Metode Tabyin Dalam Perspektif Al-Qur’an
BAB I
P E
N D A H U L U A N
A.
Latar Belakang
Masalah
Pendidikan dalam
islam merupakan suatu proses pengajaran yang dilakukan oleh seorang yang
memiliki kapasitas keilmuwan yang baik kepada subyek didiknya agar ia memiliki
kepribadian yang Islami. Pendidikan dalam islam lebih ditujukan kepada
perbaikan sikap mental yang akan terwujud dalam amal perbuatan dalam menjalani
kehidupan untuk meraih kesuksesan dunia dan akhirat sesuai dengan petunjuk
allah didalam al-qur’an. Oleh karena itu dalam pendidikan harus digunakan suatu
metode yang tepat sehingga hasilnya lebih maksimal sesuai dengan yang
diharapkan.
“Tabyin”
merupakan salah satu metode pendidikan dan pengajaran yang banyak disebutkan
didalam al-qur’an yang menyangkut tentang sikap kritis umat islam dalam
melakukan “check and recheck” sebuah informasi yang di peroleh. Ini digambarkan
oleh allah didalam al-qur’an dalam firmannya:
يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا إِن جَاءكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَأٍ فَتَبَيَّنُوا أَن تُصِيبُوا
قَوْماً بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ ﴿الحجرات : ٦ ﴾
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu
orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu
tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya
yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.(QS.Al-hujurat: 6)
Ayat diatas menjelaskan suatu metode Tabyin atau tabayyun (check
and recheck ) sebuah informasi yang disampaikan agar tidak terjadi kesalahan
sehingga dapat menyebabkan kesalahan dalam kesimpulan yang dapat merugikan
dirinya dan orang lain. Dengan itu, penulis ingin mengkaji lebih jauh tentang “metode
Tabyin dalam perspektif al-qur’an”.
B. Rumusan Masalah
Adapun
yang menjadi rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut
:
1.
Apa pengertian
dari “Metode Tabyin” ….?.
2.
Bagaimana
pemakaian metode “Tabyin” dalam perspektif al-Qur’an………?
C. Tujuan
Pembahasan
Adapun
yang menjadi tujuan pembahasan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut:
1.
Untuk
mengetahui pengertiaan “Metode Tabyin”…!
2.
Untuk
mengetahui pemakaian “ metode Tabyin” dalam perspektif Al-qur’an…!
D. Kegunaan Pembahasan
Adapun yang menjadi kegunaan pembahasan dalam penulisan makalah ini adalah:
Secara teoritis pembahasan ini bermanfaat bagi para pelaku pendidikan, secara
umum dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan khususnya mengenai metode tabyin
dalam perspektif al-qur’an dalam proses pendidikan Islam,. Selain
itu hasil pembahasan ini dapat di
jadikan bahan kajian bidang study pendidikan Islam.
Sedangkan secara praktis, hasil
pembahasan ini dapat memberikan arti dan nilai tambah dalam mengaplikasikan metode
tabyin dalam proses pendidikan islam dimana saja dalam rangka menuju kepada
keridhaan allah semata mata.
E. Metode Pembahasan
Pembahasan ini memusatkan perhatian pada kepustakaan ( Library Research )
yaitu membaca, menganalisa bahan – bahan yang ada di perpustakaan, khususnya
dari ayat Al – qur’an yang berkenaan dengan obyek kajian ini, dan penjelasan
dari kitab – kitab, hadist, kitab tarbiyah, kitab akhlak maupun buku – buku
ilmiah lainnya yang ada hubungannya dengan masalah yang sedang penulis bahas.
F. Sistematika Penulisan
Dalam sistematika dalam penulisan
dalam pembahasan makalah ini adalah
sebagai berikut :
Pada bab satu terdapat
pendahuluan pembahasannya meliputi : latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan pembahasan, manfaat pembahasan, metode pembahasan dan sistematika
penulisan.
Pada
bab dua terdapat kajian tentang metode
tabyin yang pembahasannya meliputi : Pengertian Tabyin dan pemakaian metode
tabyin dalam perspektif Al-Qur’an
Pada bab tiga terdapat penutup pembahasannya meliputi : kesimpulan .
BAB II
PEMBAHASAN
Metode Tabyin Dalam Perspektif Al-Qur’an
A. Pengertian Metode Tabyin
Metode merupakan suatu istilah yang
berasal dari bahasa Latin “Meta” yang berarti melalui dan “Hodos” yang berarti
jalan atau ke atau cara ke. Dalam bahasa Arab, metode disebut “Thariqah”
artinya jalan, cara, sistem atau ketertiban dalam mengerjakan sesuatu.
