusia dapat mengantisipasi perubahan lingkungan yang serba cepat.[1]
Manajemen juga mengatur segala sesuatu agar dilakukan dengan baik, tepat, dan tuntas merupakan hal yang disunnahkan dan menjadi norma hukum dalam ajaran agama Islam. Dalam Islam juga diatur bagaimana proses melakukan suatu pekerjaan dengan rasa tanggung jawab, disiplin dan tidak menzalimi rekan/partner yang lain, sehingga keduanya mendapatkan keuntungan.[2]
Peningkatan mutu pendidikan di sekolah perlu didukung kemampuan manajerial guru di sekolah. Sekolah yang menginginkan kemajuan dan perkembangan harus ada hubungan baik antar sesama guru dan juga perlu diciptakan suasana kerja yang kondusif dan menyenangkan. Demikian halnya penataan penampilan fisik dan manajemen sekolah perlu dibina agar sekolah menjadi lingkungan pendidikan yang dapat menumbuhkan kereativitas, disiplin, dan semangat belajar peserta didik. Dalam kerangka inilah dirasakan perlunya implementasi manajemen sekolah. Untuk mengimplementasikan manajemen kelas yang bernuansa Islami  secara efektif dan efisien, guru agama harus memiliki pengetahuan yang matang tentang ilmu pendidikan dan ilmu pengetahuan agama.
 Demikian pula dalam rangka mengimplementasikan manajemen kelas yang bernuansa Islami secara efektif dan efisien, guru harus  berkreasi  dalam meningkatkan manajemen kelas. Guru adalah teladan dan panutan langsung para peserta didik di kelas. Oleh karena itu, guru perlu siap dengan segala kewajiban, baik manajemen maupun persiapan isi materi pengajaran.
Guru juga harus mengorganisasikan kelasnya dengan baik. Jadwal pelajaran, pembagian tugas peserta didik, kebersihan, keindahan dan ketertiban kelas, pengaturan tempat duduk peserta didik, penempatan alat-alat dan lain-lain harus dilakukan dengan sebaik-baiknya. Suasana kelas yang menyenangkan dan penuh disiplin sangat diperlukan untuk mendorong semangat belajar peserta didik.
Hasil penelitian Balai penelitian dan pengembangan pendidikan dan kebudayaan  menunjukkan bahwa:
Manajemen sekolah secara langsung akan mempengaruhi dan menentukan efektif  tidaknya kurikulum, berbagai peralatan berlajar, waktu mengajar dan proses pembelajaran. Dengan demikian upaya peningkatan kualitas pendidikan harus dimulai dengan pembenahan manajemen sekolah, disamping peningkatan kualitas guru dan pengembangan sumber belajar.[3]

