Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Sistem Evaluasi Pendidikan Agama Islam

Sistem Evaluasi Pendidikan Agama Islam

A.    Latar Belakang Masalah
Islam dengan sumber ajaran Al-qur’an dan hadis yang diperkaya penafsiran para ulama ternyata menunjukkan dengan jelas berbagai masalah dalam bidang pendidikan yang telah memberi corak hitam putihnya perjalanan hidup seseorang. Dalam proses evaluasi pendidikan memiliki kedudukan penting dalam pencapaian hasil yang digunakan sebagai input untuk perbaikan kegiatan pendidikan. Untuk mengetahui lebih jelas tentang evaluasi pendidikan, akan dipaparkan tentang pentingnya evaluasi yang berhubungan dengan ayat-ayat pendidikan.
Dalam pendidikan Islam, tujuan merupakan sasaran ideal yang hendak dicapai. dengan demikian kurikulum telah di rancang, di susun dan di proses dengan maksimal, hal ini pendidikan Islam mempunyai tugas yang berat. Di antara tugas itu adalah mengembangkan potensi fitrah manusia (anak). Untuk mengetaui kapasitas, kualitas, anak didik perlu diadakan evaluasi. Dalam evaluasi perlu adanya teknik, dan sasaran untuk menuju keberhasilan dalam proses belajar mengajar.
Evaluasi dalam pendidikan Islam merupakan cara atau tekhnik penilaian terhadap tingkah laku anak didik berdasarkan standar perhitungan yang bersifat komperhensif dari seluruh asfek-asfek kehidupan mental psikologi dan spiritual religius, karena manusia hasil pendidikan Islam bukan saja sosok pribadi yang tidak hanya bersifat religius, melainkan juga berilmu dan berketerampilan yang sanggup beramal dan berbakti kepada tuhan dan masyarakatnya.[1] Sedangkan menurut. Ramayulis dalam bukunya ilmu pendidikan Islam, evaluasi pendidikan Islam merupakan suatu kegiatan untuk menentukan taraf kemajuan suatu pekerjaan di dalam pendidikan Islam.[2]
Lebih lanjut Ramayulis menjelaskan bahwa:
Sasaran-sasaran dari evaluasi pendidikan Islam secara garis besarnya meliputi empat kemampuan dasar anak didik yaitu:  Pertama, sikap dan pengamalan terhadap arti hubungan pribadinya dengan Tuhannya. Kedua, sikap dan pengamalan terhadap arti hubungan dirinya dengan masyarakat.  Ketiga, sikap dan pengamalan terhadap arti kehidupannya dengan alam sekitarnya dan Keempat, sikap dan pandangannya terhadap dirinya sendiri selaku hamba Allah dan selaku anggota masyarakat serta selaku khalifah di muka bumi. [3]

