Harga Teman Dekat

Harga Teman Dekat


"...Pakailah bajuku

Pilih mana yang kau suka

Sematkan cicinku di s'luruh jarimu

Teman baikku berkata 'gunakan aku'

Tak perlu kurisau membayar

Pamrih yang tersirat..."

Penggalan lirik lagu lama milik Nugie yang berjudul Teman Baik diatas menggambarkan betapa teman dekat adalah bagian dari diri kita yang lain. Ya, teman-teman yang mengenal kita secara dekat. Teman yang mengenal segala keterbatasan yang kita punya, namun tetap bertahan tanpa malu ataupun terbeban. Teman dekat amat berbeda dengan teman maya.

Mereka mengenal kita secara nyata. Menemani hampir separuh usia.

Bukan hanya melalui tulisan ataupun pencitraan lewat dunia maya. Mereka mengenal orang tua kita. Mengetahui kondisi rumah kita. Riwayat penyakit yang kita derita. Bahkan makanan yang menyebabkan alergi pada kulit kita.

Teman dekat mampu merasakan kesedihan tanpa kita utarakan. Peka akan kondisi keuangan tanpa kita ceritakan. Teman dekat biasanya diam di dunia maya. Berkomentar pun jarang. Namun ketika kita menggapai impian, merekalah terlebih dahulu yang menghubungi dan mengucapkan do'a keselamatan.

Saat kita mulai mengaktualisasikan diri dan menghasilkan sebuah karya, teman dekat adalah orang-orang pertama yang membeli dan ikhlas mempromosikannya. Mereka dengan bangga mengatakan: "Ini karya teman kita."

Teman dekat adalah mereka yang rela kain bakal bajunya dijadikan bahan percobaan demi mendukung temannya yang sedang belajar menjahit. Ketika baju tersebut tak bisa dipakai, ia tetap membayar dan terus memberikan motivasi agar tak gampang menyerah. Tak lama ia memberikan lagi bakal kain yang lain, katanya:

"Jahitanmu sangat rapi. Cuma bajuku kurang pas di pinggang. Coba kau jahit lagi yang ini. Aku yakin kau bisa. Jangan ragu-ragu! Potong saja. Anggap saja punya sendiri." Sungguh ada teman yang seperti ini. Secara tidak langsung mengajarkan bagaimana kita merangkak, berdiri, berjalan hingga berlari.

Teman dekat selalu mendekat, saat kita dijauhi. Selalu merengkuh, saat yang lain membiarkan kita terjatuh. Sungguh suatu anugerah istimewa jika kita memilikinya.

Tulisan ini saya dedikasikan untuk semua teman dekat saya, teman SD, SMP, SMA yang mungkin sekarang sudah saling jauh, namun selalu dekat dalam dukungan dan do'a.

Kota Sabang,

05 Oktober 2020

Penulis: Ismi Marnizar

0 Comments