Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Pengertian Pendidikan Anak dalam Islam


BAB II

PENDIDIKAN ANAK DALAM ISLAM
Pengertian Pendidikan Anak dalam Islam


A.    Pengertian Pendidikan Anak

Pendidikan berasal dari kata didik yang artinya ”memelihara, memberi latihan, dan pimpinan, kemudian kata didik itu mendapat awalan pe- akhiran- an sehingga menjadi pendidikan yang artinya perbuatan mendidik.”[1] Pendidikan adalah “usaha-usaha untuk membina pribadi muslim yang terdapat pada pengembangan dari segi spiritual, jasmani, emosi, intelektual dan sosial.”[2]
Tarbiyah/pendidikan Islam diartikan sebagai usaha mengubah tingkah laku individu dalam kehidupan pribadinya, kehidupan kemasyarakatannya dan kehidupan dalam alam sekitarnya dengan dilandasi oleh nilai-nilai Islam. Dari ungkapan tersebut jelas bahwa pendidikan merupakan rangkaian usaha membimbing, mengarahkan potensi hidup manusia yang berupa kemampuan-kemampuan dasar dan kemampuan belajar, sehingga terjadi perubahan di dalam kehidupan pribadinya, sebagai makhluk individu dan sosial serta dalam hubungannya dengan alam sekitar, yang kesemuanya mengacu kepada nilai-nilai Islam.
Pendidikan adalah usaha orang dewasa secara sadar untuk membimbing dan mengembangkan kepribadian serta kemampuan dasar anak didik baik dalam bentuk pendidikan formal maupun non formal.”[3] Pendidikan  adalah “bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.”[4] pendidikan ialah “semua perbuatan atau usaha dari generasi tua untuk mengalihkan pengetahuannya, pengalamannya, kecakapannya, dan ketrampilannya kepada generasi muda. Sebagai usaha menyiapkan agar dapat memenuhi fungsi hidupnya baik jasmani maupun rohani.”[5]
Anak adalah karunia Allah Swt. yang tidak dapat dinilai dengan apapun. Ia menjadi tempat curahan kasih sayang orang tua. Namun sejalan dengan bertambahnya usia sang anak, muncul “agenda persoalan” baru yang tiada kunjung habisnya. “Ketika beranjak dewasa anak dapat menampakkan wajah manis dan santun, penuh berbakti kepada orang tua, berprestasi di sekolah, bergaul dengan baik dengan lingkungan masyarakatnya, tapi di lain pihak dapat pula sebaliknya. Perilakunya semakin tidak terkendali, bentuk kenakalan berubah menjadi kejahatan, dan orangtua pun selalu cemas memikirkanya”.[6]
Hanya ada satu cara agar anak menjadi permata hati dambaan setiap orangtua, yaitu melalui pendidikan yang bersumber dari nilai-nilai Islam. Islam telah memberikan dasar-dasar konsep pendidikan dan pembinaan anak, bahkan sejak masih dalam kandungan. Jika anak sejak dini telah mendapatkan pendidikan Islam, Insya Allah ia akan tumbuh menjadi insan yang mencintai Allah Swt. dan Rasul-nya serta berbakti kepada orangtuanya. “Upaya dalam mendidik anak dalam naungan Islam sering mengalami kendala. Perlu disadari disini, betapa pun beratnya kendala ini, hendaknya orangtua bersabar dan menjadikan kendala-kendala tersebut sebagai tantangan dan ujian”.[7]
Mendidik anak setidaknya ada dua macam tantangan, yang satu bersifat internal dan yang satu lagi bersifat eksternal. Kedua tantangan ini sangat mempengaruhi perkembangan anak.Sumber tantangan internal yang utama adalah orangtua itu sendiri. Ketidakcakapan orangtua dalam mendidik anak atau ketidak harmonisan rumah tangga. “Sunatullah telah menggariskan, bahwa pengembangan kepribadian anak haruslah berimbang antara fikriyah (pikiran), ruhiyah (ruh), dan jasadiyahnya (jasad)”.[8]