Sasaran-sasaran evaluasi tersebut dirumuskan kedalam berbagai pertanyaan atau statemen-stateman yang disajikan kepada anak didik untuk ditanggapi. Hasil dari tanggapan mereka kemudian di analisis secara psikologis, karena yang menjadi pokok evaluasi adalah sikap mental dan pandangan dasar dari mereka sebagai manifestasi dari keimanan dan keislaman serta keilmu pengetahuannya. Evaluasi yang baik haruslah didasarkan atas tujuan pengajaran yang ditetapkan oleh syura (musyawarah) dan kemudian benar-benar diusahakan oleh guru untuk siswa. Betapapun baiknya, evaluasi apabila tidak didasarkan atas tujuan pengajaran yang diberikan, tidak akan tercapai sasarannya.
Evaluasi merupakan bagian dari proses belajar mengajar yang secara keseluruhan tidak dapat dipisahkan dari kegiatan mengajar, melaksanakan evaluasi yang dilakukan dalam kegiatan pendidikan mempunyai arti yang sangat utama, karna evaluasi merupakan alat ukur atau proses untuk mengetahui tingkat pencapaian keberhasilan yang telah dicapai siswa atas bahan ajar atau materi-materi yang telah disampaikan, sehingga dengan adanya evaluasi maka tujuan dari pembelajaran akan terlihat secara akurat dan meyakinkan.
Sasaran evaluasi dengan teknik testing tersebut adalah ketahanan mental beriman dan takwa terhadap Allah. Jika mereka ternyata tahan terhadap uji coba (tes) Allah, mereka akan mendapatkan kegembiraan dalam segala bentuk, terutama kegembiraan yang bersifat mental rohaniah. Seprti kelapangan dada, ketegaran hati, terhindar dri putus asa, kesehata jiwa, dan kegembiraan paling tinggi nilainya ialah mendapatkan tiket masuk surga.
Sistem evaluasi yang diterapkan Allah untuk mengetahui apakah manusia bersyukur atau kufur terhadapNya. Sebagaimana firman Allah dalam surat An-naml ayat 40 sebagai berikut:
قَالَ الَّذِي عِندَهُ عِلْمٌ مِّنَ الْكِتَابِ أَنَا ءَاتِيكَ بِهِ قَبْلَ أَن يَرْتَدَّ إِلَيْكَ طَرْفُكَ فَلَمَّا رَءَاهُ مُسْتَقِرًّا عِندَهُ قَالَ هَذَا مِن فَضْلِ رَبِّي لِيَبْلُوَنِي ءَأَشْكُرُ أَمْ أَكْفُرُ وَمَن شَكَرَ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ وَمَن كَفَرَ فَإِنَّ رَبِّي غَنِيٌّ كَرِيمٌ) النمل : ٤٠(

Artinya:   Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari AI Kitab: “Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip”. Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, iapun berkata: “Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia.(Qs. An-naml:40)

Setiap perbuatan dan tindakan dalam pendidikan selalu menghendaki hasil, pendidik selalu berharap bahwa hasil yang diperoleh sekarang lebih memuaskan dari yang sebelumnya.Untuk menentukan dan membandingkan antara hasil yang satu dengan yang lainnya diperlukan adanya evaluasi. 
Perbincangan tentang evaluasi, tidak bisa dilepaskan dari tiga istilah; pengukuran, penilaian, evaluasi. Pengukuran dapat diartikan dengan kegiatan untuk mengukur sesuatu. Pada hakekatnya, kegiatan ini adalah membandingkan sesuatu dengan sesuatu yang lain[4]. Mengukur suhu badan seseorang dengan termometer, berarti membandingkan suhu badan itu dengan patokan ukuran suhu yang ada pada termometer tersebut. Mengukur jarak kota A dengan kota B, berarti membandingkan jarak kota A dan B dengan patokan ukuran meter atau kilometer. Pengukuran adalah proses kuantifikasi keadaan seseorang atau tempat kedalam angka. Karenanya, dapat dipahami bahwa pengukuran itu bersifat kuantitatif.
Maksud dilaksanakan pengukuran sebagaimana dikemukakan Suharsimi Arikunto ada tiga macam yaitu:
Pertama,  pengukuran yang dilakukan bukan untuk menguji sesuatu seperti orang mengukur jarak dua buah kota, Kedua, pengukuran untuk menguji sesuatu seperti menguji daya tahan lampu pijar. Ketiga,  pengukuran yang dilakukan untuk menilai. Pengukuran ini dilakukan dengan jalan menguji hal yang ingin dinilai seperti kemajuan belajar dan lain sebagainya[5].

