Peranan Guru Sertifikasi dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa SD
A. Kata Pengantar
Tentunya
dalam menyelesaikan tugas akhir ini penulis sangat mengharapkan bantuan dari
semua pihak. terutama kepada dosen yang telah mengasuh dan membimbing penulis
pada mata kuliah bimbingan skripsi dan seluruh petugas pengajaran yang telah membantu
penulis sehingga penulisan skripsi ini
dapat diselesaikan dengan baik. Ucapan terimakasih juga
penulis ucapkan kepada ayahanda dan bunda tercinta yang telah mendukung baik
secara moril maupun sprituil. sehingga penulis dapat mengikuti jenjang pendidikan
hingga sampai ke perguruan tinggi. penulis do’akan semoga keduanya mendapat
barakah dari Allah dan ditempatkan di surga-Nya di hari kiamat nantinya.
Dan ucapan
terimakasih juga penulis ucapkan kepada Dosen Pembimbing yang telah membimbing
penulis dari awal sampai akhir penulisan proposal skripsi ini, semoga mereka
mendapat pahala dari Allah SWT.
Begitupun proposal skripsi ini telah penulis susun dengan sebaik
mungkin, namun sebagai seorang hamba yang lemah sangat menyadari bahwa masih
banyak terjadi kekeliruan dan kesalahan serta banyak kekurangan.
Pada akhirnya penulis menyadari bahwa
penulisan skripsi ini belum mencapai kesempurnaan. Namun penulis berharap
semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi
pembaca pada umumnya. Amin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb..
Matangglumpangdua, 01 Maret 2015
P e n u l i s
Samsul Bahri
Nim. A. 201201/4092
B. Daftar
Isi
Halaman
A.
Kata Pengantar 1
B.
Daftar Isi 3
C.
Latar Belakang Masalah 4
D.
Rumusan Masalah 8
E.
Penjelasan Istilah 9
F.
Tujuan Penelitian 11
G.
Kegunaan Penelitian 12
H.
Landasan Teori 12
I.
Kajian Terdahulu 15
J.
Metodelogi Penelitian 16
1. Lokasi Penelitian 16
2. Jenis penelitian 16
3. Metode Penelitian 16
4. Ruang Lingkup Penelitian 17
5. Objek
Penelitian 17
6. Sumber Data 18
7. Tehnik Pengumpulan Data 19
8. Tehnik Analisa Data 20
K. Garis Besar Isi Skripsi 21
L. Daftar Pustaka 22
M. Lampiran-Lampiran
1. Daftar Judul Skripsi Cadangan
2. Daftar Pengesahan Judul Skripsi
C. Latar Belakang
Masalah
Masalah pendidikan adalah
merupakan masalah yang sangat penting dalam kehidupan. Bukan saja sangat
penting, bahkan masalah pendidikan itu sama sekali tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan. Baik dalam kehidupan keluarga, maupun dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Maju mundurnya suatu bangsa sebagian besar ditentukan oleh maju mundurnya
pendidikan di negara itu.[1]
Dunia pendidikan dalam hal ini
tidak terkecuali. Seorang guru atau tenaga pendidik muslim, sebelum ia berperan
sebagai guru atau tenaga pendidik atau dirinya sendiri, dia adalah seorang
muslim. Artinya dia akan memenuhi panggilan hati nuraninya untuk senantiasa
membawa suatu kebenaran, dalam hal ini adalah misi Islam, dalam kehidupannya
atau kehidupan orang yang selalu menjadi cerobong penyampaian khutbah dan
pendidikannya. Namun implementasi untuk diri kita sendiri saja terabaikan
apalagi untuk orang lain. Kenapa terjadi yang demikian itu dalam keseharian
masyarakat atau pribadi masing-masing tentu karena nilai pendidikan yang
seyogyanya menjadi renungan dan pelajaran sudah terabaikan dan memperdebatkan
tanpa merenung hakikat nilai pendidikan itu sendiri. Karena nilai pendidikan
itu sudah tertanam dalam agama sedari kita mengenal alam dunia.