Tantangan eksternal pun juga sangat berpengaruh dan lebih luas lagi cakupannya. Tantangan pertama bersumber dari lingkungan rumah. Informasi yang yang didapat melalui interaksi dengan teman bermain dan kawan sebayanya sedikit banyak akan terekam. Lingkungan yang tidak Islami dapat melunturkan nilai-nilai Islami yang telah ditanamkan di rumah. Yang berikutnya adalah lingkungan sekolah. Bagaimanapun juga guru-guru sekolah tidak mampu mengawasi anak didiknya setiap saat. Interaksi anak dengan teman-teman sekolahnya apabila tidak dipantau dari rumah bisa berdampak negatif. Sehingga memilihkan sekolah yang tepat untuk anak sangatlah penting demi terjaganya akhlak sang anak. “Anak-anak Muslim yang disekolahkan di tempat yang tidak Islami akan mudah tercemar oleh pola fikir dan akhlak yang tidak Islami sesuai dengan pola pendidikannya, apalagi mereka yang disekolahkan di sekolah nasrani sedikit demi sedikit akhlak dan aqidah anak-anak Muslim akan terkikis dan goyah. Sehingga terbentuklah pribadi-pribadi yang tidak menganal Islam secara utuh”.[9]
Pendidikan merupakan salah satu tonggak penting dan mendasar bagi kebahagiaan hidup manusia. Nasib baik atau buruk secara lahir maupun batin seseorang, sebuah keluarga, sebuah bangsa, bahkan seluruh umat manusia, bergantung secara langsung pada bentuk pendidikan mereka sejak masa kanak-kanak. Tentang dampak pendidikan, para pemikir berpendapat bahwa pendidikan dalam batas tertentu mampu menghilangkan sifat-sifat turunan dan genetic dalam diri manusia sekalugis menggantikannya dengan sifat dan kondisi yang baru.[10] dalam Islam, pendidikan dalam Islam merupakan bagian yang luar biasa pentingnya. Bahkan dapat dikatakan bahwa tujuan mendasar dari diturunkannya Kitab-kitab suci dan agama-agama samawi serta pengutusan para Nabi adalah pendidikan yang benar bagi umat manusia.
Masalah pendidikan bagi anak merupakan hal terpenting. Nilai penting pembinaan dan pendidikan yang berhubungan dengan kebahagiaan hidup atau kesengsaraan akhir manusia adalah sangat jelas. Kita harus menyadari bahwa pendidikan yang benar dan berhasil, sampai pada taraf maksimal berada dipundak para orang tua sejak anak-anak mereka masih kanak-kanak, bahkan sejak mereka belum lahir.
Pendidikan anak perlu diperhatikan jika kita bersalah dalam mendidik anak, maka bahayanya tidak menimpa anak itu saja, akan tetapi mengenai banyak orang, masyarakat, bahkan mungkin berpengaruh terhadap generasi berikutnya. Karena itu pendidikan Islam memberikan bimbingan dan petunjuk kepada semua penanggung jawab dan penyelenggara pendidikan, baik didalam keluarga, sekolah dan di masyarakat. Jadi pendidikan anak dalam Islam yaitu usaha berupa pengajaran, bimbingan dan asuhan terhadap anak agar kelak jika selesai pendidikanya dapat memahami, mengerti dan mengamalkan agama Islam serta menjadikannya sebagai jalan kehidupan baik pribadi mampu kehidupan masyarakat.



[1] Hobby, Kamus Populer, Cet.XV, (Jakarta: Central, 1997), hal 28.

[2] Syaiful Djamarah, Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak dalam Keluarga, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), hal. 78.
[3] M. Arifin, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 2006), hal. 12.

[4]Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan, (Bandung: Al Ma’arif, 2000), hal.19.

[5]Soegarda Poerbakawatja, et. al. Ensiklopedi Pendidikan, (Jakarta: Gunung Agung, 2008), hal. 257.

[6]Abdullah Nashih Ulwan, Tarbiyatul Aulad fil-Islam, Terj. Khalilullah Ahmas Masjkur Hakim, Cet. 2, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1992), hal. 5.
[7] Ulwan, Tarbiyatul..., hal. 7.

[8] Ibid., hal. 8.
[9] Ulwan, Tarbiyatul..., hal. 10.

[10]Abdul Hamid Al-Bilali, Madrasah Pendidikan Jiwa, (Jakarta: Gema Insani Press, 2003), hal. 14.