Implementasi menejemen kelas yang bernuansa islami, hal yang paling penting adalah manajemen terhadap komponen-komponen sekolah itu sendiri. Sedikitnya terdapat tujuh komponen sekolah yang harus dikelola dengan baik, yaitu “Kurikulum dan program pengajaran, tenaga kependidikan, kesiswaan, keuangan, sarana dan prasarana pendidikan, pengelolaan hubungan sekolah dan masyarakat, serta pelayanan khusus lembaga pendidikan”.[4] Manajemen atau pengelolaan merupakan komponen integral dan tidak dapat dipisahkan dari proses pendidikan secara keseluruhan. Alasannya tanpa manejemen tidak mungkin tujuan pendidikan dapat diwujudkan secara optimal, efektif dan efisien.
Seorang guru pendidikan agama Islam (PAI) mempunyai sebuah tanggung jawab untuk mendidik dan membina siswanya ke arah yang pendidikan yang bernuansa Islami. Dalam hal ini seorang guru agama harus mampu untuk menerapkan manajemen kelas yang bernuansa Islami. Demikian pula kalau guru agama tidak mampu memanajemen kelas yang Islami, maka tujuan pendidikan Islam tidak akan tercapai dengan baik dan efektif.
Proses belajar mengajar merupakan inti dari kegiatan pendidikan. Seorang guru mempunyai peranan penting dalam proses belajar mengajar. Guru mempunyai tugas untuk menyampaikan ilmu pengetahuan kepada siswa dan siswa menerimanya sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Mentransfer ilmu pengetahuan merupakan hal yang mudah, tetapi untuk membentuk watak dan jiwa anak didik merupakan hal yang sulit, sehingga guru harus merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, dan mengontrol kegiatan siswa belajar.
Berdasarkan observasi awal yang penulis lakukan pada objek penelitian ini, yaitu di SD Negeri 1 Dewantara, bahwa masalah kemampuan seorang guru merupakan masalah yang serius karena pendidikan agama Islam merupakan pondasi berpijak bagi peserta didik guna menata kepribadian yang utuh.
Kemampuan erat sekali kaitannya dengan profesionalitas seorang guru, sebab guru yang profesional akan mudah mengembangkan pembelajaran di dalam kelas. Selain itu guru yang profesional tidak hanya menguasai materi tetapi jauh dari itu guru profesional memahami motode dan teknik pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa. Alat penunjang yang tidak kalah penting yang biasa disebut dengan sarana pembelajaran atau media pembelajaran. Media dalam hal ini merupakan wahana penyalur pesan atau informasi belajar, “yakni segala sesuatu yang dapat digunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri peserta didik”.[5] Guru pendidikan Agama Islam harus mampu memilih dan memanfaatkan segala sarana pembelajaran yang ada, sehingga pembelajaran menjadi efektif dan efisien dan guru pendidikan Agama Islam benar-benar layak disebut sebagai guru yang profesional.
Profesionalisme guru, masa depan tidak lagi sebagai pengajar (teacher), seperti fungsinya yang menonjol selama ini, tetapi beralih sebagai pelatih (coach), pembimbing (counselor), dan manajer belajar (learning manager)”.[6] Hal ini menunjukkan bahwa seorang guru bisa dan berhak mengembangkan pendidikan sesuai dengan kondisi siswa dan lingkungan sekolah yang ada. Sehingga pembelajaran menjadi menarik dan dapat meningkatkan gairah belajar siswa.
Masalah yang harus diperhatikan oleh guru, bagaimana seorang guru berkreatif dalam meningkatkan kualitas proses belajar mengajar, seperti membuat kegiatan belajar mengajar lebih menarik, mengecek pekerjaan siswa, memberikan tugas atau mungkin membuat kelompok belajar agar siswa saling berdiskusi dan sebagainya, supaya anak didik mempunyai peluang untuk berperan aktif sehingga anak didik mampu mengubah tingkah lakunya secara lebih efektif dan efisien.[7]