Sedangkan menurut Istilah ialah suatu sistem atau cara yang mengatur suatu
cita-cita. Menurut kamus Ilmiah Populer, metode ini diartikan sebagai; cara
yang teratur dan sistematis untuk melaksanakan sesuatu[1].
At-Tabyin merupakan masdar dalam
bahasa Arab yang berasal dari kata; bayyana
– yubayyinu – tabyiinan atau tibyaanan. Menurut Mahmud Yunus, kata-kata bayyana atau abaana tersebut artinya; menyatakan atau menerangkan[2].
Dalam kamus mu’jam al-‘arabi disebutkan bahwa kata bayyana itu memiliki dua
masdar yaitu tabyin dan tibyan[3]
yang artinya juga menerangkan atau menyatakan. Padanan Kata yang lainnya adalah
bayan dalam bahasa arab juga memiliki banyak arti sesuai dengan
kedudukannya didalam kalimat. Diantara arti dari kata “Bayan” adalah asy-syarhu
wal idhah yang artinya adalah penjelasan dan keterangan, juga dapat
diartikan at-tashriih yang berarti pernyataan. Juga sering diartikan at-taqriir
(ketetapan).[4]
Dalam kamus Al-Bisri
disebutkan bahwa kata al-bayyinah juga dapat berarti al-hujjah wal
burhan yang berarti keterangan dan bukti.[5]
Kata Tabyin dapat juga diartikan pertunjukan, penjelasan dan
klarifikasi.[6]Dengan
demikian dapatlah kita simpulkan bahwa kata At-Tabyin atau tibyan yang
merupakan akar kata dari bayyana memiliki arti yang banyak seperti
penjelasan, keterangan, ketetapan, bukti serta hujjah.
Adapun yang penulis maksudkan tentang “Metode Tabyin” adalah suatu cara
atau system penjelasan yang dilakukan dalam proses pendidikan yang menyangkut
tentang beberapa hal tertentu seperti yang akan penulis uraikan pada isi
makalah ini.
B. Metode Tabyin dalam Perspektif Al-qur’an.
Didalam al-qur’an banyak sekali kita temukan
kata-kata yang memiliki akar kata yang sama dengan “tabyin” yaitu kata
“bayyana, fatabayyanu, yubayyinu, li yubayyina, tabayyana ar-rusydu, bil
bayyinaat”[7]. Didalam “faharits alfaadhul qur’an”
kalau kita hitung hampir seratus kata yang memiliki akar kata yang sama dengan
“Tabyin” itu disebutkan dan tersebar di berbagai ayat didalam al-qur’an
terutama didalam surat-surat madaniyah yaitu surat yang diturunkan setelah nabi
melakukan hijrah kemedinah. Bahkan kalau kita perhatikan ada satu
surat khusus didalam al-qur’an yang berkenaan dengan pembahasan ini yaitu surat
“Al-Bayyinah”.
Walaupun
demikian, pada penulisan makalah ini hanya penulis hanya menguraikan tentang beberapa
hal yang penulis anggap sangat urgen menyangkut dengan “metode tabyin” dalam
pendidikan islam. Diantaranya adalah
sebagai berikut:
a. Untuk
check and recheck informasi.
Metode tabyin dapat digunakan dalam pendidikan islam untuk
melakukan check and recheck atau
klarifikasi sebuah informasi yang tidak jelas kebenarannya. Ini merupakan suatu
hal yang sangat penting karena menyangkut dengan tindakan atau kesimpulan yang
diambil berdasarkan sebuah informasi. Ini digambarkan oleh allah didalam
al-qur’an:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِن جَاءكُمْ
فَاسِقٌ بِنَبَأٍ فَتَبَيَّنُوا أَن تُصِيبُوا قَوْماً بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا
عَلَى مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ ﴿الحجرات : ٦ ﴾
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu
berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah
kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal
atas perbuatanmu itu.(QS.Al-hujurat: 6)
Dari ayat diatas jelaslah bahwa sebuah informasi yang didapat harus jelas dari mana datangnya agar tidak salah dalam menindak
lanjuti sebuah berita. Ini merupakan sebuah metode yang dikembangkan didalam
islam dalam pendidikan sehingga tidak terjadi kesimpang siuran dalam menerima
sebuah informasi. Sekarang metode ini sangat jarang dipakai dalam dunia
pendidikan apa lagi di media massa sehingga banyak terjadi fitnah yang dapat
meresahkan masyarakat.
b. Untuk menjelaskan kebenaran yang hakiki.