Dalam dunia pendidikan, pengukuran adalah pengumpulan data melalui pengamatan empiris. Proses pengumpulan ini dilakukan untuk menaksir apa yang telah diperoleh siswa setelah mengikuti pelajaran selama waktu tertentu. Proses ini dapat dilakukan dengan mengamati kinerja mereka, mendengarkan apa yang mereka katakan serta mengumpulkan informasi yang sesuai dengan tujuan melalui apa yang telah dilakukan siswa.
Penilaian merupakan langkah lanjutan setelah dilakukan pengukuran. Informasi yang diperoleh dari hasil pengukuran selanjutnya dideskripsikan dan ditafsirkan. Menurut Djemari Mardapi penilaian adalah “kegiatan menafsirkan atau mendeskripsikan hasil pengukuran”[6]. Hasil pengukuran yang bersifat kuantitatif dari pengukuran, kemudian ditafsirkan dalam bentuk nilai.
Ada dua acuan yang dapat dipergunakan dalam melakukan penilaian yaitu “acuan norma (norm-referenced) dan acuan kriteria (criterion-referenced)”.[7] Penggunaan acuan norma dilakukan untuk menyeleksi dan mengetahui dimana posisi seseorang terhadap kelompoknya. Misalnya jika seseorang mengikuti tes tertentu, maka hasil tes akan memberikan gambaran dimana posisinya jika dibandingkan dengan orang lain yang mengikuti tes tersebut. Adapun acuan kriteria dipergunakan untuk menentukan kelulusan seseorang dengan membandingkan hasil yang dicapai dengan kriteria/standar yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Acuan ini biasanya digunakan untuk menentukan kelulusan seseorang, misal dalam UN.
Pengukuran, penilaian dan evaluasi merupakan kegiatan yang bersifat hierarki. Artinya ketiga kegiatan tersebut dalam kaitannya dengan proses belajar mengajar tidak dapat dipisahkan satu sama lain dan dalam pelaksanaannya harus dilaksanakan secara berurutan.
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti dengan judul Sistem Evaluasi Pendidikan Agama Islam Pada SD Negeri 3 Pandrah.”
B.    Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penulisan proposal skripsi ini adalah sebagai berikut:
1.     Bagaimanakah sistem evaluasi pendidikan agama Islam                                                 pada SD Negeri 3 Pandrah?
2.     Bagaimanakah bentuk-bentuk evaluasi pendidikan agama Islam                                                 pada SD Negeri 3 Pandrah?
3.     Apa sajakah kendala-kendala guru dalam pelaksanaan evaluasi pendidikan agama Islam pada SD Negeri 3 Pandrah?
C.    Penjelasan Istilah
Istilah yang terdapat dalam judul proposal skripsi ini yang perlu penulis jelaskan adalah sebagai berikut:
1.     Sistem
Dessy Anwar dalam Kamus lengkap bahasa Indonesia menjelaskan, sistem adalah “sekelompok bagian-bagian alat dan sebagainya yang bekerja bersama-sama untuk melakukan sesuatu maksud”.[8] Adapun menurut penulis, sistem adalah rancangan atau prosedur untuk mencapai tujuan.


2.     Evaluasi
Hoetomo dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, menjelaskan bahwa “evaluasi adalah menentukan nilainya”.[9] Istilah evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation yang berarti tindakan atau proses untuk menemukan nilai sesuatu atau dapat diartikan sebagai tindakan atau proses untuk menentukan nilai segala sesuatu yang ada hubungannya dengan penilaian. Dalam bahasa Arab evaluasi dikenal dengan istilah “imtihan” yang berarti ujian. Dan dikenal dengan istilah khataman sebagai cara menilai hasil akhir dari proses pendidikan.[10] Selain istilah “evaluasi, terdapat pula istilah lain yang hampir berdekatan, yaitu pengukuran dan penilaian. Sementara orang lebih cenderung mengartikan ketiga kata tersebut sebagai suatu pengertian yang sama, sehingga dalam memaknainya tergantung dari kata mana yang siap diucapkan”.[11]
Evaluasi menurut Suharsimi Arikunto adalah:
Kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan. Dalam bidang pendidikan, evaluasi merupakan proses yang sistematis tentang mengumpulkan, menganalisis dan menafsirkan informasi untuk menentukan sejauhmana sebuah tujuan telah dicapai[12].

Sedangkan menurut penulis, evaluasi adalah tes akhir setelah proses pembelajaran.