Pendidik yang dikehendaki saat ini diharapkan mampu menampilkan sosok guru yang tidak hanya menyampaikan materi pelajaran, akan tetapi juga menunjukkan kemampuannya, dan mengembangkan kreativitas. Ini berkaitan erat dengan kemampuan guru dalam memilih dan mengembangkan metode serta pengelolaan kelas yang baik dan kondusif dalam proses pembelajaran.
Sekolah merupakan lembaga pendidikan kedua setelah keluarga (rumah tangga). Peranan sekolah sebagai lembaga pendidikan adalah mengembangkan potensi manusiawi yang dimiliki oleh siswa supaya mampu menjalani tugas kehidupan baik secara individu maupun sosial. Sekolah sebagai organisasi kerja terdiri atas beberapa kelas. Setiap kelas mempunyai kekhususan sendiri-sendiri. Guru atau wali kelas adalah yang ditunjuk untuk mengelola dan memajukan kelas yang dipimpinnya yang berpengaruh pada perkembangan kemajuan sekolah secara keseluruhan.
Dari latar belakang tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti dengan judul Kemampuan Guru PAI dalam Mengembangkan Manajemen Kelas Yang Bernuansa Islami Pada SD Negeri 1 Dewantara.”
B.    Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penulisan proposal skripsi ini adalah sebagi berikut:
1.     Bagaimana kemampuan guru Pendidikan Agama Islam dalam mengembangkan manajemen kelas yang bernuansa islami di SD Negeri 1 Dewantara?
2.     Upaya-upaya apa sajakah yang dilakukan oleh Guru Pendidikan Agama Islam dalam mengembangkan manajemen kelas yang bernuansa islami di SD Negeri 1 Dewantara?
3.     Apa faktor-faktor yang menghambat dalam mengembangkan manajemen kelas yang bernuansa Islami pada SD Negeri 1 Dewantara?
C.    Penjelasan Istilah
Istilah yang terdapat dalam judul proposal skripsi ini yang perlu penulis jelaskan adalah sebagai berikut:
1.     Kemampuan
Kemampuan mengandung dua arti, “yaitu (1) kesanggupan, kecakapan, kekuatan dan (2) Kekayaan”.[8] Dari pengertian di atas, dapat dipahami bahwa kemampuan adalah suatu kesanggupan atau kecakapan serta ketaatan yang dimiliki baik yang berupa fisik maupun psikis. Kemampuan juga bisa diartikan sebagai suatu kondisi atau suatu kualitas yang dimiliki individu yang memungkinkan individu itu berkembang pada masa akan datang.
Kemampuan yang dimaksud dalam skripsi ini adalah, kemampuan kesanggupan atau kecakapan yang di miliki oleh guru agama dalam menerapkan manajemen kelas yang bernuansa Islami.
2.     Guru
Guru adalah orang yang berfungsi sebagai pendidik dan pengajar yang mentransfer ilmu pengetahuan kepada anak didik dan juga memberi contoh teladan yang baik dalam segala segi kehidupan sebagai upaya dalam menanamkan sikap, nilai dan minat belajar kepada para siswa. Sedangkan agama Islam adalah suatu sistem akidah, syariat dan akhlak yang mengatur hidup dan kehidupan manusia dari berbagai hubungan Islam. Sehingga agama Islam yang terakhir diturunkan ini menyempurnakan agama wahyu yang ada sebelumnya”.[9]
3.     Pendidikan Agama Islam
Pendidikan adalah “usaha manusia untuk membawa anak yang belum dewasa dalam arti sadar dan mampu memikul tanggung jawab atas segala perbuatannya secara moral”.[10] Pendidikan adalah “bimbingan yang diberikan oleh orang dewasa kepada anak yang belum dewasa untuk mencapai kedewasaannya.”[11] “Pendidikan merupakan suatu proses pertumbuhan dan perkembangan, sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungan sosial dan lingkungan fisik berlangsung sepanjang hayat sejak manusia lahir”.[12]
Pendidikan agama merupakan “Segala usaha orang dewasa dalam pergaulan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohani ke arah kedewasaan”.[13] Sedangkan pendidikan Islam itu adalah “Bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran Islam”.[14]
Pendidikan Agama Islam adalah usaha membimbing jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum Islam.[15] Pendidikan agama Islam “memberikan hati, mensucikan jiwa serta mendidik hati nurani dan mencetak anak dengan kelakuan yang baik dan mendorong mereka untuk berbuat pekerjaan yang mulia”.[16] Pendidikan agama Islam adalah “segala usaha dan daya upaya untuk membimbing manusia ke taraf yang mulia di sisi Tuhan”.[17]