Dalam proses belajar mengajar di sekolah, guru merupakan
orang yang paling utama bagi anak didik, karena guru sebagai panutan bagi
kelangsungan pendidikan dan pengajaran di sekolah. Guru mempunyai tugas dan
fungsi, yang berkaitan erat dengan pelaksanaan pengajaran sebagai usaha
mencerdaskan kehidupan bangsa, pada prinsipnya jabatan guru memiliki banyak
tugas baik yang berkaitan dengan dinas maupun di luar dinas, yaitu dalam bentuk
pengabdian, karena manusia yang masih hidup bertugas sebagai guru, namun
tergantung dari tingkat kewenangan yang dimiliki guru.
Tugas guru sebagai profesi meliputi tiga unsur, sebagaimana
yang dikemukakan oleh Moh. Uzer Usman, yaitu: “Tugas guru sebagai profesi
meliputi, mengajar dan melatih, mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan
ilmu pengetahuan serta teknologi. Sedangkan melatih berarti mengembangkan
keterampilan kepada siswa.”[2]
Dengan demikian tugas guru sebagai profesi dititik beratkan
pada kegiatan yang berhubungan dengan proses belajar mengajar bagi setiap guru
ada tiga tugas yaitu sebagai pendidik, pengajar dan pelatih yang mendewasakan
anak didik dalam arti menciptakan generasi yang bertanggung jawab. Di antara
tugas-tugas tersebut yang paling berat guru dan sangat penting untuk
dilaksanakan tugasnya sebagai pendidik, yaitu guru harus mengusahakan
semaksimal mungkin untuk mewariskan nilai-nilai luhur yang sesuai dengan konsep
atau falsafah hidup bangsa dan berusaha mewujudkan sikap dan tingkah laku para
anak didik ke arah yang lebih baik ditetapkan oleh pengajaran teoritis dan
melalui keteladanan guru yang ditampilkan dalam pergaulan sehari-hari.
Tugas guru di sekolah tidak hanya menjadikan mata pelajaran,
tetapi juga bertanggung jawab dan membentuk kepribadian anak menurut pola yang
diinginkan. Guru tidak hanya memberikan ilmu pengetahuan tetapi juga
memperkembangkan potensi berfikir dan cara-cara mengatasi problema hidup yang
meliputi semua aspek dan sifat-sifat serta kepribadian juga harus melakukan
berbagai tugas dan tugas guru adalah membimbing aktivitas tersebut.
Betapa besar peran guru kaitannya dalam mencetak sumber daya
manusia, secara global harus disadari bahwa gurulah pencetak dasar pembentukan
dan pengembangan serta pertumbuhan sumberdaya manusia di segala bidang. Oleh
karena itu kualitas suatu bangsa, tidak dapat dilepaskan dari peran guru.
Memandang guru dari sudut peran tersebut untuk menyandang predikat guru
bukanlah predikat sembarangan dan untuk meraihnya pun tidaklah semudah meraih
predikat selain guru serta tidak dapat disandang setiap orang. Berdasarkan alur
pemikiran tersebut sepantasnyalah guru menyandang predikat tidak hanya sebagai
pendidik, akan tetapi sebagai pendidik professional-untuk mendapatkan pengakuan
atau status sebagai pendidik yang professional bukanlah pekerjaan yang mudah,
dan membutuhkan proses serta persyaratan yang memadai dan pembuktiannya
didukung oleh sebuah sertifikasi.[3]
Sifat seorang pendidik yang
sukses adalah memberi ketauladanan yang baik terhadap anak didiknya, dan
perbuatannya tidak menyalahi perkataannya. [4]
Allah SWT. berfirman:
لَقَدْ
كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُو اللَّهَ
وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيراً (الأحزاب : ٢١)
Artinya: Sesungguhnya
telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi
orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak
menyebut Allah. (Qs. Al Ahzab: 21).
Ayat yang mulia ini adalah pokok yang agung tentang
mencontoh Rasulullah dalam berbagai perkataan, perbuatan, dan perilakunya.
Untuk itu Allah memerintahkan manusia untuk mensuritauladani Nabi Muhammad Saw.[5]
Ini
adalah sifat yang paling penting yang harus dimiliki oleh seorang pendidik
muslim. Jika setiap pendidik merealisasikan komitmen ini,
maka akan terbentuklah suatu generasi yang hebat yang akan menjadi pahlawan di
masa yang akan datang.