قَالُواْ ادْعُ
لَنَا رَبَّكَ يُبَيِّن لّنَا مَا هِيَ قَالَ إِنَّهُ يَقُولُ إِنَّهَا بَقَرَةٌ
لاَّ فَارِضٌ وَلاَ بِكْرٌ عَوَانٌ بَيْنَ ذَلِكَ فَافْعَلُواْ مَا تُؤْمَرونَ
﴿٦٨﴾ قَالُواْ ادْعُ لَنَا رَبَّكَ يُبَيِّن لَّنَا مَا لَوْنُهَا قَالَ إِنَّهُ
يَقُولُ إِنّهَا بَقَرَةٌ صَفْرَاء فَاقِـعٌ لَّوْنُهَا تَسُرُّ النَّاظِرِينَ
﴿٦٩﴾ قَالُواْ ادْعُ لَنَا رَبَّكَ يُبَيِّن لَّنَا مَا هِيَ إِنَّ البَقَرَ
تَشَابَهَ عَلَيْنَا وَإِنَّا إِن شَاء اللَّهُ لَمُهْتَدُونَ ﴿٧٠﴾
Artinya: Mereka menjawab: "Mohonkanlah
kepada Tuhanmu untuk kami, agar Dia menerangkan kepada kami, sapi betina apakah
itu." Musa menjawab: "Sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi betina
itu adalah sapi betina yang tidak tua dan tidak muda; pertengahan antara itu;
maka kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu". Mereka berkata:
"Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami agar Dia menerangkan kepada kami apa
warnanya". Musa menjawab: "Sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi
betina itu adalah sapi betina yang kuning, yang kuning tua warnanya, lagi
menyenangkan orang-orang yang memandangnya." Mereka berkata:
"Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami agar Dia menerangkan
kepada kami bagaimana hakikat sapi betina itu, karena
sesungguhnya sapi itu (masih) samar bagi kami dan sesungguhnya kami insya Allah
akan mendapat petunjuk (untuk memperoleh sapi itu)."(QS. Al-Baqarah 68 s/d
70)
Ayat diatas menjelaskan kepada kita bahwa, kebenaran yang hakiki itu
harus diperoleh dalam pendidikan islam. Metode untuk mendapatkannya adalah dengan
memberikan penjelasan yang tuntas atas setiap pertanyaan yang diajukan
sehingga mendapatkan sebuah ketetapan hati dan keyakinan yang mendalam. Metode ini
sangat penting terutama dalam menjelaskan persoalan yang prinsipil dalam islam.
c. Untuk memberikan penjelasan yang tepat.
لآَإِكْرَاهَ فِي الدِّينِ قَد
تَّبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ فَمَن يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِن
بِاللهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَى لاَ انْفِصَامَ لَهَا
وَاللهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ ) البقرة : (256
Artinya: Tidak
ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar
daripada jalan yang sesat. Karena
itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka
sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak
akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.(Q.S.Al-Baqarah: 256)
Penjelasan yang tepat dan sesuai dengan kondisi merupakan sebuah metode
yang harus dikembangkan dalam pendidikan. Ketepatan dalam penjelasan dengan
memberikan bandingan yang sebaliknya merupakan suatu hal yang dapat menyebabkan
seseorang berubah secara total dalam hidupnya dari kesesatan menuju kepada
hidayah dan keta’atan terhadap perintah agama islam.
d. Untuk mendidik ketelitian
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ إِذَا ضَرَبْتُمْ فِي سَبِيلِ اللّهِ
فَتَبَيَّنُواْ وَلاَ تَقُولُواْ لِمَنْ أَلْقَى إِلَيْكُمُ السَّلاَمَ لَسْتَ
مُؤْمِناً تَبْتَغُونَ عَرَضَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا فَعِندَ اللّهِ مَغَانِمُ
كَثِيرَةٌ كَذَلِكَ كُنتُم مِّن قَبْلُ فَمَنَّ اللّهُ عَلَيْكُمْ فَتَبَيَّنُواْ
إِنَّ اللّهَ كَانَ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيراً ﴿٩٤﴾
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu pergi (berperang) di jalan Allah, maka telitilah dan janganlah kamu mengatakan kepada orang yang
mengucapkan "salam" kepadamu: "Kamu bukan seorang mu'min"
(lalu kamu membunuhnya), dengan maksud mencari harta benda kehidupan di dunia,
karena di sisi Allah ada harta yang banyak. Begitu jugalah keadaan kamu dahulu,
lalu Allah menganugerahkan ni`mat-Nya atas kamu, maka telitilah. Sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Diantara keunggulan pendidikan yang allah jelaskan didalam al-qur’an
adalah anjuran untuk teliti dan cermat. Ketelitian merupakan sebuah metode
penjelasan yang harus dikembangkan karena sangat penting. Dengan
ketelitian maka seseorang akan melakukan suatu keputusan yang tepat pada sa’at
yang sangat genting.
e. Untuk pembuktian sesuatu hal.