3.     Pendidikan Agama Islam                                                
Pendidikan berasal dari kata didik yang artinya Memelihara, memberi latihan, dan pimpinan, kemudian kata didik itu mendapat awalan pe- akhiran- an sehingga menjadi pendidikan yang artinya perbuatan mendidik”.[13] Menurut  Soegarda Poerbakawatja, pendidikan ialah semua perbuatan atau usaha dari generasi tua untuk mengalihkan pengetahuannya, pengalamannya, kecakapannya, dan ketrampilannya kepada generasi muda.[14]  Menurut M. Yusuf Qardhawi, “Pendidikan Islam adalah pendidikan seutuhnya, akal dan hatinya, rohani dan jasmaninya, akhlak dan keterampilannya”.[15] Menurut Charzen agama adalah "Dien" yaitu ajaran yang diwahyukan Allah kepada Nabi-Nya, sebagai petunjuk untuk kebaikan manusia di dunia dan akhirat.[16]
Sedangkan kata "Islam" berasal dari bahasa Arab yaitu dari kata salima yang mengandung arti selamat, sentosa, dan damai.[17] Islam dari segi kebahasaan mengandung arti patuh, tunduk, taat dan berserah diri kepada Tuhan dalam upaya mencari keselamatan dan kebahagiaan hidup, baik di dunia maupun akhirat. Hal demikian dilakukan kesadaran dan kemauan diri sendiri. Abdul Rida Kastori mengemukakan pengertian pendidikan Islam adalah "Suatu usaha untuk menumbuhkan, mengembangkan, mengawasi dan memperbaiki seluruh potensi fitrah.[18] Manusia secara optimal dengan sadar dan terencana menurut hukum-hukum Allah Swt. yang ada di dalam alam semesta maupun di dalam Al-Quran.[19]
Zakiah Drajat mendefenisi “pendidikan agama Islam adalah usaha berupa bimbingan dan asuhan terhadap  peserta didik agar kelak setelah selesai pendidiknnya dapat memahami dan mengamalkan ajaran islam serta menjadikannnya sebagai pandangan hidup.”[20]
Di samping itu Muhammad Arifin juga mengemukakan bahwa “pengertian pendidikan Agama Islam adalah usaha orang dewasa muslim yang bertaqwa secara sadar mengarah dan membimbing pertumbuhan dan perkembangan fitrah peserta didik melalui ajaran islam kearah titik maksimal pertumbuhan dan perkembangannya.”[21]
Pendidikan Agama Islam adalah upaya mendidik agama Islam atau ajaran Islam dan nilai-nilainya, agar menjadi way of life (pandangan dan sikap hidup) seseorang. Dengan demikian, PAI berarti usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik dalam meyakini, memahami, menghayati, dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.[22] Adapun yang dimaksud dalam penelitian ini adalah PAI sebagai mata pelajaran di SD.
D.    Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian dalam penulisan proposal skripsi ini adalah sebagi berikut:
1.     Untuk mengetahui sistem evaluasi pendidikan agama islam                                                 pada SD Negeri 3 Pandrah.
2.     Untuk mengetahui bentuk-bentuk evaluasi pendidikan agama islam                                                 pada SD Negeri 3 Pandrah.
3.     Untuk mengetahui kendala-kendala guru dalam pelaksanaan evaluasi pendidikan agama islam pada SD Negeri 3 Pandrah.
E.    Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian penulisan proposal skripsi ini adalah sebagi berikut:
              Secara teoritis pembahasan ini bermanfaat bagi para pelaku pendidikan, secara umum dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan khususnya mengenai Sistem Evaluasi Pendidikan Agama Islam Pada SD Negeri 3 Pandrah. Selain itu  hasil pembahasan ini dapat di jadikan bahan kajian bidang study pendidikan.
Hasil pembahasan ini dapat memberikan arti dan nilai tambah dalam memperbaiki dan mengaplikasikan Sistem Evaluasi Pendidikan Agama Islam                                                 Pada SD Negeri 3 Pandrah ini dalam pelaksanaannya. Dengan demikian, pembahasan ini di harapkan dapat menjadi tambahan referensi dalam dunia pendidikan, khususnya dalam dunia pendidikan Islam.
F.     Landasan Teori
Evaluasi merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari proses pembelajaran, kita sering mendengar istilah latihan, ujian, ulangan, middle, quis, Ebtanas, UAN, dan sebagainya. Kesemuanya itu merupakan jenis-jenis evaluasi, mengapa evalusi tidak dapat dipisahkan dari sebuah proses pembelajaran untuk menjawab pertanyaan itu, coba kita perhatikan, proses pembelajaran ibarat sebuah alat transportasi, tujuan dari pendidikan merupakan tempat tujuan kita, dan evalusi ibarat argo yang mengukur apakah kita sudah sampai tujuan atau belum, contoh lain misalnya, pendidik tidak akan tahu apakah materi yang disampaikannya sudah dikuasai oleh siswanya atau belum tampa adanya evaluasi.