Globalisasi merupakan era kompetisi, era ini dapat pula dipandang sebagai era pengetahuan karena
pengetahuan akan menjadi landasan utama segala aspek kehidupan. Era pengetahuan merupakan suatu era dengan
tuntutan yang lebih rumit dan
menantang. Suatu era dengan spesifikasi tertentu yang sangat besar pengaruhnya terhadap dunia
pendidikan dan lapangan kerja. Perubahan-perubahan yang terjadi selain karena perkembangan teknologi yang sangat
pesat, juga diakibatkan oleh
perkembangan yang luar biasa dalam ilmu pengetahuan, psikologi dan transformasi nilai-nilai budaya. Dampaknya adalah
perubahan cara pandang manusia
terhadap manusia, cara pandang terhadap pendidikan, perubahan peran orang tua/guru/dosen serta perubahan pola
hubungan antar mereka.
Titik Andriyani menjelaskan bahwa:
Untuk melaksanakana profesinya, tenaga
pendidik khususnya guru yang telah mendapatkan sertifikasi sangat memerlukan
aneka ragam pengetahuan. Diantara
pengetahuan-pengetahuan yang dikuasi guru adalah pengetahuan psikologi terapan
tentang tahapan-tahapan perkembangan peserta didik yang erat kaitannya dengan
proses belajar peserta didik dalam suasana zaman yang berbeda dan penuh
tantangan seperti sekarang ini.[6]
Dalam kenyataannya masih banyak guru dalam menerapkan proses
pembelajaran tidak melihat aspek tersebut. Akibatnya, proses pembelajaran tidak
efektif dan efisien. Sehingga pembelajaran kurang bermakna bagi siswa khususnya
bagi siswa SD Negeri 16 Juli.
Dari latar belakang tersebut di atas,
maka penulis tertarik untuk meneliti dengan judul “Peranan Guru
Sertifikasi dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa SD Negeri 16 Juli.”
D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penulisan proposal skripsi ini adalah sebagi
berikut:
1. Bagaimana peranan guru sertifikasi dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa SD Negeri 16 Juli?
2. Bagaimana pengaruh sertifikasi guru bagi presatasi belajar siswa?
3. Apa sajakah
kendala-kendala guru sertifikasi dalam meningkatkan prestasi belajar
siswa SD Negeri 16 Juli?
E. Penjelasan
Istilah
Istilah yang terdapat dalam judul proposal
skripsi ini yang perlu penulis jelaskan
adalah sebagai berikut:
1. Peranan
Istilah
peranan berasal dari kata "peran" yang ditambah akhiran
"an" yang berarti sesuatu yang menjadi bagian dari sebuah pekerjaan
atau memegang yang terutama terjadi sesuatu hal/peristiwa dengan adanya sebuah
tempat berpijak”.[7]
Peranan merupakan sesuatu yang biasanya sering disebut dengan fungsi yaitu
kedudukan sesuatu yang sangat penting, fungsi ini penyebutannya ditempatkan
menurut tempat dan kegunaannya.
Adapun peranan yang dimaksud adalah sesuatu yang mameliki
pengaruh dan tanggung jawab dalam membekali siswa agar terbentuknya karakteristik
yang baik.
2. Guru Sertifikasi
Guru adalah orang yang
berfungsi sebagai pendidik dan pengajar yang mentransfer ilmu pengetahuan
kepada anak didik dan juga memberi contoh teladan yang baik dalam segala segi
kehidupan sebagai upaya dalam menanamkan sikap, nilai dan minat belajar kepada
para siswa. Sedangkan agama Islam adalah suatu sistem akidah, syariat dan
akhlak yang mengatur hidup dan kehidupan manusia dari berbagai hubungan Islam.
Sehingga agama Islam yang terakhir diturunkan ini menyempurnakan agama wahyu
yang ada sebelumnya”.[8]
Sertifikasi yaitu
adanya pemberian tanda atau surat keterangan (pernyataan) tertulis atau
tercetak dari orang yang berwenang yang dapat digunakan sebagai bukti pemilikan
atau suatu kejadian. Menurut para ahli sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik
kepada guru[9].
Adapun menurut penulis, sertifikasi adalah pemberian bukti
penguasaan kompetensi kepada guru.
3. Meningkatkan
Dalam kamus besar
bahasa Indonesia disebutkan bahwa meningkatkan adalah “Proses perbuatan, cara
meningkatkan usaha dan sebagainya”[10] Adapun peningkatan yang penulis maksud disini yaitu usaha-usaha yang
dilakukan oleh guru sertifikasi dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.
