Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Mengadakan Kerjasama antara Rumah, Masjid, dan Sekolah


A.    Mengadakan Kerjasama antara Rumah, Masjid, dan Sekolah

Mengadakan Kerjasama antara Rumah, Masjid, dan Sekolah

Pada umumnya pendidikan yang ada di dalam keluarga bukanlah merupakan perwujudan dari kesadaran dan pengertian yang lahir dari pengetahuan mendidik, melainkan karena secara kodrati suasana dan strukturnya memberikan kemungkinan yang alami dalam membangun situasi pendidikan. “Situasi pendidikan tersebut terwujud berkat adanya pergaulan dan hubungan pengaruh-mempengaruhi secara timbal balik antara orangtua baik ayah atau ibu dengan anak-anaknya”.[1]
Kedua orangtua sama-sama memegang peranan yang penting dan amat berpengaruh atas pendidikan anak-anaknya. Sejak lahir, seseorang akan selalu ada disamping ibunya yang mana kedekatan antara ibu kepada anak akan berpengaruh sangat besar pada diri anak. Ketika figur seorang ibu sangat baik maka anak akan meniru hal-hal yang baik yang ada pada ibunya, namun sebaliknya anak akan meniru hal-hal yang buruk apabila yang dilihat anak pada ibunya merupakan yang negatif. Selain ibu, ayah juga memiliki pengaruh yang besar pula kepada anaknya. Karena dimata anaknya, ayah adalah yang tertinggi pamornya dan terpandai daripada orang-orang yang dikenalnya.
Faktor yang influentif dalam pembentukan personalitas anak secara intelektual, spiritual dan fisikal adalah mengadakan kerja sama antar rumah, masjid dan sekolah. Seperti telah kita ketahui bahwa tanggung jawab rumah berpusat pada derajat pertama dalam pendidikan jasmani. Sebab, orang yang menyia-nyiakan hak anak-anaknya dan menyepelekan kehidupan keluarganya, baginya dosa yang besar.[2]

Suatu yang telah disepakati bersama bahwa tugas sekolah berpusat pada derajat pertama pada pendidikan intelektual, karena ilmu pengetahuan memiliki pengaruh besar dalam pembentukan personalitas dan meninggikan kemuliaan manusia! Ketika kita berkata tentang kerja sama antar rumah dengan masjid dan sekolah, ini berarti bahwa anak telah sempurna personalitasnya, terbentuk rohani, jasmani, mental ilun spiritualnya. Bahkan ia menjadi anggota yang fungsional dalam kemajuan umat dan kehormatan agamanya. Tetapi, kerja sama ini tidak dapat dilaksanakan secara sempurna kecuali jika dapat memenuhi dua syarat berikut ini: Pertama: Hendaknya tidak ada kontradiksi antara arahan rumah dengan arahan sekolah. Kedua: Kerja sama hendaknya bertujuan untuk mengalami kesempurnaan dan keseimbangan dalam membangun personalitas Islam.
Jika kerja sama dengan memenuhi dua syarat asasi di atas, maka anak akan sempurna rohani dan jasmaninya, terbentuk mental spiritualnya. Bahkan ia menjadi manusia yang memiliki keseimbangan, dikagumi dan dihormati orang lain.



               [1] http://hatigudangilmu.blogspot.co.id/2011/05/bimbingan-orangtua-terhadap-anak.html di akses Tanggal 15 November 2015.
               [2] Ulwan, Pedoman Pendidikan, hal. 438.