Berdasarkan penjelasan di atas, yang penulis maksudkan dengan pendidikan agama Islam adalah suatu usaha atau perbuatan yang dilakukan oleh pendidik untuk membawa peserta didik kearah yang lebih dewasa,serta mempunyai kepribadian yang sempurna dan melaksanakan segi perbuatan sesuai dengan tuntutan ajaran agama Islam.
4.     Manajemen Kelas
 “Manajemen adalah ketatalaksanaan proses penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai tujuan tertentu.”[18] “Manajemen merupakan proses pendayagunaan semua sumber daya dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendayagunaan melalui tahapan proses yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan.”[19]
Manajemen kelas yang bernuansa Islami yang dimaksud dalam skripsi ini adalah kemampuan guru agama dalam menerapkan manajemen pembelajaran di kelas dalam proses belajar mengajar yang efektif dan sesuai dengan tuntunan agama Islam untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
D.    Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian dalam penulisan proposal skripsi ini adalah sebagai berikut:
1.     Untuk mengetahui kemampuan guru pendidikan agama Islam dalam mengembangkan manajemen kelas yang bernuansa Islami di SD Negeri 1 Dewantara.
2.     Untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan oleh guru pendidikan agama Islam dalam mengembangkan manajemen kelas yang bernuansa islami di SD Negeri 1 Dewantara.
3.     Untuk mengetahui faktor-faktor yang menghambat dalam mengembangkan manajemen kelas yang bernuansa islami pada SD Negeri 1 Dewantara.
E.    Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian dalam penulisan proposal skripsi ini adalah sebagi berikut:
              Pembahasan ini bermanfaat bagi para pelaku pendidikan, secara umum dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan khususnya mengenai kemampuan guru PAI dalam mengembangkan manajemen kelas yang bernuansa islami pada SD Negeri 1 Dewantara. Selain itu  hasil pembahasan ini dapat di jadikan bahan kajian bidang study pendidikan.
              Hasil pembahasan ini dapat memberikan arti dan nilai tambah dalam memperbaiki dan mengaplikasikan kemampuan guru PAI dalam mengembangkan manajemen kelas yang bernuansa Islami pada SD Negeri 1 Dewantara ini dalam pelaksanaannya. Dengan demikian, pembahasan ini di harapkan dapat menjadi tambahan referensi dalam dunia pendidikan, khususnya dalam dunia pendidikan Islam.
F.     Landasan Teori
Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentukk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Meningkatkan mutu pendidikan diperlukan peningkatan dan penyempurnaan pendidikan, yang berkaitan erat dengan peningkatan mutu Proses Belajar Mengajar (PBM) secara operasional yang berlangsung dalam kelas yang baik sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Karenanya manajemen kelas memegang peranan yang sangat menentukan dalam PBM. Manajemen kelas adalah usaha yang dilakukan oleh guru membantu tercapainya kondisi yang optimal, sehingga terlaksananya kegiatan belajar sebagaimana yang diharapkan.[20]
Proses Belajar Mengajar merupakan inti dari proses pendidikan formal dengan guru sebagai pemeran utama. Guru sangat menentukan suasana belajar mengajar di dalam kelas. Guru yang kompeten akan lebih mampu dalam menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan efesien di dalam kelas, sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat yang optimal. Keberhasilan tersebut, dipengaruhi banyak faktor terutama terletak pada pengajar (guru) dan yang diajar (siswa), yang berkedudukan sebagai pelaku dan subyek dalam proses tersebut.
Kegiatan manajemen kelas dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu: 1) yang memfokuskan pada hal-hal yang bersifat fisik, dan 2) yang memfokuskan pada hal-hal yang bersifat non-fisik. Kedua hal tersebut perlu dikelola secara baik dalam rangka menghasilkan suasana yang kondusif bagi terciptanya pembelajaran yang baik.