4. Prestasi Belajar
Prestasi belajar berasal dari bahasa
Belanda yaitu “prestasi yang kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi prestasi
yang berartihasil usaha”[11].
Kata prestasi banyak digunakan dalam berbagai bidang dan kegiatan, antara lain
dalam kesenian, olahraga, pendidikan dan pengajaran. Menurut Drs.Djalimus Syah “prestasi
mempunyai arti hasil yang diperoleh dari kerja keras yang dilakukan oleh
seseorang”[12]. Sedangkan
menurut James S Cangelosi, “prestasi adalah tingkat kemajuan yang telah dicapai
seseorang hasil yang dicapai atau dilakukan”[13].
Dari penjelasan diatas dapat
disimpulkan bahwa prestasi adalah kemampuan atau ketrampilan seseorang dalam
melakukan suatu aktivitas atau pekerjaan secara maksimal.
Sedangkan belajar, Nasution,
mengemukakan, “belajar sering dirumuskan sebagai perubahan kelakuan-kelakuan
yang meliputi pengamatan, persiapan, minat, sikap dsb”[14].
Menurut muhaimin, dalam bukunya “Strategi Belajar” mengemukakan pengertian
belajar adalah aktivitas yang menghasilkan perubahan pada diri individu yang
belajar baik itu aktual maupun potensial”[15].
Dengan demikian maka belajar adalah
usaha seseorang membimbing dirinya kedalam perubahan situasi untuk menuju
tingkah laku yang sudah dicapai oleh siswa.
F. Tujuan
Penelitian
Tujuan penelitian dalam
penulisan proposal skripsi ini adalah sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui peranan guru sertifikasi dalam meningkatkan
prestasi belajar siswa SD Negeri 16 Juli.
2. Untuk mengetahui pengaruh sertifikasi guru bagi presatasi belajar siswa.
3. Untuk mengetahui kendala-kendala
guru
sertifikasi dalam meningkatkan prestasi belajar siswa SD Negeri 16 Juli.
G. Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian dalam
penulisan proposal skripsi ini adalah sebagi berikut:
Pembahasan
ini bermanfaat bagi para pelaku pendidikan, secara umum dapat menambah khazanah
ilmu pengetahuan khususnya mengenai peranan guru sertifikasi dalam meningkatkan
prestasi belajar siswa SD Negeri 16 Juli. Selain itu hasil pembahasan ini dapat di jadikan bahan
kajian bidang study pendidikan.
Hasil
pembahasan ini dapat memberikan arti dan niliai tambah dalam memperbaiki dan
mengaplikasikan peranan guru sertifikasi dalam meningkatkan prestasi
belajar siswa SD Negeri 16 Juli ini
dalam pelaksanaannya. Dengan demikian, pembahasan ini di harapkan dapat menjadi
tambahan referensi dalam dunia pendidikan, khususnya dalam dunia pendidikan
Islam.
H. Landasan Teori
Salah satu cara yang dilakukan oleh pemerintah untuk
mengatasi permasalahan rendahnya kualitas guru ini adalah dengan mengadakan
sertifikasi. Dengan adanya sertifikasi, pemerintah berharap kinerja guru akan
meningkat dan pada gilirannya mutu pendidikan nasional akan meningkat pula.
Namun, beberapa pihak ada yang berpendapat bahwa sejatinya sertifikasi adalah
alat untuk meningkatkan kesejahteraan guru. Bahkan yang lebih berani mengatakan
bahwa sertifikasi adalah akal-akalan pemerintah untuk menaikkan gaji guru.
Kata sertifikasi hanyalah kata pembungkus agar tidak
menimbulkan kecemburuan profesi lain. Meski tentunya, kita tidak
mengesampingkan kenyataan bahwa United Nation Educational, Scientific, and
Cultural Organization (UNESCO)-Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang mengurus
bidang pendidikan. Menurut Badan PBB itu, peringkat Indonesia dalam bidang
pendidikan pada tahun 2007 adalah 62 di antara 130 negara di dunia. Education
development index (EDI) Indonesia adalah 0.935, di bawah Malaysia (0.945) dan
Brunei Darussalam (0.965). Hingga hasil penelitian United Nation Development
Programe (UNDP) pada tahun 2007 tentang Indeks Pengembangan Manusia menyatakan
Indonesia berada pada peringkat ke-107 dari 177 negara yang diteliti Indonesia
memperoleh indeks 0,728. Dan jika Indonesia dibanding dengan negara-negara
ASEAN yang dilibatkan dalam penelitian, Indonesia berada pada peringkat ke-7
dari sembilan negara ASEAN.