وَقَالُوا لَوْلَا يَأْتِينَا بِآيَةٍ مِّن رَّبِّهِ أَوَلَمْ
تَأْتِهِم بَيِّنَةُ مَا فِي الصُّحُفِ الْأُولَى ﴿١٣٣﴾
Artinya: Dan mereka berkata: "Mengapa ia tidak membawa bukti
kepada kami dari Tuhannya?" Dan apakah belum datang kepada mereka bukti yang nyata dari apa yang tersebut di dalam kitab-kitab yang
dahulu?
Ayat diatas menjelaskan bahwa orang yang menentang para rasul selalu
meminta bukti tentang kebenaran risalahnya. Padahal allah telah memberitahukan
kepada mereka bahkan melalui kitab yang sebelumnya tentang kebenaran ajaran
rasulullah. Oleh karena itu menjadi suatu pelajaran bagi kita metode
penjelasan dengan melakukan pembuktiaan tentang kebenaran sesuatu sehingga
para subyek didik tidak meminta buktinya dikemudian hari karena ada sesuatu
yang masih meragukannya.
f. Untuk mengingatkan kepada sejarah masa
lalu
قَدْ خَلَتْ مِن قَبْلِكُمْ سُنَنٌ فَسِيرُواْ فِي الأَرْضِ
فَانْظُرُواْ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذَّبِينَ ﴿١٣٧﴾ هَـذَا بَيَانٌ
لِّلنَّاسِ وَهُدًى وَمَوْعِظَةٌ لِّلْمُتَّقِينَ ﴿١٣٨﴾
Artinya:
Sesungguhnya telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunnah Allah; karena itu
berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang
yang mendustakan (rasul-rasul). (Al Qur'an) ini adalah penerangan bagi seluruh
manusia, dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa.
Diantara metode tabyin (penjelasan) yang paling baik adalah dengan
menjelaskan serta memberikan penerangan tentang peristiwa dimasa lampau untuk
dapat menjadi pelajaran bagi orang yang hidup dimasa kini dan yang akan datang.
Metode seperti ini sangatlah bermanfa’at untuk penyadaran bagi orang yang telah
lalai dan menyimpang dari kebenaran.
g. Untuk
memberikan penjelasan terhadap keterangan yang belum difahami.
قَالُوا
أَوَلَمْ تَكُ تَأْتِيكُمْ رُسُلُكُم بِالْبَيِّنَاتِ قَالُوا بَلَى قَالُوا
فَادْعُوا وَمَا دُعَاء الْكَافِرِينَ إِلَّا فِي ضَلَالٍ ﴿٥٠﴾
Artinya: Penjaga
Jahannam berkata: "Dan apakah belum datang kepada kamu rasul-rasulmu
dengan membawa keterangan-keterangan?" Mereka menjawab: "Benar, sudah datang".
Penjaga-penjaga Jahannam berkata: "Berdo`alah kamu". Dan do`a
orang-orang kafir itu hanyalah sia-sia belaka.
Orang yang tidak memahami hakekat persoalan selalu melakukan sesuatu yang
menyimpang dari kebenaran. Oleh karena itu menjelaskan sesuatu dengan detil
merupakan sebuah keharusan. Dengan demikian maka metode penjelasan dengan
penyampaian keterangan yang jelas yang belum dipahami haruslah selalu
dilakukan dalam proses pendidikan islam.
h. Untuk menguatkan keyakinan
لَمْ
يَكُنِ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ مُنفَكِّينَ
حَتَّى تَأْتِيَهُمُ الْبَيِّنَةُ ﴿١﴾
Artinya: Orang-orang kafir yakni ahli kitab dan orang-orang musyrik
(mengatakan bahwa mereka) tidak akan meninggalkan (agamanya) sebelum datang kepada
mereka bukti yang nyata,(QS. Al-Bayyinah: 1)
Yang dimaksudkan dengan Kafir pada ayat diatas ialah orang-orang yang
menolak, yang tidak mau percaya, tidak mau menerima kebenaran yang dibawa oleh
Rasul s.a.w. Mereka itu terdiri daripada ahlul-kitab, yaitu Yahudi dan Nasrani,
dan kaum musyrikin yang masih menyembah berhala. Artinya tidaklah; "Akan meninggalkan
(pendirian mereka),sampai datang bukti kepada mereka." (ujung ayat 1).