Hal-hal fisik yang perlu mendapat perhatian dalam manajemen kelas mencakup; pengaturan ruang belajar dan perabaot dalam kelas, serta pengaturan peserta didik dalam belajar. Sedangkan hal-hal yang bersifat non-fisik lebih memfokuskan pada aspek interaksi peserta didik dengan peserta didik lainnya, peserta didik dengan guru dan lingkungan kelas maupun konsidi kelas menjelang, selama, dan akhir pembelajaran. Atas dasar inilah maka hal-hal yang perlu mendapat perhatian dalam manajemen kelas adalah aspek psikologis, sosial dan hubungan interpersonal menjadi sangat dominan.[21]
Proses belajar mengajar dapat terwujud dengan baik apabila ada interaksi antara guru dan siswa, sesama siswa atau dengan sumber belajar lainnya. Dengan kata lain "belajar dikatakan efektif apabila terjadi interaksi yang harmonis dan prima".
G.   Kajian Terdahulu
Nama: Darni Yanti Nim: A. 294474/3424 Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Almuslim Matangglumpangdua Bireuen Pada tahun 2014 dengan judul dengan judul skripsi Strategi Peningkatan Mutu Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 1 Simpang Mamplam metode yang digunakan dalam penelitiannya adalah metode Library Reserch dengan kesimpulan sebagai berikut:
1.     Strategi peningkatan mutu proses pembelajaran PAI adalah dengan cara peningkatan kualifikasi pendidikan guru dan pengembangan profesional guru berkelanjutan
2.     Strategi peningkatan keaktifan siswa dalam pembelajaran PAI di SMP Negeri 1 Simpang Mamplam yaitu  dengan penerapan pembelajaran kontekstual dan menggunakan media dalam pembelajaran.
3.     Strategi peningkatan kinerja guru dalam pembelajaran PAI di SMP Negeri 1 Simpang Mamplam adalah melaksanakan supervisi bagi guru PAI dan melaksanakan pelatihan untuk meningkatkan pemahaman guru Pendidikan Agama Islam.
4.     Strategi peningkatan prestasi belajar siswa dalam  pembelajaran PAI di SMP Negeri 1 Simpang Mamplam adalah memberikan bimbingan belajar secara intensif, membuat pembelajaran siswa secara individu, menggunakan metode pembelajaran bervariasi dan melaksanakan program home visit.
H.    Metodelogi Penelitian
1.   Lokasi Penelitian  
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Dewantara terletak Kecamatan Dewantara Kabupaten Aceh Utara Provinsi Aceh. Penulis mengambil SD Negeri 1 Dewantara sebagai tempat penelitian karena belum ada mahasiswa yang membuat penelitian tentang judul yang penulis teliti.
2.     Jenis penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yaitu penelitian dilakukan dengan cara penulis terjun langsung  ke lokasi (objek) penelitian yaitu SD Negeri 1 Dewantara untuk mendapatkan data yang penulis perlukan yaitu data tentang kemampuan guru PAI dalam mengembangkan manajemen kelas yang bernuansa Islami.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, “yakni pendekatan yang lebih menekankan analisisnya pada proses penyimpulan deduktif dan induktif, serta pada analisis terhadap dinamika hubungan antar fenomena yang diamati, dengan menggunakan logika ilmiah”[22].
3.     Metode Penelitian
Metode yang penulis digunakan dalam penulisan ini adalah  penelitian lapangan (field research) yang bersifat kualitatif serta menggunakan pendekatan deskriptif. Penelitian kualitatif adalah suatu pendekatan penelitian yang diarahkan dalam memahami fenomena sosial dari perpektif partisipan, serta menggunakan strategi multi metode, dengan metode utama interview, observasi, dan studi dokumenter, dalam pelaksanaan penelitian peneliti menyatu dengan situasi yang di teliti.[23]  Penelitan kualitatif berlangsung secara natural, data yang di kumpulkan dari orang-orang yang terlibat dalam tingkah laku alamiah, hasil penelitian kulitatif berupa deskripsi analisis.
4.     Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian adalah pembahasan mengenai kerangka penelitian. Menurut Suharsimi Arikunto bahwa: “Ruang Lingkup Penelitian adalah bagian teori dari penelitian yang menjelaskan tentang alasan atau argumentasi bagi rumusan masalah”[24] Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut:
NO
Ruang Lingkup Penelitian
Hasil Yang diharapkan