Dalam hal ini tingkat pengetahuan bangsa atau pendidikan
bangsa merupakan salah satu unsur utama dalam penentuan Indeks Pengembangan
Manusia. Peringkat Indonesia yang rendah dalam kualitas sumber daya manusia ini
adalah gambaran mutu pendidikan Indonesia yang rendah. Rendahnya mutu
pendidikan di Indonesia juga tercermin dari daya saing di tingkat
internasional. Daya saing Indonesia menurut World Economic Forum, 2007-2008,
berada di level 54 dari 131 negara. Jauh di bawah peringkat daya saing sesama
negara ASEAN seperti Malaysia yang berada di urutan ke-21 dan Singapura pada
urutan ke-7.
Salah satu penyebab rendahnya mutu pendidikan di
Indonesia adalah komponen mutu guru. Rendahnya profesionalitas guru di
Indonesia dapat dilihat dari kelayakan guru mengajar. Menurut Balitbang
Depdiknas, guru-guru yang layak mengajar untuk tingkat SD baik negeri maupun
swasta ternyata hanya 28,94%. Guru SMP negeri 54,12%, swasta 60,99%, guru SMA
negeri 65,29%, swasta 64,73%, guru SMK negeri 55,91 %, swasta 58,26 %. Namun
pemahaman bahwa sertifikasi tidak lain hanya meningkatkan kesejah teraan guru
seperti diatas juga tidak terlalu salah sebab dalam Undang-Undang Guru dan
Dosen (UUGD) pasal 16 disebutkan bahwa guru yang memiliki sertifikat pendidik,
berhak mendapatkan insentif yang berupa tunjangan profesi. Besar insentif
tunjangan profesi yang dijanjikan oleh UUGD adalah sebesar satu kali gaji pokok
untuk setiap bulannya.
Namun, persepsi seperti itu cenderung mencari-cari
kesalahan suatu program pemerintah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan
nasional. Peningkatan kesejahteran guru dalam kaitannya dengan sertifikasi
harus dipahami dalam kerangka peningkatan mutu pendidikan nasional , baik dari
segi proses (layanan) maupun hasil (luaran) pendidikan. Peraturan Pemerintah
No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan secara eksplisit
mengisyaratkan adanya standarisasi isi, proses, kompetensi lulusan, pendidik
dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiyaan, dan
penilaian pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikan nasional.
I. Kajian
Terdahulu
Nama: Safrizal Nim: A. 273347/2297
Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Almuslim Matangglumpangdua Bireuen Pada tahun
2011 dengan judul dengan judul skripsi Pengaruh Sertifikasi Terhadap Kinerja
Guru (Studi pada SMP Negeri 3 Kecamatan Kota Juang Kabupaten Bireuen) metode
yang digunakan dalam penelitiannya adalah metode deskriptif kuantitatif dengan
kesimpulan sebagai berikut:
1.
Keadaan guru yang sudah tersertifikasi pada SMP Negeri 3 Kota Juang guru pada SMP Negeri 3 Kota Juang Kabupaten Bireuen sangat
senang dengan adanya sertifikasi guru. Hal ini terlihat dari jawaban responden
100 % yang menyatakan mereka senang dapat sertifikasi, karena dengan adanya
sertifikasi, penghasilan dapat bertambah
2.
Pengaruh sertifikasi bagi guru adalah bahwa sebagian guru yang sudah
mendapatkan sertifikasi pada SMP Negeri
3 Kota Juang Kabupaten Bireuen memiliki keahlian tersendiri dalam mengajar, hal
ini terlihat dari 60 % responden menjawab bahwa mereka memiliki keahlian
tersendiri dalam mengajar setelah mendapatkan sertifikasi.
3.
Pengaruh sertifikasi bagi siswa adalah bahwa dengan adanya guru yang sudah mendapatkan sertifikasi pada
SMP Negeri 3 Kota Juang Kabupaten
Bireuen dapat meningkatkan kompetensi siswa dalam pembelajaran hal ini terlihat
dari 50 % responden menjawab bahwa sertifikasi guru dapat meningkatkan kompetensi
siswa.