Dalam pendidikan Islam, tujuan merupakan sasaran ideal yang hendak dicapai. dengan demikian kurikulum telah di rancang, di susun dan di proses dengan maksimal, hal ini pendidikan Islam mempunyai tugas yang berat. Di antara tugas itu adalah mengembangkan potensi fitrah manusia (anak). Untuk mengetaui kapasitas, kwalitas, anak didik perlu diadakan evaluasi. Dalam evaluasi perlu adanya teknik, dan sasaran untuk menuju keberhasilan dalam proses belajar mengajar.
Evaluasi yang baik haruslah didasarkan atas tujuan pengajaran yang ditetapkan oleh suro dan kemudian benar-benar diusahakan oleh guru untuk siswa. Betapapun baiknya, evaluasi apabila tidak didasarkan atas tujuan pengajaran yang diberikan, tidak akan tercapai sasarannya.
Tujuan program evaluasi adalah mengetahui kadar pemahaman anak didik terhadap materi pelajaran, melatih keberanian dan mengajak anak didik untuk mengingat kembali materi yang telah diberikan. Selain itu, program evaluasi bertujuan mengetahui siapa diantara anak didik yang cerdas dan yang lemah, sehingga naik tingkat, kelas maupun tamat. Tujuan evaluasi bukan hanya tertuju pada anak didik saja, tetapi juga bertujuan mengevaluasi pendidik, yaitu sejauh mana pendidik bersungguh-sungguh dalam menjalankan tugasnya untuk mencapai tujuan pendidikan Islam.
G.   Kajian Terdahulu
Nama: Nurdiana A.Rahman Nim: A. 262948/1898 Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Almuslim Matangglumpangdua Bireuen Pada tahun 2012 dengan judul skripsi Prinsip-Prinsip Evaluasi Pendidikan Agama Islam metode yang digunakan dalam penelitiannya adalah metode penelitian kepustakaan (library research) dengan kesimpulan sebagai berikut:
1.     Prinsip universal dalam evaluasi pendidikan adalah keseimbangan dan kesederhanaan, kejelasan, realisme dan realisasi, serta dinamisme. Adapun prinsip-prinsip yang mendasari prinsip kurikulum pendidikan Islam itu adalah prinsip ruh Islamiyah, universal, kesesuaian dengan perkembangan psikologi anak dan prinsip memperhatikan lingkungan sosial
2.     Prinsip demokrasi dalam evaluasi pendidikan adalah pengakuan atas kebebasan hak individual (human right) terhadap upaya untuk menikmati hidup, sekaligus dalam mekanisme menjalankan kewajiban sebagai warga negara. Sehingga, pada gilirannya dapat membentuk kondisi community development pada nilai-nilai keberagaman, baik berpikir, bertindak, berpendapat, maupun berkreasi.
3.     Prinsip keadilan dalam evaluasi pendidikan adalah evaluasi harus mempertimbangkan rasa keadilan bagi peserta didik dan objektif berdasarkan kenyataan yang sebenarnya, tidak boleh dipengaruhi oleh hal-hal yang bersifat emosional dan irasional. Jangan karena kebencian menjadikan ketidakobjektifan evaluasi.
4.     Prinsip profesional dalam evaluasi pendidikan adalah evaluasi dalam pendidikan Islam merupakan cara atau tekhnik penilaian terhadap tingkah laku anak didik berdasarkan standar perhitungan yang bersifat komperhensif dari seluruh asfek-asfek kehidupan mental psikologi dan spiritual religius.
H.    Metodelogi Penelitian
1.     Lokasi Penelitian
Lokasi dalam penelitian ini adalah SD Negeri 3 Pandrah, sedangkan permasalahan yang diteliti adalah sistem evaluasi pendidikan agama Islam                                                 pada SD Negeri 3 Pandrah.
2.     Jenis penelitian
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Lapangan (field research), yaitu penelitian dilakukan dengan cara penulis terjun langsung  ke lokasi (objek) penelitian yaitu SD Negeri 3 Pandrah untuk mendapatkan data yang penulis perlukan yaitu data tentang sistem evaluasi pendidikan agama Islam                                                 pada SD Negeri 3 Pandrah.
3.     Metode Penelitian
Metode yang penulis digunakan dalam penulisan ini adalah  penelitian lapangan (field research) yang bersifat kualitatif serta menggunakan pendekatan deskriptif. Penelitian kualitatif adalah: “suatu pendekatan penelitian yang diarahkan dalam memahami fenomena sosial dari perpektif partisipan, serta menggunakan strategi multi metode, dengan metode utama interview, observasi, dan studi dokumenter, dalam pelaksanaan penelitian peneliti menyatu dengan situasi yang di teliti.[23]  Penelitan kualitatif berlangsung secara natural, data yang di kumpulkan dari orang-orang yang terlibat dalam tingkah laku alamiah, hasil penelitian kulitatif berupa deskripsi analisis.
4.     Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut:
NO
Ruang Lingkup Penelitian
Hasil Yang diharapkan