1
Kemampuan guru pendidikan agama Islam dalam mengembangkan manajemen kelas yang bernuansa islami di SD Negeri 1 Dewantara
a)     Strategi Belajar
b)     memotivasi siswa
2
Upaya-upaya apa sajakah yang dilakukan oleh guru pendidikan agama Islam dalam mengembangkan manajemen kelas yang bernuansa Islami di SD Negeri 1 Dewantara

a)     Penciptaan tertib belajar dikelas
b)     Penciptaan suasana senang dalam belajar.
c)     Pemusatan perhatian pada bahan ajar.
d)     Mengikut-sertakan siswa belajar aktif.
e)     Pengorganisasian belajar sesuai dengan kondisi siswa.
3

Faktor-faktor yang menghambat dalam mengembangkan manajemen kelas yang bernuansa islami pada SD Negeri 1 Dewantara
a)     Guru
b)     Siswa
c)     Media pembelajaran  

5.     Objek Penelitian
     
“Objek penelitian adalah sarana ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaa tertentu tentang sesuatu hal objektif, valid, dan reliable tentang suatu hal.”[25] Dari definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa objek penelitian  adalah suatu sasaran ilmiah dengan tujuan dan kegunaan tertentu untuk  mendapatkan data tertentu yang mempunyai nilai, skor atau ukuran yang berbeda. Adapun yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah guru SD Negeri 1 Dewantara.
6.     Sumber Data
1)     Data primer adalah sumber data yang langsung dan segera diperoleh dari sumber data dan penyelidik untuk tujuan penelitian.[26]. Adapun sumber data primer dalam penelitian ini adalah
a)     Kepala Sekolah
b)     Wakil Kepala Sekolah
c)     Guru
d)     Siswa
2)     Data skunder yaitu sumber data yang mendukung dan melengkapi sumber data primer tersebut yaitu buku:
a)     Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Cet ke-7, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003
b)     Rayamulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 1994.
c)     Arifin, Hubungan Timbal BalikPendidikan Agama di Lingkungan Sekolah dan Keluarga, Jakarta, departemen P dan K : 1973.
d)     Ali Imran dkk., Manajemen Pendidikan, Malang: Universitas Negeri Malang, 2003.
e)     Cece Wijaya, A. Tabrani Rusyan, Kemampuan Dasar Guru dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994.
f)      Dimyati, Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 1999.
g)     Hadari Nawawi, Organisasi Sekolah dan Pengelolaan Kelas Sebagai Lembaga Pendidikan, Jakarta: Gunung Agung, 1982.
h)     Muhammad Ali, Guru Dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru, 1991.
7.     Tehnik Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah “prosedur yang sistematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan”.[27] Karena penelitian ini merupakan penelitian lapangan yaitu langsung terjun ke lokasi penelitian, sesuai dengan pendapat tersebut untuk mendapatkan data dan informasi yang akurat demi kesempurnaan penyusunan skripsi ini, dilakukan pengumpulan data dengan menggunakan teknik, yaitu field research (penelitian lapangan) merupakan suatu metode pengumpulan data dengan menggunakan penelitian langsung ke lapangan untuk memperoleh informasi dan data-data dari objek penelitian, melalui penelitian ini akan dilaksanakan sebaik mungkin untuk memperoleh data yang valid.
Pelaksanaan penelitian ini juga dikumpulkan data dengan menggunakan teknik sebagai berikut:
a.      Observasi partisipasi, yaitu penelitian yang mengadakan pengamatan secara lagsung melibatkan dari dalam kegiatan yang dijadikan sebagai subjek penelitian.
b.     Interview (wawancara) ialah dengan cara berkomunikasi langsung dengan orang-orang yang dijadikan objek penelitian.
c.      Dokumentasi yaitu untuk memperoleh data-data tentang keadaan guru dan siswa pada SD Negeri 1 Dewantara.
8.     Tehnik Analisa Data
Menganalisis data dan menginterpretasikan data tersebut menurut Nasution dapat dilakukan 3 tahapan yaitu:
1.     Tahap Reduksi
Tahap ini hal yang dilakukan adalah menelaah seluruh data yang telah terhimpun dari lapangan, sehingga dapat ditemukan hal-hal pokok dari objek yang diteliti. Kegiatan ini dilakukan untuk mengumpulkan data atau informasi dari catatan hasil wawancara, observasi dan studi dokumentasi untuk mencari nilai inti atau pokok-pokok yang dianggap penting dari setiap aspek yang diteliti.
2.     Tahap Display
Tahap ini dilakukan adalah untuk merangkul data temuan data temuan dalam penelitian ini yang di susun secara sistematis untuk mengetahui tentang hal yang diteliti di lapangan, sehingga melalui display data dapat memudahkan bagi peneliti untuk menginterpretasikan terhadap data yang terkumpul.
3.     Tahap Verifikasi
Nasution mengemukakan: “tahap ini dilakukan untuk mengadakan pengkajian terhadap kesimpulan yang telah diambil dengan data perbandingan dari teori yang relevan. Pengujian ini dimaksudkan untuk melihat kebenaran hasil analisa, sehingga melahirkan kesimpulan yang dapat dipercaya”[28].
“Penelitian dapat diverifikasi, dalam arti dikonfirmasikan, direvisi dan diulang dengan cara yang sama atau berbeda. Verifikasi dalam penelitian kualitatif berbeda dengan kuantitatif”[29]. Penelitian kualitatif  memberikan interpretasi deskriptif , verifikasi berupa perluasan, pengembangan tetapi bukan pengulangan. Verifikasi juga bermakna memberikan sumbangan kepada ilmu atau studi lain. Semua data yang terkumpul dari responden diolah dalam bentuk uraian-uraian tentang apa yang didapatkan di lokasi penelitian.
Tehnik penulisan dalam skripsi ini penulis berpedoman pada Buku Panduan Penulisan Proposal dan Skripsi yang diterbitkan oleh Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Almuslim Peusangan Bireuen Aceh tahun 2014. Mengenai terjemahan ayat Al-Qur’an, penulis mengambil Buku Lajnah Pentashihan Mushaf Al- Qur’an Kementrian agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya Perkata, penerbit Kalim, Jakarta Tahun 2010.
I.      Garis Besar Isi Proposal Skripsi
Garis besar dalam penulisan  proposal skripsi  ini adalah sebagai berikut:
Bab satu terdapat pendahuluan meliputi: latar belakang masalah, rumusan masalah, penjelasan istilah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, Landasan Teori, Kajian terdahulu, metode penelitian dan garis besar isi proposal skripsi.
Bab dua terdapat kemampuan guru PAI dalam mengembangkan manajemen kelas  meliputi: kreativitas guru pendidikan agama Islam dalam proses pembelajaran, kreativitas guru PAI dalam memilih dan menggunakan metode, kreativitas guru PAI dalam memilih dan menggunakan media, kreatiitas guru PAI dalam pengelolaan kelas serta kualitas pembelajaran..                       
Bab tiga terdapat metodelogi penelitian meliputi: lokasi penelitian, jenis penelitian, metode penelitian, ruang lingkup penelitian, objek penelitian, sumber data, tehnik pengumpulan data, tehnik analisa data.         
Bab empat terdapat temuan penelitian meliputi: Temuan Umum Penelitian, Gambaran Umum SD Negeri 1 Dewantara, Visi dan Misi SD Negeri 1 Dewantara, Organisasi dan Kepemimpinan SD Negeri 1 Dewantara, Keadaan Guru dan Murid SD Negeri 1 Dewantara, Sarana dan Prasarana SD Negeri 1 Dewantara, Temuan Khusus Penelitian kemampuan guru Pendidikan Agama Islam dalam mengembangkan manajemen kelas yang bernuansa islami di SD Negeri 1 Dewantara, upaya-upaya yang dilakukan oleh Guru Pendidikan Agama Islam dalam mengembangkan manajemen kelas yang bernuansa Islami di SD Negeri 1 Dewantara, faktor-faktor yang menghambat dalam mengembangkan manajemen kelas yang bernuansa Islami pada SD Negeri 1 Dewantara.
Bab lima terdapat penutup meliputi: kesimpulan dan saran-saran


