J. Metodelogi
Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi dalam penelitian ini adalah SD
Negeri 16 Juli Kabupaten Bireuen, sedangkan permasalahan yang diteliti
adalah Peranan Guru Sertifikasi dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa.
2. Jenis penelitian
Jenis penelitian
ini adalah penelitian lapangan (field research), yaitu penelitian
dilakukan dengan cara penulis terjun langsung
ke lokasi (objek) penelitian yaitu SD Negeri 16 Juli untuk mendapatkan
data yang penulis perlukan yaitu data tentang peranan guru sertifikasi dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa.
3. Metode Penelitian
Adapun metode yang penulis digunakan dalam penulisan ini
adalah penelitian lapangan (field research)
yang bersifat kualitatif serta menggunakan pendekatan deskriptif. Penelitian
kualitatif adalah “suatu pendekatan
penelitian yang diarahkan dalam memahami fenomena sosial dari perpektif
partisipan, serta menggunakan strategi multi metode, dengan metode utama interview, observasi, dan
studi dokumenter, dalam pelaksanaan penelitian peneliti menyatu dengan situasi
yang di teliti”.[16] Penelitan kualitatif berlangsung secara
natural, data yang di kumpulkan dari orang-orang yang terlibat dalam tingkah
laku alamiah, hasil penelitian kulitatif berupa deskripsi analisis.
4. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut:
NO
|
Ruang Lingkup Penelitian
|
Hasil Yang diharapkan
|
1
|
Peranan Guru Sertifikasi dalam
Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa SD Negeri 16 Juli
|
a)
Kompetensi pedagogik
b)
Kompetensi kepribadian
c)
Kompetensi profesional
d)
Kompetensi sosial,
|
2
|
Pengaruh sertifikasi guru bagi presatasi belajar siswa
|
a)
Penguasaan materi,
b)
Pemahaman terhadap peserta didik
c)
Pembelajaran yang mendidik
d)
Pengembangan kepribadian profesionalisme,
|
3
|
Kendala-kendala guru sertifikasi dalam meningkatkan
prestasi belajar siswa SD Negeri 16 Juli
|
a)
Guru
b)
Siswa
c)
Media pembelajaran
|
5. Objek Penelitian
Menurut
Sugiyono pengertian “Objek penelitian adalah sarana ilmiah untuk mendapatkan
data dengan tujuan dan kegunaa tertentu tentang sesuatu hal objektif, valid,
dan reliable tentang suatu hal.”[17]
Dari definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa objek penelitian adalah suatu sasaran ilmiah dengan tujuan dan
kegunaan tertentu untuk mendapatkan data
tertentu yang mempunyai nilai, skor atau ukuran yang berbeda.
Objek dalam
penelitian ini adalah Kepala Sekolah, Guru dan Siswa
SD Negeri 16
Juli Kabupaten Bireuen.
6. Sumber Data
1) Data primer
adalah sumber data yang langsung dan segera diperoleh dari sumber data dan
penyelidik untuk tujuan penelitian.[18].
Adapun sumber data primer dalam penelitian ini adalah
a)
Kepala Sekolah
b)
Guru
c)
Siswa
2) Data skunder yaitu sumber data yang mendukung
dan melengkapi sumber data primer tersebut yaitu buku:
a)
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru
Profesional, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1990.
b)
Nasution, Asas-Asas Kurikulum, Bandung : Jemmars, 1982
c)
Muhaimin, Abdul Ghafir, Nur Ali Rahman, Strategi Belajar
Mengajar, Surabaya: Citra Media, 1996
d)
Abu Ahmadi dan Nur Uhbiati, Ilmu Pendidikan, Semarang: Toha Putra, 1999.
e)
Salmeto,
Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta,
2003
f)
Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan
pndidikan (KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru, Jakarta: PT.
Raja Grapindo Persada, 2007.
g)
Oemar Hamalik, Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi,
Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2006.
7. Tehnik Pengumpulan Data
Nazir menjelaskan bahwa pengumpulan
data adalah “prosedur yang sistematik dan standar untuk memperoleh data yang
diperlukan”.[19]
Karena penelitian ini merupakan penelitian lapangan yaitu langsung terjun ke
lokasi penelitian, sesuai dengan pendapat tersebut untuk mendapatkan data dan
informasi yang akurat demi kesempurnaan penyusunan skripsi ini, dilakukan
pengumpulan data dengan menggunakan teknik, yaitu field research (penelitian lapangan) merupakan suatu metode
pengumpulan data dengan menggunakan penelitian langsung ke lapangan untuk
memperoleh informasi dan data-data dari objek penelitian, melalui penelitian
ini akan dilaksanakan sebaik mungkin untuk memperoleh data yang valid.