1
Sistem evaluasi pendidikan agama Islam                                                 pada SD Negeri 3 Pandrah
a)     Pre test dan Post test
b)     Evaluasi prasyarat
c)     Evaluasi diagnostik
2
Bentuk-bentuk evaluasi pendidikan agama islam                                                 pada SD Negeri 3 Pandrah


a).   Evaluasi Formatif,
b).   Evaluasi Sumatif
c).   Evaluasi penempatan (placement),
d).   Evaluasi Diagnostik,
3

Kendala-kendala guru dalam pelaksanaan evaluasi pendidikan agama islam pada SD Negeri 3 Pandrah
a)      Guru
b)     Siswa
c)      Sekolah

5.     Objek Penelitian
Menurut Sugiyono pengertian “Objek penelitian adalah sarana ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaa tertentu tentang sesuatu hal objektif, valid, dan reliable tentang suatu hal.”[24] Dari definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa objek penelitian  adalah suatu sasaran ilmiah dengan tujuan dan kegunaan tertentu untuk  mendapatkan data tertentu yang mempunyai nilai, skor atau ukuran yang berbeda.
Objek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa SD Negeri 3 Pandrah.
6.     Sumber Data
1)     Data primer adalah sumber data yang langsung dan segera diperoleh dari sumber data dan penyelidik untuk tujuan penelitian.[25]. Adapun sumber data primer dalam penelitian ini adalah
a)     Kepala Sekolah
b)     Guru
c)     Siswa
2)     Data skunder yaitu sumber data yang mendukung dan melengkapi sumber data primer tersebut yaitu buku:
a).   Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Raja Grafindo: Jakarta,  2006.
b).   Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2008.
c).   Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Pers. 2002.
d).   Jemari Mardapi, Teknik Penyusunan Instrumen Tes dan Nontes, Yogjakarta: Mitra Cendekia Press, 2008.
e).   Daryanto, Drs. H., Evaluasi Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 2001.
f).    M. Chabib Thoha, Teknik Evaluasi pendidikan, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1996.
7.     Tehnik Pengumpulan Data
Menurut Nazir pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan.[26] Karena penelitian ini merupakan penelitian lapangan yaitu langsung terjun ke lokasi penelitian, sesuai dengan pendapat tersebut untuk mendapatkan data dan informasi yang akurat demi kesempurnaan penyusunan skripsi ini, dilakukan pengumpulan data dengan menggunakan teknik, yaitu field research (penelitian lapangan) merupakan suatu metode pengumpulan data dengan menggunakan penelitian langsung ke lapangan untuk memperoleh informasi dan data-data dari objek penelitian, melalui penelitian ini akan dilaksanakan sebaik mungkin untuk memperoleh data yang valid.
Pelaksanaan penelitian ini juga dikumpulkan data dengan menggunakan teknik sebagai berikut:
a.      Observasi partisipasi, yaitu penelitian yang mengadakan pengamatan secara lagsung melibatkan dari dalam kegiatan yang dijadikan sebagai subjek penelitian.
b.     Interview (wawancara) ialah dengan cara berkomunikasi langsung dengan orang-orang yang dijadikan objek penelitian.
c.      Dokumentasi yaitu untuk memperoleh data-data tentang keadaan guru dan siswa pada SD Negeri 3 Pandrah.
8.     Tehnik Analisa Data
