Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Viral… Inilah Pemuda Indonesia Berdarah Kalimantan jadi Imam Tetap Mekkah Sejak Usia 15 Tahun

Viral… Inilah Pemuda Indonesia Berdarah Kalimantan jadi Imam Tetap Mekkah Sejak Usia 15 Tahun

Viral… Inilah Pemuda Indonesia Berdarah Kalimantan jadi Imam Tetap Mekkah Sejak Usia 15 Tahun

Parasnya tampan. Suaranya juga sangat merdu. Di umurnya yang masih 21 tahun, dia telah mencuri perhatian masyarakat dunia. Pemuda Indonesia ini didaulat menjadi imam tetap di Mekkah, Arab Saudi sejak umur 15 tahun. Dia begitu fasih membaca Al- Qur’ an di Masjidil Haram. Tampil di hadapan Imam Masjidil Haram Syekh Sudais, para ulama dan tokoh Mekkah, seperti Amir Kota Mekkah dan Naib Amir dan yang lain. Pemuda itu bernama Syekh Asal Syu’ bah bin Haji Yanto al- Makki al- Banjari. Akrab disapa ustaz Asal.

Dia merupakan anak angkat Guru Syairazi Kandangan dan anak angkat Imam Masjidil Haram Syekh Dr Hasan Bukhari. Kisah ustaz Asal seketika jadi viral sesudah diunggah ke Facebook oleh Nur Hidayatullah Yuzarsif, Dosen Fakultas Syari’ ah dan Hukum UIN Walisongo Semarang. Lewat unggahannya, Nur Hidayatullah menceritakan panjang lebar tentang sosok ustaz Asal.

Disebutkan bahwa ustaz Asal menjadi imam salat rawatib, tarawih, dan qiyamul lail di beberapa masjid di Makkah, antara lain: Masjid Al- Bashawiri dan Masjid‘ Asyur Bukhari( 2012), Masjid Ar- Ridha( 2013), Masjid Syekh ibn Utsmain( 2014), Masjid Bin Laden( 2015), dan Masjid Birrul Walidain( 2016, 2018). Tahun 2017 dia tidak menjadi imam di Mekkah sebab kembali ke kampung halamannya di Kandangan– Kalimantan Selatan, sekaligus menemui salah seorang gurunya yang bernama Tuan Guru Haji Ahmad Syairazi.

Ustaz Asal lahir di Mekkah pada tahun 1997, anak pertama dari pasangan Ustaz Yanto dan Ustazah Mariyati. Walaupun semenjak lahir menetap di Mekkah, kewarganegaraan ustaz Asal tetap Indonesia. Bapak dan ibunya berasal dari Ambutun, Kandangan, Kalimantan Selatan.

Berikut cerita lengkap Nur Hidayatullah Yuzarsif:

“ Asal” begitu panggilan guru dan ulama Makkah kepadanya, tidak pernah mondok seperti kebanyakan ustadz pada umumnya.

Dia mukim di rumah orang tuanya di Makkah.

Di umur 12 tahun dia menuntaskan hafalan Alquran, serta meraih ijazah hafalan Alquran dengan predikat“ Excellent” dari Lembaga Hafalan Alquran tingkat Kota Makkah.

Dia telah menamatkan bacaan dan hafalan Alquran serta masih rutin mereview di bawah bimbingan Imam Masjidil Haram Syekh Dr Hasan Bukhari, apalagi telah menamatkan Alquran riwayat Syu’ bah bin‘ Ashim Al- Kufi di bawah bimbingan Imam Masjidil Haram tersebut.

Pemuda yang suka mendendangkan nasyid ini juga sempat meraih juara 1 Musabaqah Tilawatil Qur’ an Tingkat Kota Makkah, dan peringkat utama dengan Predikat Exelent pada Musabaqah Hifzhil Qur’ an di Masjid al- Kuwaiti.

Dirinya sering tampil di stasiun televisi di Kota Makkah, diundang membacakan ayat suci Alquran pada acara- acara spesial yang dihadiri oleh para syekh, ulama, serta tokoh di Kota Makkah.

Tidak hanya jadi Imam Masjid Birrul Walidain di kawasan Zaidi Makkah, saat ini Ustadz Asal juga padat jadwal mengajar hafalan, tahsin dan tilawah alquran, di beberapa tempat; antara lain di Masjid‘ Asyur Bukhari Makkah, di bawah binaan Syekh Hasan Bukhari, mengajar mahasiswa luar negeri di Masjid Fakultas Dakwah di bawah binaan Universitas Ummul Qura.

Setiap bulan Sya’ ban diadakan penutupan tahfizh, sehingga mahasiswa kembali ke negerinya masing- masing.

Di saat seperti itu Ustadz Asal kembali tampil bersama tokoh dan ulama Makkah seperti Imam Masjidil Haram Syekh Dr. Hasan Bukhari dan Khatibnya Imam Saleh al- Thalib yang juga tercatat selaku Hakim Agung di Kota Makkah.

Demikianlah cerita seorang pemuda Indonesia yang berhasil di tempat turunnya Islam.

Dia berpesan kepada umat Islam spesialnya para pelajar dan generasi muda supaya menyibukkan diri dengan Alquran.

Karena Alquran merupakan kitab yang sangat mulia, diwahyukan kepada nabi yang paling mulia, Nabi Muhammad SAW, lewat malaikat yang paling mulia, Jibril AS, diturunkan di dataran bumi yang sangat mulia, Mekkah, pada bulan yang sangat mulia, Ramadhan, dan di malam yang sangat mulia, malam lailatul qadar, yang lebih baik dari seribu bulan.

Hingga, mereka yang memuliakan Alquran merupakan mereka yang dimuliakan Allah SWT.

Betapa banyak orang yang memuliakan Alquran, hidup dan kehidupannya terus menjadi berkah dan sukses.

Memuliakan Alquran dengan membacanya, memahami dan mentadabburinya; syukur- syukur dapat menghafal dan mengamalkannya dengan penuh keikhlasan. Semoga…

Artikel ini telah tayang di kaltim.tribunnews.com dengan judul “VIRAL! Pemuda Indonesia Berdarah Kalimantan jadi Imam Tetap Mekkah Sejak Usia 15 Tahun