Dalam pelaksanaan penelitian ini juga
dikumpulkan data dengan menggunakan teknik sebagai berikut:
a. Observasi partisipasi, yaitu penelitian yang mengadakan pengamatan secara
lagsung melibatkan dari dalam kegiatan yang dijadikan sebagai subjek
penelitian.
b. Interview (wawancara)
ialah dengan cara berkomunikasi langsung dengan orang-orang yang dijadikan objek
penelitian.
c. Dokumentasi yaitu untuk
memperoleh data-data tentang keadaan guru dan siswa pada SD Negeri 16 Juli.
8. Tehnik Analisa Data
Untuk menganalisis data dan menginterpretasikan data
tersebut menurut Nasution dapat dilakukan 3 tahapan yaitu:
1. Tahap Reduksi
Pada tahap ini hal yang dilakukan adalah menelaah seluruh
data yang telah terhimpun dari lapangan, sehingga dapat ditemukan hal-hal pokok
dari objek yang diteliti. Kegiatan ini dilakukan untuk mengumpulka data atau
informasi dari catatan hasil wawancara, observasi dan studi dokumentasi untuk
mencari nilai inti atau pokok-pokok yang dianggap penting dari setiap aspek
yang diteliti.
2. Tahap Display
Tahap ini dilakukan adalah untuk merangkul data temuan
data temuan dalam penelitian ini yang di susun secara sistematis untuk
mengetahui tentang hal yang diteliti di lapangan, sehingga melalui display
data dapat memudahkan bagi peneliti untuk menginterpretasikan terhadap data
yang terkumpul.
3. Tahap Verifikasi
Nasution mengemukakan: “tahap ini dilakukan untuk
mengadakan pengkajian terhadap kesimpulan yang telah diambil dengan data
perbandingan dari teori yang relevan. Pengujian ini dimaksudkan untuk melihat kebenaran
hasil analisa, sehingga melahirkan kesimpulan yang dapat dipercaya”[20].
Nana Syaodih Sukmadinata mengemukakan: “Penelitian dapat
diverifikasi, dalam arti dikonfirmasikan, direvisi dan diulang dengan cara yang
sama atau berbeda. Verifikasi dalam penelitian kualitatif berbeda dengan
kuantitatif”[21]. Penelitian kualitatif memberikan interpretasi deskriptif ,
verifikasi berupa perluasan, pengembangan tetapi bukan pengulangan. Verifikasi
juga bermakna memberikan sumbangan kepada ilmu atau studi lain. Semua data yang
terkumpul dari responden diolah dalam bentuk uraian-uraian tentang apa yang
didapatkan di lokasi penelitian.
Adapun tehnik penulisan dalam skripsi ini penulis
berpedoman pada Buku Panduan Penulisan Proposal dan Skripsi yang diterbitkan
oleh Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Almuslim Peusangan Bireuen Aceh tahun 2014.
Mengenai terjemahan ayat Al-Qur’an, penulis mengambil Buku Lajnah Pentashihan
Mushaf Al- Qur’an Kementrian agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya Perkata,
penerbit CV. Kalim, Jakarta Tahun 2010.
K. Garis Besar Isi
Proposal Skripsi
Adapun yang menajadi garis besar dalam
penulisan proposal skripsi ini adalah sebagai berikut :
Pada bab satu terdapat pendahuluan
meliputi: latar belakang masalah, rumusan masalah, penjelasan istilah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, Landasan
Teori, Kajian terdahulu, metode penelitian dan garis besar isi
proposal skripsi.
L. Daftar Pustaka
Abu Ahmadi dan Nur Uhbiati, Ilmu Pendidikan, Semarang: Toha Putra, 1999.
Departemen
Pendidikan, Islam Untuk Disiplin Ilmu
Hukum, t.t.p, 2002.
Djalinus Syah, Kamus Pelajar Kata Serapan Bahasa Indonesia,
Jakarta :Rineka Cipta Jakarta, 2000.
Hamad Hasan Ruqaith, Konsep Islam dalam Mendidik Anak, Cet.
I, Jakarta: Cendekia, 2004.