Untuk menganalisis data dan menginterpretasikan data tersebut menurut Nasution dapat dilakukan 3 tahapan yaitu:
1.     Tahap Reduksi
Tahap ini hal yang dilakukan adalah menelaah seluruh data yang telah terhimpun dari lapangan, sehingga dapat ditemukan hal-hal pokok dari objek yang diteliti. Kegiatan ini dilakukan untuk mengumpulka data atau informasi dari catatan hasil wawancara, observasi dan studi dokumentasi untuk mencari nilai inti atau pokok-pokok yang dianggap penting dari setiap aspek yang diteliti.
2.     Tahap Display
Tahap ini dilakukan adalah untuk merangkul data temuan data temuan dalam penelitian ini yang di susun secara sistematis untuk mengetahui tentang hal yang diteliti di lapangan, sehingga melalui display data dapat memudahkan bagi peneliti untuk menginterpretasikan terhadap data yang terkumpul.
3.     Tahap Verifikasi
Nasution mengemukakan: “tahap ini dilakukan untuk mengadakan pengkajian terhadap kesimpulan yang telah diambil dengan data perbandingan dari teori yang relevan. Pengujian ini dimaksudkan untuk melihat kebenaran hasil analisa, sehingga melahirkan kesimpulan yang dapat dipercaya”[27].
Nana Syaodih Sukmadinata mengemukakan: “Penelitian dapat diverifikasi, dalam arti dikonfirmasikan, direvisi dan diulang dengan cara yang sama atau berbeda. Verifikasi dalam penelitian kualitatif berbeda dengan kuantitatif”[28]. Penelitian kualitatif  memberikan interpretasi deskriptif , verifikasi berupa perluasan, pengembangan tetapi bukan pengulangan. Verifikasi juga bermakna memberikan sumbangan kepada ilmu atau studi lain. Semua data yang terkumpul dari responden diolah dalam bentuk uraian-uraian tentang apa yang didapatkan di lokasi penelitian.
Tehnik penulisan dalam skripsi ini penulis berpedoman pada Buku Panduan Penulisan Proposal dan Skripsi yang diterbitkan oleh Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Almuslim Peusangan Bireuen Aceh tahun 2014. Mengenai terjemahan ayat Al-Qur’an, penulis mengambil Buku Lajnah Pentashihan Mushaf Al- Qur’an Kementrian agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya Perkata, penerbit CV. Kalim, Jakarta Tahun 2010.
I.      Garis Besar Isi Proposal Skripsi
Garis besar dalam penulisan  proposal skripsi  ini adalah sebagai berikut :
            Bab satu terdapat pendahuluan meliputi: latar belakang masalah, rumusan masalah, penjelasan istilah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, Landasan Teori, Kajian terdahulu, metode penelitian dan garis besar isi proposal skripsi.
J.     DAFTAR PUSTAKA
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995.

Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam I, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997.

Abdul Ridha Kastori, Sistem Pendidikan Islam, Islah, Ed. 43, 1995.

Djemari Mardapi, Teknik Penyusunan Instrumen Tes dan Nontes, Yogjakarta: Mitra Cendekia Press, 2008.

Dessy Anwar, Kamus lengkap Bahasa Indonesia, Cet. I, Surabaya: Karya Abditama, 2001.

Hobby, Kamus Populer, Cet.XV, Jakarta: Central,  2000.

Lexy J. .Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, Bandung: Rosda Karya, 2005.

Maulana Muhammad Ali, Islamologi (Dinul Islam), Jakarta: Ikhtiar Baru-Van Hoeve, 1980.