DAFTAR PUSTAKA

Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: Al-Ma’rifat 1974.

Ali Imran dkk., Manajemen Pendidikan, Malang: Universitas Negeri Malang, 2003.

Departemen Pendidikan, Islam Untuk Disiplin Ilmu Hukum, t.t.p, 2002.

Ibrahim Bafadal, Manajemen Perlengkapan Sekolah, Jakarta: Bumi Aksara, 2003.

Kunandar, Guru Profesional, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan sukses dalam sertifikasi, Jakarta: RajaGrafindi Persada, 2002.

Lexy J. .Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, Bandung: Rosda Karya, 2005.

Mahmud Yunus, Metode Khusus Pendidikan Agama Islam, Cet. IV, Jakarta: Hidayah, 1968.

Masud Khasan Abdul Kahar, Kamus Ilmiah Populer, Jakarta: Bintang Pelajar, 1989.

E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2002.

Muhaimin, Arah Baru Pengembangan Pendidikan Islam, Pemberdayaan Pengembangan Kurikulum hingga Redefinisi Islamisasi Pengetahuan, Bandung: Yayasan Nuansa Cendekia, 2003.

M. Karebet Widjajakusuma, M. Ismail Yusanto, Pengantar Manajemen Syariat, Cet. I, Jakarta: Khairul Bayan, 2002.

Nazir, Metode Penelitian Sosial, Jakarta: Rajawali Press, 1999.

Nasution, Teknologi Pendidikan, Cet. III, Bandung: Jemmars, 2000.

Nana Syoadih Sukmadita, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007.

Rayamulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 1994.

Ramli Maha, Pendidikan Agama dan Pembangunan Nasional, Sinar Darussalam, No. 62: 1975.
Suharsimi Arikunto, Pengelolaan Kelas dan Siswa Sebuah Pendekatan Evaluatif, Jakarta: Rajawali Pers, 1992.

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfabeda,2010.

            , Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RD, Bandung: Alfabeta, 2012.

Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak didik dalam Interaksi Edukatif, Jakarta: Rineka Cipta, 2000.

Soeganda Poerbakawatja, Ensiklopedia Pendidikan, Jakarta: Gunung Agung, 1999.

Uyoh Sadulloh, Pengantar Filsafat Pendidikan, Bandung: Alfa Beta, 2003.

W.J.S Peordarminta, Kamus Bahasa Indonasia, Cet. V, Jakarta: Balai Pustaka, 1975.

Winarmo Surachmad,. Dasar dan Teknik Research Pengantar Metodologi Ilmiah,             Bandung: Angkasa, 1987.




               [1] M. Karebet Widjajakusuma, M. Ismail Yusanto, Pengantar Manajemen Syariat, Cet. I, (Jakarta: Khairul Bayan, 2002), hal. 1.

               [2] Ibid., hal. 2.
               [3] E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2002), hal. 22.

[4] Ibid., hal. 39.
[5]Muhaimin, Arah Baru Pengembangan Pendidikan Islam, Pemberdayaan Pengembangan Kurikulum hingga Redefinisi Islamisasi Pengetahuan, (Bandung: Yayasan Nuansa Cendekia, 2003), hal. 132-133.

[6]Kunandar, Guru Profesional, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi, (Jakarta: RajaGrafindi Persada, 2002), hal. 50.
[7]Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hal. 80.
[8] W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Cet. V, (Jakarta: Balai Pustaka, 1976), hal. 628.

[9] Departemen Pendidikan, Islam Untuk Disiplin Ilmu Hukum, (t.t.p, 2002), hal. 24.
[10]Soeganda Poerbakawatja, Ensiklopedia Pendidikan, (Jakarta: Gunung Agung, 1999), hal. 12.

               [11]Uyoh Sadulloh, Pengantar Filsafat Pendidikan, (Bandung: Alfa Beta, 2003), hal 55.
[12]Ibid., hal. 56.
[13]Rayamulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 1994), hal. 1.

[14]Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Al-Ma’rifat 1974), hal. 128.

[15]W.J.S Peordarminta, Kamus Bahasa Indonasia, Cet. V, (Jakarta: Balai Pustaka, 1975), hal. 36.

[16]Mahmud Yunus, Metode Khusus Pendidikan Agama Islam, Cet. IV, (Jakarta: Hidayah, 1968), hal. 19.

[17] Ramli Maha, Pendidikan Agama dan Pembangunan Nasional, (Sinar Darussalam, No. 62: 1975), hal. 47.

[18] Masud Khasan Abdul Kahar, Kamus Ilmiah Populer, (Jakarta: Bintang Pelajar, 1989), hal. 208.
[19] Ibrahim Bafadal, Manajemen Perlengkapan Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), hal.1.
               [20]Suharsimi Arikunto, Pengelolaan Kelas dan Siswa Sebuah Pendekatan Evaluatif, (Jakarta: Rajawali Pers, 1992), hal. 67.
               [21] Ali Imran dkk., Manajemen Pendidikan, (Malang: Universitas Negeri Malang, 2003), hal. 45.
               [22] Ibid., hal. 5.

[23] Lexy J. .Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Rosda Karya, 2005), hal. 6.
[24] Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), hal. 76.
               [25] Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Jakarta: Alfabeta, 2010), hal. 13.

[26] Winarmo Surachmad, Dasar dan Teknik Research Pengantar Metodologi Ilmiah,             (Bandung: Angkasa, 1987), hal. 163.
[27] Nazir, Metode Penelitian Sosial, (Jakarta: Rajawali Press, 1999), hal. 127.
[28] Nasution, Teknologi Pendidikan, Cet. III, (Bandung: Jemmars, 2000), hal. 190.

[29] Nana Syoadih Sukmadita, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), hal. 8.