Arti ayat ini ialah bahwasanya ahlul-kitab (Yahudi dan Nasrani), demikian juga
kaum musyrikin, baik yang berada di Makkah atau di luar Makkah, akan tetaplah
memegang teguh pendirian mereka, kepercayaan yang mereka terima dari
nenek-moyang turun-temurun, sampai satu waktu datang kepada mereka keterangan
yang penuh dengan bukti-bukti kebenaran. Dari sini dapat kita lihat bahwa metode
tabyin dengan menguatkan keyakinan kepada kebenaran merupakan suatu hal
yang mutlak kita lakukan untuk dapat merubah keyakinan terhadap kesyirikan yang
sudah mengakar dalam hidupnya. Karena hanya dengan metode ini yang dapat
menguatkan hati mereka untuk menerima kebenaran agama islam.
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian-uraian yang penulis kemukakan pada bab
sebelumnya, maka pada bab terakhir ini penulis dapat mengambil beberapa
kesimpulan yaitu:
1.
Metode Tabyin adalah suatu cara atau system penjelasan dengan menggunakan
keterangan dan hujjah yang nyata menyangkut dengan proses pendidikan islam.
2.
Metode Tabyin yang sangat banyak sekali
dijelaskan dalam al-qur’an tentang cara pemakaian yang tepat. Adapun hal yang
penulis anggap urgen untuk dikaji dalam makalah ini tentang pemakaian metode tabyin yang perlu untuk dikembangkan adalah sebagai berikut:
a.
Untuk check and recheck
informasi.
b.
Untuk menjelaskan kebenaran yang hakiki.
c.
Untuk memberikan penjelasan yang tepat.
d.
Untuk mendidik ketelitian
e.
Untuk pembuktian suatu hal.
f.
Mengingatkan kepad sejarah masa lalu.
g.
Untuk menguatkan keyakinan.
DAFTAR PUSTAKA
Armai
Arief, MA, Dr., Pengantar Ilmu dan
Metodologi Pendidikan Islam, (Ciputat Pers: Jakarta Selatan), 2002
Jamil
Zaim, Muhammad bin, Petunjuk Praktis Bagi
Pendidik Muslim, (Pustaka Istiqamah: Jakarta), 1997
M. Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer, (Arkola: Surabaya), 1994
Mahmud Yunus, Kamus Bahasa Arab-Indonesia, (PT.Hidakarya Agung: Jakarta), 1989
Mu’tamar
al-‘arabi litta’lim, Al-mu’jam al-‘arabi Al-asasii, .
Ahmad
Warsono Munawwir, Kamus Al-Munawwir, (diterbitkan di krapyak-yokjakarta).
KH. Adib
Bisri dan KH. Munawwir A.Fatah, Kamus Al-Bisri (pustaka progresif, Surabaya
cet. I tahun 1999).
At-tabik
Lutfi dan ahmad Zuhri Muhdar, Kamus kontemporer arab-indonesia,
(penerbit Multi Karya Grafika-yokyakarta, tahun 2003, cet. VIII)
Mufradaat al-qur’an, tafsir wal bayan ma’a fahrits, damsyik Beirut.
[1] M.Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer, (Arkola: Surabaya,
1994), hal. 461.
[2] Mahmud Yunus, Kamus Bahasa Arab-Indonesia,
(PT.Hidakarya Agung: Jakarta, 1989),
hal. 277.
[3] Mu’tamar al-‘arabi litta’lim, Al-mu’jam al-‘arabi Al-asasii,
hal 190.
[4] Ahmad Warsono Munawwir, Kamus Al-Munawwir, (diterbitkan di
krapyak-yokjakarta) hal. 136
[5] KH. Adib Bisri dan KH. Munawwir A.Fatah, Kamus Al-Bisri (pustaka
progresif, Surabaya cet. I tahun 1999)hal. 47
[6] At-tabik Lutfi dan ahmad Zuhri Muhdar, Kamus kontemporer
arab-indonesia, (penerbit Multi Karya Grafika-yokyakarta, tahun 2003, cet.
VIII) hal. 403.