Muhaimin, et.al, Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004.

M. Arifin ,Ilmu Pendidikan Islam, Cet. I,  Jakarta: Bumi Aksara, 1996.

M. Yusuf Qardhawi, Pendidikan Islam dan Madrasah Hasan Al-Banna, Jakarta: Bulan Bintang, 1980.

Nazir, Metode Penelitian Sosial, Jakarta: Rajawali Press, 1999.

Nasution, Teknologi Pendidikan, Cet. III, Bandung: Jemmars, 2000.

Nana Syoadih Sukmadita, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007.

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2004.

Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2008.

Soegarda Poerbakawatja, et. al. Ensiklopedi Pendidikan, Jakarta:Gunung Agung, 2001.

Saleh Muntasir, Mencari Evedensi Islam, Jakarta: Rajawali, t.t.

Sugiyono, Metode penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Jakarta: Alfabeta, 2010.

Winarmo Surachmad, Dasar dan Teknik Research Pengantar Metodologi Ilmiah,             Bandung: Angkasa, 1987.

Zakiyah Drajat, Ilmu Pendidikan Islam, Cet. XI,  Jakarta: Bumi Aksara, 1992.






[1] Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995), hal. 19.

[2] Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2004), hal. 14.

[3] Ibid,  hal. 18.
[4] Sudijono, Pengantar ..., hal. 4.

[5] Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hal. 2.
[6] Djemari Mardapi, Teknik Penyusunan Instrumen Tes dan Nontes, (Yogjakarta: Mitra Cendekia Press, 2008), hal. 6.

[7] Ibid, hal. 14.
[8] Dessy Anwar, Kamus lengkap Bahasa Indonesia, Cet. I, (Surabaya: Karya Abditama, 2001), hal. 325.

[9] Ibid., hal. 151.

[10]Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam I, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997), hal.131.

[11] Ibid, hal. 132.

[12] Arikunto, Dasar-dasar....., hal. 3.

[13] Hobby, Kamus Populer, Cet.XV, (Jakarta: Central,  2000), hal 28.

[14]Soegarda Poerbakawatja, et. al. Ensiklopedi Pendidikan,(Jakarta:Gunung Agung, 2001), hal. 257.

               [15] M. Yusuf Qardhawi, Pendidikan Islam dan Madrasah Hasan Al-Banna, (Jakarta: Bulan Bintang, 1980), hal 23.

[16]Saleh Muntasir, Mencari Evedensi Islam, (Jakarta: Rajawali, t.t.), hal. 101.

[17]Maulana Muhammad Ali, Islamologi (Dinul Islam), (Jakarta: Ikhtiar Baru-Van Hoeve, 1980), hal. 2.
[18]Fitrah adalah keadaan jiwa manusia, dimana Allah telah menciptakannya untuk kebenaran atau tauhid dan bersedia mendapatkan kebenaran itu. Syeikh Ahmad Mustafa Al-Maraghi, (www.serambionline.com).

[19]Abdul Ridha Kastori, Sistem Pendidikan Islam, (Islah, Ed. 43, 1995), hal. 38.


[20] Zakiyah Drajat, Ilmu Pendidikan Islam, Cet. XI,   (Jakarta: Bumi Aksara, 1992), hal. 86.

[21] M. Arifin ,Ilmu Pendidikan Islam, Cet. I,   (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), hal. 10.
               [22] Muhaimin, et. al, Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hal. 75.

[23] Lexy J. .Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Rosda Karya, 2005), hal. 6.
               [24] Sugiyono, Metode penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Jakarta: Alfabeta, 2010), hal. 13.

[25] Winarmo Surachmad, Dasar dan Teknik Research Pengantar Metodologi Ilmiah,             (Bandung: Angkasa, 1987), hal. 163.
[26] Nazir, Metode Penelitian Sosial, (Jakarta: Rajawali Press, 1999), hal. 127.
[27] Nasution, Teknologi Pendidikan, Cet. III, (Bandung: Jemmars, 2000), hal. 190.

[28]Nana Syoadih Sukmadita, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), hal. 8.