Lexy J., Moleong, Metodelogi Penelitian
Kualitatif, Bandung: Rosda Karya, 2005.
Muhaimin, Abdul Ghafir, Nur Ali Rahman, Strategi Belajar
Mengajar, Surabaya: Citra Media, 1996.
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru
Profesional, Bandung: Remaja Rosda Karya, 1990.
M. Abdul Ghoffar E. M., Tafsir
Ibnu Katsir, Cet. I, Bogor: Pustaka Imam asy-Syafi’i, 2004.
Nasution, Asas-Asas Kurikulum, Bandung : Jemmars, 1982.
Nazir, Metode Penelitian Sosial, Jakarta: Rajawali Press, 1999.
Nasution, Teknologi Pendidikan,
Cet. III, Bandung: Jemmars, 2000.
Nana Syoadih Sukmadita, Metode
Penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007.
Titik Andriyani, Menyejajarkan Kompetensi Guru Agama dengan
Guru Umum melaluiSertifikasi,(http://duniaguru.com/index.php?option=com_content&task=view&id=586&Itemid=37 diakses tanggal 19 Mei 2011.
Tim Penyususn Kamus, Kamus Besar
Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1986.
Welas Waluyo, Menggapai Sertifikasi Guru dalam Jabatan, hal.11, (http://gemapendidikan.com/2010/05/mengapai-sertifikasi-guru-dalam-jabatan/, Google) diakses tanggal 7 Mei
2011.
Wjs. Poerwadarminta, Pusat Pembuatan dan
Pengembangan Bahasa Dep. P dan K, Jakata: Balai Pustaka, 1986.
Winarmo Surachmad,. Dasar dan
Teknik Research Pengantar Metodologi Ilmiah, Bandung: Angkasa, 1987.
Zainal Arifin, Evaluasi Instruksional, Bandung : Rosdakarya,
1990.
[1] Abu Ahmadi dan Nur Uhbiati, Ilmu Pendidikan, (Semarang: Toha Putra, 1999), hal.
98.
[2] Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional,
(Bandung: Remaja Rosda Karya, 1990), hal 4
[3]Welas Waluyo, Menggapai Sertifikasi Guru dalam Jabatan, hal.11, (http://gemapendidikan.com/2010/05/mengapai-sertifikasi-guru-dalam-jabatan/, Google) diakses tanggal 7 Mei
2011.
[4] Hamad Hasan Ruqaith, Konsep Islam dalam Mendidik Anak, Cet. I, (Jakarta: Cendekia,
2004), hal. 33.
[5] M. Abdul Ghoffar E. M., Tafsir Ibnu
Katsir, Cet. I, (Bogor: Pustaka Imam asy-Syafi’i, 2004), hal. 461.
[6] Titik Andriyani, Menyejajarkan Kompetensi Guru Agama dengan
Guru Umum melalui Sertifikasi,(http://duniaguru.com/index.php?option=com_content&task=view&id=586&Itemid=37 diakses tanggal 19 Mei 2011.
[7]Wjs. Poerwadarminta, Pusat Pembuatan dan Pengembangan Bahasa Dep. P dan
K, (Jakata: Balai Pustaka, 1986), hal. 735.
[8] Departemen Pendidikan, Islam Untuk Disiplin Ilmu Hukum, (t.t.p,
2002), hal. 24.
[9]
Sarimaya, Sertifikasi ..., hal. 14.
[12]
Djalinus Syah, Kamus Pelajar Kata Serapan Bahasa Indonesia, (Jakarta
:Rineka Cipta Jakarta), hal. 168.
[14]
Nasution, Asas-Asas Kurikulum, (Bandung: Jemmars, 1982), hal. 71
[15]
Muhaimin, Strategi belajar......., hal. 14.
[16] Lexy J., Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif,
(Bandung: Rosda Karya, 2005), hal. 6.
[18] Winarmo Surachmad,. Dasar dan Teknik Research
Pengantar Metodologi Ilmiah, (Bandung: Angkasa, 1987), hal. 163.
[19] Nazir, Metode
Penelitian Sosial, (Jakarta: Rajawali Press, 1999), hal. 127.
[20] Nasution, Teknologi Pendidikan, Cet.
III, (Bandung: Jemmars, 2000), hal. 190.
[21] Nana Syoadih Sukmadita, Metode Penelitian
Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), hal.
8.